Pakistan Minta Jerman Adili Pelaku Penyerangan Konsulat

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Pakistan, pada Minggu (21/7/2024), meminta Jerman mengadili pelaku penyerbuan dan vandalisme terhadap konsulatnya di Frankfurt. Para pelaku melempari area konsulat dengan batu dan menurunkan bendera nasional milik negara itu.
Sekitar 400 pengunjuk rasa yang membawa bendera Afghanistan melakukan protes di luar konsulat pada Sabtu. Demonstrasi itu diselenggarakan untuk menyoroti keluhan terhadap militer dan dinas intelijen Pakistan, yang oleh penyelenggara dituduh membunuh para kritikus dan lawan politik.
Terkait protes tersebut, Pakistan menyampaikan otoritas Jerman tidak memberitahu staf konsulat tentang protes yang akan datang. Pihak berwenang juga tidak meningkatkan keamanan untuk fasilitas diplomatik sesuai dengan prosedur operasi standar.
1. Jerman diminta mematuhi Konvensi Wina
Dilansir DW, Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar mengatakan, konsulatnya telah diserang sekelompok ekstremis dan membahayakan nyawa staf. Karena masalah itu ia mengatakan negara telah mengajukan protes keras kepada pemerintah Jerman.
Dar meminta Jerman untuk memenuhi tanggung jawabnya sesuai Konvensi Wina dan memastikan keamanan misi diplomatik dan stafnya.
"Tempat kedudukan misi diplomatik tidak dapat diganggu gugat (dan negara tuan rumah) harus melindungi misi tersebut dari gangguan atau kerusakan."
Dalam Konvensi Jenewa tentang Hubungan Diplomatik tahun 1961 juga mengatur hak dan perlindungan misi diplomatik, memberikan diplomat kebebasan untuk melaksanakan tugas mereka tanpa hambatan atau intimidasi dari negara tuan rumah.
Dar juga mendesak pihak berwenang mengambil tindakan segera untuk menangkap dan mengadili mereka yang terlibat dalam insiden tersebut, dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas kelalaian keamanan.
Kementerian tersebut juga mengutuk kegagalan negara-negara Eropa dalam melindungi konsulatnya.
2. Jerman sempat menutup konsulatnya di Pakistan

Dilansir VOA News, pada 8 Juli, Jerman mengumumkan penutupan konsulatnya di kota Karachi, Pakistan selatan. Langkah itu diambil dengan alasan masalah keamanan yang akan segera terjadi, tapi tidak menyebutkannya secara rinci.
Namun, pengumuman konsulat pada Jumat mengatakan bahwa fasilitas diplomatik Jerman telah melanjutkan operasi secara normal. Penutupan konsulat tersebut secara tiba-tiba diyakini telah membuat marah Pakistan.
"Konsulat di berbagai kota menawarkan layanan konsuler yang penting dan mempromosikan hubungan bisnis-ke-bisnis," kata Mumtaz Baloch, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, beberapa jam sebelum konsulat mengumumkan dimulainya kembali operasinya.
"Penutupan operasi misi konsuler mana pun di Karachi akan memengaruhi layanan ini dan memperlambat keterlibatan dengan kota metropolitan terbesar dan pusat keuangan dan komersial Pakistan."
3. Jerman pertimbangkan deportasi pencari suaka Afghanistan

Insiden ini terjadi saat pihak berwenang Jerman semakin mengaitkan pencari suaka dari Afghanistan dengan kriminalitas. Pada bulan lalu, negara itu Eropa itu mengumumkan untuk mempertimbangkan melanjutkan deportasi para penjahat ke Afghanistan.
Pengumuman oleh Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, muncul beberapa hari setelah seorang pencari suaka Afghanistan berusia 25 tahun dituduh menikam seorang polisi hingga tewas di Manheim.
Jerman berhenti mendeportasi migran ke Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa pada Agustus tahun 2021 karena dianggap berisiko kematian di negara asal mereka.
"Jelas bagi saya bahwa orang-orang yang berisiko mengancam keamanan Jerman harus segera dideportasi," ujar Faeser.
Menteri tersebut juga menekankan kepentingan keamanan negaranya jelas lebih besar daripada kepentingan mereka yang terdampak dan akan melakukan segala upaya untuk menemukan cara mendeportasi penjahat dan orang-orang berbahaya ke Afghanistan dan Suriah.