Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PKK Bakar Senjata di Irak, Proses Damai dengan Turki Dimulai

kelompok militan Partai Pekerja Kurdi (PKK). (Kurdishstruggle, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)
kelompok militan Partai Pekerja Kurdi (PKK). (Kurdishstruggle, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mulai memusnahkan senjatanya di Irak utara pada Jumat (11/7/2025). Aksi simbolis ini bertujuan mengakhiri konflik empat dekade dengan Turki.

Sekitar 30 pejuang secara sukarela membakar senjata mereka di dalam sebuah kuali sebagai proses simbolis. Langkah ini mengikuti seruan dari pemimpin mereka yang dipenjara, Abdullah Ocalan, untuk beralih ke jalur politik.

1. PKK akan fokus ke jalur politik

Seremoni pemusnahan senjata dilangsungkan di Gua Jasana, sekitar 50 kilometer dari kota Sulaimaniyah, Irak. Pejabat dari pemerintah Turki, Irak, dan pemerintah otonom Kurdistan hadir dalam prosesi tersebut.

Konflik bersenjata sejak 1984 ini telah menewaskan lebih dari 40 ribu orang. PKK hingga kini masih ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Juru bicara PKK, Zagros Hiwa, menyatakan kelompoknya akan meninggalkan perjuangan bersenjata.

"Langkah ini menunjukkan keseriusan, tekad, dan ketulusan kami untuk meninggalkan strategi perjuangan militer dan beralih ke politik demokratis. Tidak ada senjata yang akan kami serahkan kepada siapa pun, dan tidak ada anggota kami yang akan menyerah," kata Hiwa, dikutip The New Arab.

2. Menyusul seruan pembubaran oleh pemimpin PKK

Proses perdamaian ini mendapat momentum setelah politikus Turki, Devlet Bahceli, membuat usulan pada Oktober 2024. Bahceli, sekutu Erdogan, menyarankan Ocalan bisa mendapat pembebasan bersyarat jika menyerukan pembubaran PKK.

Ocalan kemudian mengeluarkan seruan dari penjara Pulau Imrali pada Februari 2025. Ia meminta PKK untuk menggelar kongres, membubarkan diri, dan mengakhiri perjuangan bersenjata.

"Ini merupakan langkah penting menuju tujuan kami, yaitu Turki yang bebas teror. Ini adalah kesempatan untuk mengambil langkah bersejarah untuk meruntuhkan tembok teror," ujar Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dilansir BBC.

Partai DEM pro-Kurdi, yang menjadi fasilitator, menyambut baik langkah ini. Dukungan serupa juga datang dari partai oposisi utama CHP, yang sebelumnya bersikap kritis.

3. Warga berharap perdamaian segera terwujud

Konflik ini berdampak parah pada warga sipil di perbatasan utara Irak yang sering menjadi medan pertempuran. Akibatnya, ratusan desa di wilayah tersebut dilaporkan kosong karena ditinggal mengungsi oleh penduduknya.

"Kehadiran para pejuang PKK di wilayah ini hanya membawa bencana bagi kami. Jika mereka pergi, tidak akan ada lagi penembakan. Kami sangat ingin kesepakatan damai ini terwujud agar kami bisa mengambil kembali tanah kami dan hidup dengan damai," ungkap tokoh masyarakat setempat, Ahmad Saadullah, kepada Al Jazeera.

Proses pemusnahan senjata ini dijadwalkan berlanjut secara bertahap hingga musim panas berakhir. Sementara itu, Parlemen Turki akan membentuk komisi khusus untuk mengawasi proses perdamaian.

Masa depan Ocalan masih menjadi salah satu isu kunci yang belum terselesaikan. Keputusan terkait status penahanannya diperkirakan baru akan dibahas pada tahap akhir negosiasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us