335 Ribu Warga Rusia Daftar untuk Berperang di Ukraina

Rusia tidak rencanakan mobilisasi militer tambahan

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, pada Selasa (3/10/2023), melaporkan bahwa lebih dari 335 ribu orang mendaftar sukarelawan untuk berperang sepanjang 2023. 

Moskow disebut tidak memiliki rencana untuk melakukan mobiliasi tambahan personelnya untuk berperang di Ukraina. Sementara, angkatan bersenjata negara itu telah berusaha untuk meningkatkan produksi, karena perang sejauh ini belum memberikan keuntungan signifikan bagi Rusia. 

Mantan kepala staf gabungan Amerika Serikat (AS) Mark Milley mengatakan, perang di Ukraina akan berlangsung panjang dan mematikan. Ini karena Moskow memiliki ratusan ribu tentara di Ukraina dan ambisi Kiev untuk mengusirnya bukan hal yang mudah.

1. Tidak ada rencana mobilisasi tambahan

335 Ribu Warga Rusia Daftar untuk Berperang di UkrainaMenteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu (youtube.com/The Telegraph)

Shoigu mengatakan, sepanjang September lebih dari 50 ribu warga Rusia menandatangani kontrak sukarelawan..

Dilansir The Straits Times, Moskow tidak ada rencana untuk melakukan mobilisasi tambahan personel, karena jumlahnya dinilai sudah memenuhi target. 

"Tidak ada rencana untuk mobilisasi tambahan. Angkatan bersenjata mempunyai jumlah personel militer yang diperlukan untuk melakukan operasi militer khusus (di Ukraina)," kata Shoigu.

Jumlah yang ada menunjukkan Rusia telah membuat kemajuan signifikan dalam merekrut anggota baru, atau menyerap pejuang dari tentara bayaran Wagner ke unit sukarela.

Baca Juga: Putin Izinkan Warga Ukraina Masuk Rusia Tanpa Visa

2. Wajib militer tidak akan dikirim ke zona tempur

Presiden Rusia Vladimir Putin sempat memerintahkan mobilisasi parsial terhadap 300 ribu tentara cadangan. Perintah itu telah memicu ratusan ribu pemuda meninggalkan negeri untuk menghindari wajib militer dengan kekhawatiran dikirim ke medan tempur. 

Setelahnya, Putin mengatakan tidak perlu melakukan mobilisasi. Para pejabat Moskow menilai itu sebuah kesalahan, karena mendorong banyak orang untuk meninggalkan negaranya.

Tentang wajib militer, dilansir Tass, Shoigu menjelaskan akan dilaksanakan sesuai rencana dan jangka waktu yang ditentukan undang-undang. Sebanyak 130 ribu orang akan direkrut menjadi angkatan bersenjata.

"Saya sekali lagi menarik perhatian pada fakta bahwa tidak ada wajib militer, termasuk mereka yang berasal dari daerah baru, yang akan dikirim ke zona tempur," tutur Shoigu.

3. Perang Rusia-Ukraina akan berlangsung lama

335 Ribu Warga Rusia Daftar untuk Berperang di Ukrainailustrasi (Twitter.com/Володимир Зеленський)

Arah perang Rusia-Ukraina di masa depan masih belum dapat dipastikan. Para pejabat AS memperkirakan, kekalahan Rusia di Ukraina akan mengubur keangkuhan Putin.

Dilansir Reuters, tahun lalu Ukraina mampu merebut kembali wilayah dari Rusia melalui serangan balik. Namun tahun ini berbeda. Hingga 26 September, Rusia masih menempati wilayah Ukraina seluas 31 mil persegi dan Kiev merebut kembali wilayah 16 mil persegi.

"Saya dapat memberitahu Anda bahwa akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengusir secara militer 200 ribu lebih tentara Rusia keluar dari Ukraina. Itu adalah batasan yang sangat tinggi. Akan memakan waktu lama untuk melakukannya," jelas Milley.

Baca Juga: NATO Kirim Jet Pengintai ke Lithuania Pantau Rusia 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya