Somalia Siap Perang jika Ethiopia Bangun Pelabuhan di Somaliland 

Somaliland izinkan Ethiopia bangun pelabuhan di wilayahnya

Jakarta, IDN Times - Somalia siap berperang untuk menghentikan pengakuan Ethiopia atas wilayah Somaliland dan akan membangun pelabuhan di sana, The Guardian melaporkan pada Sabtu (13/1/2024).

Nota kesepahaman yang ditandatangani pada 1 Januari 2023 menyebutkan bahwa Somaliland mengizinkan Adis Ababa untuk mengembangkan pangkalan angkatan laut di pantai Somaliland.

Somalia mengklaim Somaliland sebagai bagian dari wilayahnya. Mogadishu menyatakan perjanjian yang dibuat pada awal tahun itu batal. Minggu lalu, Presiden Hassan Sheikh Mohamud meminta warga Somalia bersiap untuk mempertahankan tanah air mereka.

“Kami sedang mengupayakan semua opsi diplomatik dan saya pikir Ethiopia akan sadar, tapi kami siap berperang jika Abiy (Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed) menginginkan perang,” kata penasihat senior presiden Somalia.

Baca Juga: Ethiopia Tandatangani Perjanjian Pakai Pelabuhan di Somaliland

1. Kesepakatan yang mengejutkan Somalia

Penasihat tersebut mengatakan, kesepakatan pelabuhan Somaliland- Ethiopia mengejutkan Somalia. Pada pertemuan puncak di Arab Saudi pada November 2023, Abiy membantah ketika ditanya oleh Mohamud menganai niat Ethiopia mencari akeses laut melalui Somaliland.

Somaliland adalah negara kolini Inggris hingga tahun 1960. Wilayah itu menikmati kemerdekaan selama lima hari sebelum secara sukarela bergabung dengan Somalia yang merupakan bekas jajahan Italia.

Persatuan itu berakhir dengan pemisahan Somaliland pada tahun 1991, setelah rezim pembebasan selama satu dekade melawan rezim militer yang didukung Soviet. Secara de facto, Somaliland saat ini adalah negara merdeka.

2.  Somaliland belum diakui sebagai sebuah negara

Somalia Siap Perang jika Ethiopia Bangun Pelabuhan di Somaliland ilustrasi bendera Somaliland.(pixabay.com/jorono)

Meskipun telah merdeka secara de facto, hal itu belum diakui oleh negara man pun. Pemerintah negara-negara Barat menyatakan tidak akan mengakui hal ini sebelum negara-negara di Afrika mengakuinya.

Tanpa adanya pengakuan, Somaliland akan kesulitan menarik investasi dan terputus dari pendanaan internasional. Menteri Luar Negeri Somaliland, Essa Kayd, mengatakan kesepakatan pelabuhan dengan Ethiopia akan “melegitimasi penentuan nasib sendiri” dan dapat memicu “efek domino” dari negara-negara lain yang mengakui wilayah tersebut.

“Pengakuan adalah apa yang kami perjuangkan selama ini dan itu adalah hal terpenting yang bisa kami tawarkan kepada masyarakat Somaliland,” kata Kayd. “Etiopia memerlukan akses laut dan kami memerlukan pengakuan, sehingga Anda dapat melihat bagaimana kebutuhan ini dapat dipenuhi,” katanya, dikutip Arab News.

Baca Juga: Bentrok di Somaliland Timur Tewaskan Sedikitnya 34 Orang 

3. Sebuah memorandum kesalahpahaman

Somalia Siap Perang jika Ethiopia Bangun Pelabuhan di Somaliland ilustrasi buku tulis.(pexels.com/David Bares)

Ethiopia mengatakan bahwa pihaknya hanya setuju untuk melakukan penilaian mendalam terhadap pengambilan sikap terkait upaya Somaliland untuk mendapatkan pengakuan.

Seorang diplomat Barat menggambarkan kesepakatan yang ditandatangani Somaliland dan Ethiopia adalah sebuah “memorandum kesalahpahaman”. Diplomat itu juga menambahkan, “Ethiopia bersikeras bahwa mereka tidak setuju untuk mengakui Somaliland.”

Rencana Ethiopia untuk membuka akses laut terjadi di tengah pembangunan Bendungan Grand Ethiopian Renaissance yang membuat marah Mesir dan Sudan. Menurut kedua negara tersebut, bendungan itu akan mengurangi akses mereka ke air Sungai Nil. 

Baca Juga: Parlemen Somaliland Perpanjang Masa Jabatan Presiden

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

seorang pencari sumber angin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya