Korea Utara Berpeluang Jalin Kerja Sama dengan Amerika Serikat

Dilansir dari BBC, menurut media pemerintah Korea Utara telah memiliki peluang untuk membangun sebuah hubungan baru dengan Amerika Serikat. Itu terjadi sehari sebelum pembicaraan sejarah antara Kim Jong Un dengan Donald Trump.

Pernyataan-pernyataan ini ditandai perubahan nada dari negara yang sudah lama sekali terisolasi, setelah puluhan tahun lamanya melakukan permusuhan terhadap Amerika Serikat.

Donald Trump mengatakan dia memiliki perasaan yang baik tentang pertemuan puncak bersejarah mereka. Trump yang tiba pada Senin dinihari waktu Singapura menggunakan pesawat kepresidenan "Air Force One".

Ia pun berharap ini adalah sebuah mulainya proses yang pada akhirnya melihat Kim setuju memberikan senjata nuklir.

Beberapa minggu menjelang pertemuan ini, pihak Korea Utara dengan tegas menolak menyerahkan senjata nuklir dan mereka menilai bahwa pihak Korea Utara ingin Amerika Serikat menghapus "payung nuklir" yang melindungi Korea Selatan dan Jepang.

Banyak pengamat politik yang menilai Kim Jong Un akan melakukan upaya demi meringankan sanksi yang diterima oleh Amerika Serikat selama ini. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, yang tiba di Singapura mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen terhadap denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea secara lengkap.

Dilansir dari Reuters, juru bicara dari Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan para penjabat Amerika Serikat dan Korea Utara akan bertemu pada pembicaraan tingkat kerja pada hari Senin ini.

Delegasi Amerika Serikat yang dipimpin oleh Sung Kim, seorang diplomat senior yang baru-baru ini mengadakan pembicaraan dengan para penjabat Korea Utara. Sampai saat ini, pertemuan mereka sedang berlangsung.

Keesokan harinya, Donald Trump akan bertemu dengan Kim Jong Un di sebuah hotel mewah yang berada di Pulau Sentosa.