Gawat! Ratusan Siswi Sekolah di Iran Diyakini Sengaja Diracuni

Peracunan bertujuan menutup pendidikan untuk perempuan

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Iran, Yohanes Panhi, mengatakan beberapa orang telah diduga meracuni siswi yang berada di kota Qom. Laporan dari media pemerintah mengatakan bahwa tujuan dari peracunan para siswi tersebut bertujuan untuk menutup pendidikan untuk anak perempuan di Iran.

Secara tersirat, pada Minggu (26/2/2023), Panhi mengonfirmasi  bahwa percuanan itu disengaja.

Terhitung sejak November 2022, ratusan kasus keracunan pernapasan telah dilaporakan terjadi di kalangan siswi terutama mereka yang berada di kota Qom, selatan Teheran. Beberapa korban di antaranya memperlukan perawatan di rumah sakit.

Baca Juga: Iran Hukum Mati Warga Jerman atas Tuduhan Terorisme

1. Belum ditemukan penyebab dari keracuanan yang dialami para siswi di Iran

Melansir RFE/RL, insiden pertama dari keracunan tersebut diyakini terjadi pada November 2022. Kala itu, 18 siswi di kota Qom dibawa ke rumah sakit setelah mengeluhkan gejala mual, sakit kepala, batuk, kesulitan bernapas, jantung berdebar, mati rasa, serta mengalami nyeri di kaki atau tangan.

Semenjak saat itu, sejumlah siswa di sekolah negeri dipisahkan berdasarkan jenis kelamin. Puluhan siswa telah menerima perawatan akibat kasus keracunan tersebut.

Semantara pihak berwenang mengatakan bahwa mereka belum dapat menentukan penyebab gelombang penyakit yang belum diketahui sumbernya itu, meskipun telah dilakukan tes toksikologi.

Pakar medis belum menemukan penyebab infeksi bakteri atau virus dalam sampel darah yang telah diambil dari siswa yang sakit. Namun, pihak berwenang tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa gas beracun dapat menyebabkan penyakit, sebab beberapa siswa melaporkan bau aneh yang terdapat di ruang kelas mereka.

Baca Juga: Kejaksaan Iran Sembunyikan Kasus Demonstran yang Diperkosa Polisi

2. Para ekstremis agama, diduga berada di balik insiden keracuanan para siswi di Iran

Gawat! Ratusan Siswi Sekolah di Iran Diyakini Sengaja Diracuniilustrasi(unsplash.com/Sohaib Al Kharsa)

Sementara kepala jaksa Iran, Mohamamad Javad Montazeri, mengatakan pada 21 Februari 2023, bahwa insiden tersebut bisa dikatakan disengaja.

Sebelumnya, seorang parlemen dari Qom, Mojtaba Zolnour, mengatakan bahwa penyakit yang dialami para siswa itu bisa dikatakan tidak normal. Anggota parlemen lain, Ahmad Amirabadi Farahani, juga mengatakan bahwa insiden tersebut dapat menimbulkan ketakutan dan histeria bagi para siswa.

Beberapa orang berspekulasi bahwa para ekstremis agama, sedang melakukan upaya untuk menimbulkan ketakutan dan mencegah anak perempuan untuk bersekolah. Itu diduga menjadi salah satu penyebab di balik insiden tersebut.

Baca Juga: Iran Diusir dari Komisi PBB untuk Perempuan

3. Taliban Afghanistan terus melakukan penutupan sekolah perempuan

Melansir The National News, semua serangan racun ditujukan terhadap sekolah perempuan. Kasus seperti ini pertama kali dilaporakan pada November yang terjadi di salah satu sekolah menengah di kota Qom.

Laporan dari surat kabar Etemad melaporkan, sedikitnya 14 sekolah di empat kota telah diserang, di antaranya, di kota Ardebil yang berada di barat laut Teheran dan kota barat Borujerd.  

Insiden peracunan para siswi itu terjadi saat Taliban di negara Afghanistan, yang merupakan tetangga Iran, terus melakukan penutupan sekolah dan universitas untuk anak perempuan dan para perempuan di negara tersebut.

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya