Lagi-lagi, Balon Mata-mata China Terbang di Sekitar Taiwan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan empat balon China terbang di dekat pangkalan udara Taipei pada Selasa (2/1/2024). Kementerian mulai melaporkan insiden semacam itu pertama kalinnya pada bulan Desember.
Secara terbuka, kementerian mecatat ada enam insiden. Tiga dari empat balon dikatakan terbang masing-masing sejauh 194 mil laut, 160 mil laut, dan 159 mil laut ke arah barat daya Ching Chuan Kang yang merupakan pangkalan angkatan udara penting Taiwan.
Kemeneterian menjelaskan balon-balon tersebut kemudian menghilang di berbagai titik. Kementerian juga meyakini bahwa balon-balon tersebut sebagian besar digunakan sebagai pemantau cuaca.
1. Taiwan waspada dengan aktivitas militer dan politik China
Kemungkinan China menggunakan balon untuk memata-matai telah menjadi isu global pada Februari tahun lalu. Saat itu, Amerika Serikat (AS) menembak jatuh balon pengintai China. Beijing mengatakan bahwa balon yang terbang di langit AS tersesat.
Menjelang pemilihan presiden dan parlmen pada 13 Januari, Taiwan sangat waspada dengan aktivitas militer maupun politik Beijing. China mengklaim Taiwan adalah bagian dari negaranya.
“Pemilihan presiden akan segera tiba dan balon adalah semacam alat intimidasi militer,” kata Pakar konflik Ou Sifu dari Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan. China ingin mempengaruhi lebih banyak “suara pro-Beijing,” kata pakar tersebut.
Baca Juga: Gegara Balon Mata-mata, Menlu AS Batal Kunjungi China
Editor’s picks
2. Kementerian Taiwan menolak berkomentar tentang balon China
Kementerian menolak berkomentar secara spesifik saat ditanya apakah balon terbaru Beijing dimaksudkan untuk tujuan pemantauan cuaca atau untuk tujuan lain. Namun, kementerian mengatakan bahwa mereka memantau dengan cermat dan akan merespons balon dengan cepat.
Kementerian juga mengumpulkan informasi menganai jalur yang dilewati balon untuk keperluan evaluasi dan analisis. Dalam empat tahun terakhir Beijing telah meningkatkan kehadiran militernya di sekitar Taiwan.
Menanggapi tekanan militer Beijing, Taiwan telah mengirimkan pesawat tempur dan kapal angkatan laut di sekitar pulau tersebut.
3. Taiwan menolak berdialog dengan Beijing
China menolak untuk menjalin hubungan dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen selama masa jabatannya. Hal itu karena Tsai tidak mengakui klaim China atas pulau Taiwan.
Wakil Tsai, Lai Ching-te yang mendeklarasikan diri sebagai pekerja pragmatis untuk kemerdekaan Taiwan adalah kandidat terdepan dalam pemilu 13 Januari. Beijing menyebut Lai sebagai pembuat Onar dan separatis.
Dalam debat pemilu yang diadakan minggu lalu, Lai menegaskan bahwa kedaulatan dan kemerdekaan Taiwan adalah milik rakyatnya. Dia juga telah berulang kali menolak berdialog dengan Beijing.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.