Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pengungsian paksa warga di Jalur Gaza. (Jaber Jehad Badwan, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
Pengungsian paksa warga di Jalur Gaza. (Jaber Jehad Badwan, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Lebih dari 60 perusahaan besar mendukung kampanye genosida di Gaza

  • Albanese menuntut tindakan hukum terhadap eksekutif yang terlibat dalam pelanggaran hukum internasional

  • Laporan tersebut ditolak oleh Israel dan dianggap penyalahgunaan jabatan PBB

Jakarta, IDN Times - Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina, Francesca Albanese melaporkan, lebih dari 60 perusahaan mendukung permukiman Israel dan aksi militer di Gaza. Ia menyebutnya sebagai "kampanye genosida."

Perusahaan yang disebutkan, termasuk produsen senjata besar dan perusahaan teknologi. Pengacara hak asasi manusia asal Italia itu menyusun laporan tersebut berdasarkan lebih dari 200 kiriman dari negara, pembela ham, perusahaan dan akademisi.

Laporan tersebut, yang diterbitkan Senin malam, menyerukan perusahaan untuk menghentikan transaksi dengan Israel dan meminta pertanggungjawaban hukum bagi para eksekutif yang terlibat dalam dugaan pelanggaran hukum internasional.

"Sementara kehidupan di Gaza sedang dihancurkan dan Tepi Barat mengalami peningkatan serangan, laporan ini menunjukkan mengapa genosida Israel terus berlanjut: karena menguntungkan bagi banyak orang," tulis Albanese dalam dokumen setebal 27 halaman tersebut, dikutip dari laporan tersebut, Selasa (1/7/2025).

1. Nama-nama perusahaan besar dunia diungkapkan

Menurut laporan Albanese, entitas perusahaan terikat secara finansial dengan apartheid dan militerisme Israel. Laporan tersebut mengelompokkan perusahaan berdasarkan sektor, misalnya militer atau teknologi, dan tidak selalu menjelaskan apakah mereka terkait dengan permukiman atau kampanye Gaza.

Dikatakan sekitar 15 perusahaan menanggapi langsung kantor Albanese tetapi tidak menerbitkan balasan mereka. Laporan itu menyebutkan nama perusahaan senjata seperti Lockheed Martin dan Leonardo, dengan tuduhan persenjataan mereka telah digunakan di Gaza.

Laporan itu juga mencantumkan pemasok alat berat Caterpillar Inc dan HD Hyundai, yang mengklaim peralatan mereka telah berkontribusi terhadap kerusakan properti di wilayah Palestina.

Raksasa teknologi Alphabet, Amazon, Microsoft, dan IBM disebut sebagai mendukung 'aparatus pengawasan Israel' dan operasi militer di Gaza. Sementara Palantir Technologies diduga menyediakan analitik dan kecerdasan buatan (AI) untuk militer Israel.

Berikut daftar nama perusahaan yang disebut dalam laporan tersebut:

BlackRock pengelola aset terbesar di dunia, tercatat menjadi investor institusional di:

  • Palantir (8,6 persen) *kedua terbesar

  • Microsoft (7,8 persen)

  • Amazon (6,6 persen)

  • Alphabet (6,6 persen)

  • IBM (8,6 persen)

  • Lockheed Martin (7,2 persen) *ketiga terbesar

  • Caterpillar (7,5 persen).

Vanguard, pengelola aset terbesar kedua di dunia, tercatat menjadi investor institusional di:

  • Caterpillar (9,8 persen) *terbesar

  • Chevron (8,9 persen)

  • Palantir (9,1 persen)

  • Lockheed Martin (9,2 persen) *kedua terbesar

  • Israel Elbit Systems (2 persen)

2. Tuntutan Albanese

anak-anak Gaza. (unsplash.com/Mohammed Ibrahim)

Dalam laporannya, Albanese mendesak tindakan hukum terhadap eksekutif yang terlibat atas dasar pelanggaran hukum humaniter internasional.

Tak hanya itu, ia juga menyerukan hukum perang, embargo senjata hingga penangguhan diplomatik ekonomi. Menurutnya, langkah ini harus diambil untuk menghentikan dukungan kepada "kampanye genosida."

"Pelapor Khusus mendesak negara anggota untuk menangguhkan semua perjanjian perdagangan dan hubungan investasi, dan menjatuhkan sanksi, termasuk pembekuan aset, pada entitas dan individu yang terlibat dalam kegiatan yang dapat membahayakan Palestina," beber dia.

Selain itu, ia juga mendesak agar negara anggota dapat menegakkan akuntabilitas, memastikan bahwa badan usaha menghadapi konsekuensi hukum atas keterlibatan mereka dalam pelanggaran serius hukum internasional.

Laporan ini nantinya akan diserahkan ke Dewan HAM PBB dan diharapkan juga memengaruhi badan-badan internasional lain seperti Mahkamah Internasional (ICJ) dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

3. Laporan itu ditolak Israel

Bendera Israel (pexels.com/David Rado)

Sementara itu, Misi Israel di Jenewa mengatakan laporan itu tidak berdasar secara hukum, memfitnah, dan merupakan penyalahgunaan jabatannya yang mencolok. Kantor perdana menteri Israel dan kantor luar negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Israel telah menolak tuduhan genosida di Gaza, dengan alasan haknya untuk membela diri setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan mengakibatkan 251 sandera, menurut angka-angka Israel.

Perang berikutnya di Gaza telah menewaskan lebih dari 56.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza dan menghancurkan daerah kantong itu menjadi puing-puing.

Daftar Perusahaan yang Mendukung Israel (IDN Times/Aditya Pratama)
Daftar Perusahaan yang Mendukung Israel (IDN Times/Aditya Pratama)

Editorial Team