Jepang-Jerman Sepakat Genjot Kerja Sama Keamanan di Indo-Pasifik

- PM Jepang dan Kanselir Jerman sepakat ciptakan kerangka kerja komunikasi bilateral di bidang keamanan.
- Keduanya berbagi pandangan bahwa keamanan di kawasan Euro-Atlantik dan Indo-Pasifik tidak dapat dipisahkan.
- Kerja sama pertahanan, isu keamanan ekonomi, pengembangan teknologi komunikasi dan pembuatan aturan internasional untuk kecerdasan buatan menjadi fokus kerja sama.
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz sepakat untuk menciptakan kerangka kerja komunikasi bilateral baru di bidang keamanan. Langkah ini ditujukan untuk melawan China yang dituding oleh Barat melakukan pemaksaan ekonomi, dilansir NHK News, Sabtu (13/7/2024).
Dalam pertemuan yang berlangsung pada Jumat di Berlin, keduanya berbagi pandangan bahwa keamanan di kawasan Euro-Atlantik dan Indo-Pasifik tidak dapat dipisahkan. Ini mengingat invasi Rusia ke Ukraina, serta hubungan Moskow yang lebih dekat dengan China dan Korea Utara.
Kunjungan Kishida ke Jerman, terjadi setelah dia menghadiri KTT NATO di Amerika Serikat. Jepang bersama dengan Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru merupakan mitra NATO di Indo-Pasifik, yang secara kolektif disebut IP4.
1. Apa saja yang disepakatai Jepang dan Jerman?
Baik Kishida maupun Scholz sepakat untuk memperkuat kerja sama Tokyo-Berlin di bidang keamanan melalui kunjungan timbal balik antara pasukan kedua negara.
Serta, meningkatkan kerja sama pertahanan berdasarkan pakta yang dikenal sebagai Perjanjian Akuisisi dan Layanan Lintas (ACSA). Sementara, kesepakatan terkait penyederhanaan proses pembagian makanan, bahan bakar, dan amunisi antara Pasukan Bela Diri (SDF) Jepang dan militer Jerman mulai berlaku pada 12 Juli 2024.
Jepang-Jerman akan meningkatkan kerja sama keamanan di kawasan Indo-Pasifik untuk mempertahankan dan memperkuat tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan aturan hukum.
Selain itu, kedua pemimpin juga menegaskan kembali bahwa menteri pertahanan dan luar negeri kedua negara akan mengadakan pembicaraan keamanan '2+2' dalam waktu dekat di Jepang.
2. Tokyo-Berlin akan mengurangi ketergantungan pasokan pada negara tertentu
Selama pembicaraan, Kishida dan Scholz menegaskan bahwa negara mereka akan membentuk kerangka kerja baru, guna membahas isu-isu yang terkait dengan keamanan ekonomi. Hal ini terjadi di tengah apa yang mereka lihat sebagai kelebihan produksi kendaraan listrik dan produk utama lainnya di China dengan menggunakan subsidi besar-besaran.
Isu keamanan ekonomi yang dibahas juga termasuk membangun rantai pasokan sumber daya mineral penting dan hidrogen, serta mengembangkan dan memproduksi semikonduktor.
"Penting bagi sekutu dan negara-negara yang memiliki pemikiran yang sama untuk bersatu menanggapi tantangan dalam keamanan ekonomi," kata Kishida dalam konferensi pers bersama dengan Scholz, dikutip dari Kyodo News.
Sementara itu, Kanselir Jerman mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Jepang untuk mengurangi ketergantungan pasokan pada negara dan kawasan tertentu.
3. Para pemimpin kedua negara akan kembali menggelar pertemuan pada tahun depan

Jepang dan Jerman juga menyerukan kerja sama yang lebih kuat dalam pengembangan teknologi komunikasi generasi mendatang dan pembuatan aturan internasional untuk kecerdasan buatan.
Sebagai bagian dari upaya mempercepat kerja sama bilateral, kedua pemimpin sepakat untuk mengadakan putaran kedua pembicaraan para pemimpin yang akan diadakan di Jerman tahun depan, guna menangani berbagai masalah regional dan global.
Tokyo dan Berlin menggelar dialog antarpemerintah tingkat tinggi pertama yang melibatkan beberapa anggota Kabinet pada Maret tahun lalu.