Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. (Kremlin.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. (Kremlin.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Dokter di Venezuela dijatuhi hukuman 30 tahun penjara karena mengkritik pemerintah Presiden Nicolas Maduro.

  • Ia mendapatkan hukuman maksimum setelah melaporkan pesan yang dianggap tidak loyal terhadap pemerintah, tanpa mengungkapkan isi pesan dan penerimanya.

  • Orozco ditangkap di tengah krisis politik usai Maduro kembali mengklaim kemenangan dalam pemilu yang ditolak oleh oposisi dan puluhan negara sebagai hasil yang curang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Seorang dokter perempuan di Venezuela dijatuhi hukuman 30 tahun penjara karena mengkritik pemerintah Presiden Nicolas Maduro melalui sebuah pesan suara di WhatsApp. Dikutip dari ndtv.com, informasi ini disampaikan kelompok hak asasi manusia kepada AFP pada Senin.

Dokter bernama Marggie Orozco, 65 tahun tersebut, dinyatakan bersalah atas tuduhan pengkhianatan, hasutan kebencian, dan konspirasi.

1. Dianggap tidak loyal pada pemerintah

Ilustrasi borgol. (pexels.com/Ron Lach)

Ia mendapatkan hukuman maksimum setelah sejumlah pemimpin komunitas melaporkannya atas sebuah pesan yang dianggap tidak loyal terhadap pemerintah. Namun, isi pesan serta penerimanya tidak pernah diungkapkan.

3. Maduro kembali mengklaim kemenangan

Presiden Venezuela, Nicolás Maduro. (Kremlin.ru, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)

Orozco ditangkap di San Juan de Colón pada Agustus 2024, di tengah krisis politik yang melanda Venezuela usai Maduro kembali mengklaim kemenangan dalam pemilu yang ditolak oleh oposisi dan puluhan negara sebagai hasil yang curang.

Perselisihan mengenai hasil pemilu tersebut memicu gelombang protes besar yang menyebabkan 2.400 orang ditangkap, meski mayoritas telah dibebaskan beberapa bulan kemudian.

3. Pendukung diminta laporkan fasis

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. (Kremlin.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Pascagelombang protes, Maduro mengimbau para pendukungnya untuk melaporkan pihak-pihak yang disebutnya “fasis,” label yang kerap diarahkan kepada para oposisi.

Menurut organisasi hak asasi JEP Venezuela, Orozco dilaporkan mengalami dua kali serangan jantung selama menjalani masa tahanan. Sementara itu, LSM Foro Penal mencatat terdapat sekitar 882 tahanan politik yang masih berada di penjara-penjara Venezuela.

Editorial Team