4 Pekerja Bantuan Perempuan Ditembak Mati di Pakistan

Distrik yang dilanda oleh militansi

Islamabad, IDN Times - Kekerasan di wilayah barat daya Pakistan, tepatnya di daerah Waziristan Utara, telah membuat setidaknya empat pekerja bantuan perempuan meninggal dunia. Aksi kekerasan itu terjadi pada hari Senin (22/2) dan menjadi gelombang baru aksi terorisme di wilayah tersebut.

Daerah Waziristan pada suatu masa pernah menjadi basis utama bagi kelompok pendukung Taliban. Kelompok tersebut di Pakistan sering disebut sebagai Taliban Pakistan atau Tehrik-i-Taliban Pakistan (TPP).

Namun serangan yang terjadi pada pukul 09:30 pagi waktu setempat itu, belum diketahui kelompok mana yang melakukan penyerangan. Sejauh ini, belum ada klaim atas pelaku yang bertanggung jawab terhadap serangan.

1. Empat pekerja bantuan untuk mendidik perempuan

4 Pekerja Bantuan Perempuan Ditembak Mati di PakistanPeta lokasi serangan terbaru di Waziristan Utara. (Twitter.com/TSC International News)

Serangan yang terjadi pada hari Senin adalah sebuah aksi yang tragis. Korban sedang melakukan perjalanan dan mereka disergap oleh dua pria bersenjata yang tak dikenal. Dalam aksi itu, setidaknya empat perempuan pekerja bantuan meninggal dunia.

Sopir yang mengendarai kendaraan terluka dan masih dapat diselamatkan. Kini sedang dalam perawatan yang intensif. Melansir dari laman Straits Times, Shaifullah Gandapur, kepala polisi setempat, menjelaskan bahwa para korban bekerja sama dengan LSM lokal untuk membantu mendidik ketrampilan bagi para perempuan.

Namun mereka menjadi salah satu sasaran serangan dan kini meninggal dunia. Pejabat polisi lain yang bernama Rosul Khan juga mengonfirmasi serangan yang telah menimbulkan korban jiwa tersebut.

Waziristan adalah daerah di barat daya Pakistan yang berjarak sekitar 514 kilometer dari ibukota Islamabad. Wilayah tersebut terkenal sebagai wilayah suku dan terkenal karena ketersediaan senjata api yang murah, obat-obatan dan barang selundupan.

Beberapa kelompok militan kadang masih melakukan serangan terhadap penduduk sipil dan petugas keamanan secara sporadis.

2. Daerah transisi dari militer ke otoritas sipil

4 Pekerja Bantuan Perempuan Ditembak Mati di PakistanWaziristan Utara masih dikendalikan oleh militer Pakistan dan dalam fase transisi ke otoritas sipil. Ilustrasi (Twitter.com/S-rehman)

Sebagai bekas basis kelompok teroris Taliban Pakistan (TTP), Waziristan Utara masih memiliki kondisi yang rentan. Operasi militer Pakistan besar-besaran yang dilakukan pada tahun 2014 lalu, telah berhasil mengobrak-abrik markas mereka.

Setelah operasi militer besar-besaran, serangan kelompok militan teroris turun secara signifikan. Militer pemerintah saat ini yang mengendalikan wilayah tersebut.

Melansir dari kantor berita Reuters, Waziristan saat ini sebenarnya sedang dalam fase kondisi transisi dari pemerintahan militer ke otoritas sipil. Namun tingkat bahaya kadang masih terjadi. Serangan pada hari Senin yang menewaskan empat pekerja bantuan perempuan, belum dapat dipastikan apakah dilakukan oleh kelompok militan atau kelompok lain.

"Para wanita telah menjadi sasaran dan dibunuh oleh para teroris. (Tapi) masih terlalu dini untuk mengatakan siapa atau kelompok mana yang terlibat" kata Gandapur.

Ketika TPP membangun komunitasnya di Waziristan, mereka membentuk diri sebagai pasukan pemberontak yang berusaha menggulingkan Pakistan. Selama satu dekade, ketika kelompok tersebut berdiri, mereka banyak melakukan pengekangan terhadap kaum perempuan. Ruang gerak perempuan dibatasi dan mereka menerapkan ideologi agama yang konservatif.

Baca Juga: Gempa Kuat Guncang Tajikistan, Terasa Sampai India dan Pakistan

3. Distrik yang dilanda militansi

4 Pekerja Bantuan Perempuan Ditembak Mati di PakistanMalala Yousafzai, korban serangan TTP yang selamat dan mendapatkan hadiah Nobel. (Twitter.com/The Female Lead)

Organisasi teroris TTP dibentuk pada tahun 2007 dengan ideologi yang mirip dengan Taliban. Dibawah budaya suku dan konservatifisme agama yang mereka yakini, perempuan lebih banyak dikekang. Perempuan tidak memiliki kebebasan seperti layaknya di negara yang lebih demokratis.

Menurut Gandapur, "Dan dalam budaya suku, perempuan bebas berkeliaran, itu dianggap tidak dapat diterima," katanya kepada Al Jazeera. Dia juga mengatakan bahwa distrik Waziristan, khususnya di wilayah utara adalah distrik yang dilanda militansi. "Ancaman (masih) ada di mana-mana," katanya menambahkan.

Pada tahun 2012 lalu, seorang bocah remaja pernah ditembak kepalanya. Bocah tersebut bernama Malala Yousafzai. Dia berhasil diselamatkan. Dia diserang karena mengajari perempuan berpendidikan dan menulis ide-ide emansipasi di laman blog pribadinya. Penyerang berasal dari kelompok TTP atau Taliban Pakistan.

Pada tahun 2014, Malala mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian Termuda dan kini menjadi salah satu penggerak aktivis pendidikan perempuan.

Sejak tahun lalu, terjadi peningkatan serangan dari kelompok militan di Waziristan. Taliban Pakistan diketahui telah menarik dua kelompok sempalan mereka untuk kembali bergabung bersama mereka lagi.

Shaifullah Gandapur sebagai salah satu pejabat utama kepolisian setempat menjelaskan bahwa saat ini sedang dilakukan operasi pencarian terhadap penyerang. Dia juga mengatakan telah menutup daerah tersebut setelah serangan yang terjadi pada hari Senin.

Baca Juga: Pengadilan Pakistan Tolak Adanya Tes Keperawanan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya