Suhu Air Tinggi, Lebih dari 100 Lumba-Lumba Mati di Amazon

Semua lumba-lumba yang mati ditemukan di Danau Tefe

Jakarta, IDN Times- Lebih dari 100 lumba-lumba ditemukan mati di Amazon, Brasil. Dugaan sementara akibat kekeringan yang melanda negara tersebut dan suhu air yang mencapai rekor tertinggi di berbagai tempat.

Institut Mamiraua, fasilitas penelitiaan yang didanai oleh Kementerian Ilmu Pengetahuan Brasil, mengatakan bahwa semua lumba-lumba yang mati ditemukan di Danau Tefe dalam seminggu terakhir. Tingginya kematian lumba-lumba bukan hal yang biasa, ujar lembaga penelitian tersebut.

“Masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kejadian ekstrem ini, namun menurut para ahli kami, hal ini pasti terkait dengan periode kekeringan dan suhu tinggi di Danau Tefe, yang di beberapa titik suhunya melebihi 39 derajat celsius (102 derajat Fahrenheit),” kata para peneliti kepada CNN Brasil.

1. Brasil mengalami cuaca ekstrem yang parah

Sungai Amazon, yang banyak diketahui sebagai jalur air terbesar di dunia, saat ini sedang mengalami musim kemarau. Hal itu ditandai dengan berkurangnya permukaan air yang berakibat pada meningkatnya suhu di perairan.

Perubahan suhu, yang mencapai rekor tertinggi, juga menyebabkan makhluk sungai lainnya bergulat dengan dampak tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, Brasil telah mengalami cuaca ekstrim yang sangat parah.

Salah satu penyebab cuaca ekstrim parah adalah perubahan iklim yang disebabkan ulah manusia dan pengaruh El Nino. Dampak cuaca ekstrem juga mengakibatkan wilayah selatan Brasil dilanda banjir besar, sementara di wilayah utara menghadapi musim kemarau yang sangat parah.

Baca Juga: Brasil Sita 28,7 Metrik Ton Sirip Hiu, Terbesar dalam Sejarah Brasil!

2. Lumba-lumba punya peran penting untuk kesehatan sungai

Lumba-lumba memainkan peran penting sebagai indikator kesehatan sungai secara keseluruhan, yang akan berdampak secara langsung pada masyarakat yang tinggal di tepi sungai.

Para peneliti dan aktivis mencoba menyelamatkan lumba-lumba yang masih hidup dengan memindahkannya dari laguna dan kolam di pinggiran sungai ke bagian utama sungai yang airnya lebih dingin. Dikabarkan, operasi penyelamatan itu berjalan tidak mudah karena letaknya yang terpencil.

“Memindahkan lumba-lumba sungai ke sungai lain tidaklah aman karena penting untuk memverifikasi apakah ada racun atau virus sebelum melepaskan hewan tersebut ke alam liar,” kata peneliti di Institut Mamiraua, Andre Coelho, dikutip dari WION

3. Kekeringan berdampak pada sektor ekonomi Brasil

Selain berdampak pada kehidupan sungai dan lingkungan, kekeringan yang melanda Brasil juga berdampak pada sektor ekonomi negara tersebut.

Laporan mengenai ketinggian air, yang berada di bawah rata-rata di 59 kota di Negara Bagian Amazonas, telah menghambat transportasi. Operasi penangkapan ikan di sepanjang sungai juga mengalami hambatan.

CNN Brasil melaporkan, pihak berwenang telah mengantisipasi kondisi kekeringan yang mungkin lebih parah dalam beberapa minggu ke depan. Keadaan itu kemungkinan dapat menyebabkan lebih banyak lumba-lumba mati.

Baca Juga: Presiden Lula da Silva: Putin Tak Akan Ditangkap saat KTT G20 Brasil

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya