Presiden Palestina Kunjungi Israel untuk Dialog Keamanan, Hamas Geram!

29 Des 2021, 17:03 WIB

Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu faksi Palestina mengenai kesepakatan Israel dan Uni Emirat Arab untuk normalisasi hubungan, di Ramallah, Tepi Barat, pada 3 September 2020. ANTARA FOTO/Alaa Badarneh/Pool via REUTERS

Jakarta, IDN Times - Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas, mengunjungi Israel untuk berdialog dengan Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz. Diketahui, Abbas jarang mengunjungi Israel walau berbatasan langsung dengan Tepi Barat, Palestina.

Dikutip dari Al Jazeera, keduanya akan berdiskusi mengenai masalah keamanan di kediaman Gantz, yang berada di kawasan Rosh Ha’ayin, Israel tengah.

“(Gantz akan) terus mempromosikan tindakan untuk memperkuat kepercayaan di bidang ekonomi dan sipil, seperti yang disepakati selama pertemuan terakhir mereka,” kata keterangan yang dirilis Kementerian Pertahanan Israel.

Sebagai informasi, Gantz sempat mengunjungi markas PA di Ramallah, Tepi Barat, pada akhir Agustus 2021. Pertemuan itu tercatat sebagai pertemuan resmi pertama setingkat pejabat senior dalam beberapa tahun terakhir.

1. Palestina ingin suasana kondusif untuk dialog perdamaian

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. (Facebook.com/President.Mahmoud.Abbas)

Menteri Urusan Sipil Palestina, Hussain Al Sheikh, menuturkan pertemuan Abbas dengan Gantz bertujuan menghidupkan kembali suasana kondusif guna membicarakan perdamaian.

“Penting untuk menciptakan cakrawala politik yang mengarah pada solusi sesuai dengan resolusi internasional. Pertemuan juga membahas ketegangan yang terjadi karena isu permukiman. Pertemuan itu banyak membahas tentang keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan,” cuit Al Sheikh di akun Twitternya.

Putaran terakhir dialog perdamaian, yang ditengahi Amerika Serikat, gagal terealisasi pada 2014.

Di sisi lain, Perdana Menteri Naftali Bennett menegaskan Israel tidak sedang berunding damai dengan Palestina. Komentar itu disampaikan di tengah kunjungan Abbas ke Israel.

2. Gantz sebut pertemuannya dengan Abbas demi kepentingan Israel dan Palestina

Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz. twitter.com/gantzbe

Pertemuan Gantz-Abbas berlangsung selama dua jam. Turut hadir kepala cabang militer Israel yang bertanggung jawab untuk urusan sipil di wilayah Palestina Ghasan Alyan, dan pejabat senior PA Hussein Al Sheikh, dan kepala intelijen Palestina Majid Faraj.

“Kami membahas penerapan langkah-langkah ekonomi dan sipil, dan menekankan pentingnya memperdalam koordinasi keamanan dan mencegah teror, serta kekerasan untuk kesejahteraan Israel dan Palestina,” cuit Gantz.

Koresponden Al Jazeera dari Yerussalem Barat, Harry Fawcet, menilai pertemuan itu terjadi karena tekanan dari Amerika Serikat (AS).

“Situasi keamanan di Tepi Barat yang diduduki dan di dalam Yerusalem Timur dalam beberapa pekan terakhir telah memburuk,” ungkap Fawcett, sebagai salah satu faktor yang mendorong pertemuan tersebut.

3. Kecaman dari Hamas dan Partai Likuid

Pejuang Hamas Palestina saat latihan militer saat persiapan menghadapi konfrontansi dengan Israel, di selatan Jalur Gaza, Minggu (25/3/2018). ANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Sementara, Hamas, kelompok yang memerintah Jalur Gaza, mengecam pertemuan Gantz-Abbas. Hamas menyebut dialog itu telah menyimpang dari semangat nasionalisme rakyat Palestina.

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menyebut manuver politik Abbas hanya akan memperdalam perpecahan fraksi politik internal Palestina.

“Dan tentu memperumit situasi Palestina,” kata dia.

Partai oposisi Israel, Likud, juga mengkritik pertemuan itu.

“Pemerintah Israel-Palestina telah menempatkan Palestina dan Abbas kembali dalam agendanya, itu akan berbahaya bagi Israel. Hanya masalah waktu saja sampai menjadi masalah bagi keamanan Israel,” tulis pernyataan Likud.