Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perdana Menteri India, Narendra Modi. (Prime Minister's Office (GODL-India), GODL-India , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, menyampaikan bahwa negaranya hanya menghentikan sementara operasi militer terhadap Pakistan. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato pertamanya sejak gencatan senjata antara kedua negara yang dimediasi Amerika Serikat (AS) pada Senin (12/5/2025).

Modi juga menyatakan bahwa India masih akan membalas jika terjadi serangan baru terhadap negaranya. 

"Ini bukan zaman perang, tapi juga bukan zaman terorisme. Jika ada serangan teroris lain terhadap India, kami akan memberikan respons yang tegas," kata Modi, dilansir BBC.

1. India akan terus awasi Pakistan

Modi berjanji akan mengawasi semua gerakan Pakistan setelah gencatan senjata. Sikap ini menunjukkan hubungan kedua negara masih tegang meski telah berhenti saling serang.

"Kami akan memantau setiap langkah Pakistan. Jika ada pembicaraan dengan Pakistan nanti, pembicaraan itu hanya akan membahas masalah terorisme dan wilayah Kashmir yang mereka duduki," kata dia, dilansir dari The Guardian.

Modi juga menyinggung perjanjian air Indus yang ditangguhkan India secara sepihak. Perjanjian ini adalah kesepakatan pembagian air Sungai Indus antara India dan Pakistan yang dimediasi Bank Dunia sejak lama.

Modi menyatakan bahwa teror dan perdagangan tidak bisa berjalan bersama, begitu pula air dan darah tidak bisa mengalir bersama. Penangguhan ini dinilai tidak biasa, mengingat sebelumnya kedua negara selalu menghormati perjanjian walaupun dilanda berbagai ketegangan.

2. Modi tidak singgung keterlibatan AS

Presiden AS Donald Trump mengklaim negaranya berperan besar dalam kesepakatan damai tersebut.

"Saya rasa ini bisa menjadi perang nuklir yang mengerikan, jutaan orang bisa tewas. Jadi saya sangat bangga telah mencegah hal itu terjadi," ujar Trump, dikutip dari The Guardian.

Namun, Modi sama sekali tidak menyebut peran AS dalam pidatonya. Ia justru menyatakan bahwa Pakistan yang lebih dulu menghubungi kepala operasi militer India untuk menghentikan konflik. Modi juga mengklaim Pakistan yang meminta bantuan dunia internasional.

Melansir Al Jazeera, konflik ini bermula dari serangan di Kashmir wilayah India pada 22 April 2025 yang menewaskan 26 wisatawan, mayoritas pria Hindu India. New Delhi menuduh Islamabad mendukung kelompok pelaku serangan.

Peristiwa ini memicu berbagai tindakan balasan, termasuk pengusiran diplomat, penutupan wilayah udara dan perbatasan darat, serta penghentian perjanjian. Situasi memanas sampai kedua negara saling melancarkan serangan udara sebelum gencatan senjata akhirnya tercapai pada akhir pekan lalu.

3. Kondisi perbatasan lebih tenang setelah gencatan senjata

Pejabat militer kedua negara melakukan pembicaraan melalui telepon khusus pada Senin (12/5/2025) untuk membahas pelaksanaan gencatan senjata. Kedua pihak membahas pentingnya menahan diri dari tindakan agresif yang bisa memicu kembali konflik.

"Kedua pihak sepakat untuk segera mengurangi jumlah pasukan dari daerah perbatasan dan wilayah garis depan agar situasi tetap tenang," jelas pernyataan militer India.

Melansir Arab News, India juga membuka kembali 32 bandara untuk penerbangan sipil yang sebelumnya ditutup karena alasan keamanan. Pakistan sudah lebih dulu memulihkan penerbangan segera setelah pengumuman gencatan senjata.

Keadaan di perbatasan Kashmir dilaporkan jauh lebih tenang dari pekan lalu. Tim ahli juga dikirim ke wilayah perbatasan untuk menjinakkan bom yang belum meledak, sementara puluhan ribu warga perbatasan yang mengungsi mulai kembali ke rumah mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama