50 Lebih Tewas dalam Kecelakaan Tambang Batubara di Rusia

Tiga orang ditangkap, termasuk direktur tambang

Jakarta, IDN Times - Tambang batubara Listvyazhnaya di Siberia Barat, Rusia, mengalami kecelakaan pada 25 November. Ada 285 orang yang berada di dalam tambang ketika kecelakaan itu terjadi. Sebanyak 239 penambang berhasil dievakuasi dan sisanya diduga tidak selamat.

Korban jiwa, selain para penambang, adalah para petugas darurat yang sedang berusaha menyelamatkan. Mereka terjebak di dalam tambang dan diduga tewas lemas karena kehabisan nafas.

1. Total 52 orang tewas, termasuk penambang dan petugas penyelamat

Listvyazhnaya berada di wilayah Kemerovo, lebih dari 3.000 kilometer sebelah timur ibu kota Moskow. Di daerah tersebut, beroperasi sebuah tambang batubara milik SDS-Holding, yang dimiliki oleh Siberian Business Union, salah satu perusahaan tambang batubara terbesar di Rusia.

Pada hari Rabu (25/11/21), tambang batubara itu mengalami kecelakaan yang berupa ledakan. Menurut Reuters, bahwa ada 285 orang yang berada di dalam tambang ketika ledakan terjadi.

Tapi setelah ada laporan kecelakaan yang berupa ledakan, layanan darurat segera dipanggil dan bekerja untuk mengevakuasi para pekerja. Sebanyak 239 penambang berhasil dievakuasi namun sisanya terjebak di dalam tambang.

Sebanyak 46 penambang berusaha diselamatkan oleh tim penyelamat yang berjumlah enam orang. Dari jumlah itu, 11 orang dipastikan tewas dan 35 orang lainnya dilaporkan hilang.

Enam petugas penyelamat yang dikirim untuk melakukan operasi berhenti menanggapi komunikasi, yang akhirnya diduga kuat mereka semua juga tewas karena lemas menghirup metana. Total korban berarti 52 orang.

2. Penyebab ledakan diperkirakan karena gas metana yang terpercik api

Baca Juga: Agen Intelijen Rusia Dilaporkan Tewas di Depan Kedubes Rusia, Jerman

Pada saat 239 penambang berhasil dievakuasi, pencarian untuk menyelamatkan korban yang terjebak sempat dihentikan. Ini karena konsentrasi metana yang tinggi.

Dilansir The Moscow Times, Wakil Jaksa Agung Dmitry Demeshin mengatakan bahwa insiden itu adalah akibat dari ledakan metana yang disebabkan oleh percikan api. Beberapa media lokal menyebutkan bahwa debu di lubang ventilasi terbakar, menyebabkan tambang dipenuhi asap.

Dari semua penambang yang berhasil diselamatkan, otoritas regional menjelaskan sebanyak 38 orang telah dirawat di rumah sakit karena cedera dan 13 orang mendapatkan rawat jalan. Selain itu, tiga dari mereka yang berada di rumah sakit berada dalam kondisi kritis.

Kepala Serikat Penambang Independen Rusia, Alexander Sergeyev, menyalahkan insiden tragis itu pada kecerobohan terhadap aturan keselamatan oleh pemilik dan manajemen tambang.

"Dan sekarang mereka kembali menyalahkan pekerja. Ini adalah masalah sistemik ketika orang melakukan apa pun demi keuntungan," kata Sergeyev.

3. Tiga orang yang dinilai bertanggung jawab, ditangkap pihak berwajib

50 Lebih Tewas dalam Kecelakaan Tambang Batubara di RusiaIlustrasi Borgol (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada tahun 2007 lalu, wilayah Kemorov juga pernah terjadi kecelakaan pertambangan. Bahkan disebut insiden saat itu adalah kecelakaan pertambangan terburuk sejak runtuhnya Uni Soviet. Lebih dari 100 orang tewas.

Lalu pada tahun 2010, juga terjadi ledakan di Kemorov, tepatnya di tambang yang berada di Raspadskaya. Kecelakaan itu menewaskan lebih dari 90 orang.

Dalam insiden terbaru yang terjadi di Listvyazhnaya, pihak berwajib telah menangkap tiga orang. Dilansir BBC, tiga orang tersebut adalah direktur tambang, wakil direktur dan manajer lokasi tambang.

Gubernur Sergey Tsivilyov mengatakan "kami berduka untuk para korban dan menyampaikan belasungkawa kepada orang-orang terdekat dan tersayang mereka.

Kami akan memberikan semua bantuan yang diperlukan kepada keluarga mereka yang meninggal atau terluka," ujarnya. Selain itu, gubernur juga menyatakan hari berkabung tiga hari pada 26 sampai 28 November. Bendera akan dikibarkan setengah tiang dan semua acara hiburan lokal dan acara TV akan dibatalkan.

Menurut Tass, perusahaan menjelaskan bahwa untuk keluarga korban yang meninggal akan mendapatkan bantuan 2 juta rubel atau sekitar Rp384 juta. Ganti rugi tambahan juga akan diberikan untuk mereka yang terkena dampaknya, tergantung keseriusan setiap kasus.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah berbicara dengan gubernur dan pejabat darurat dan telah memerintahkan Menteri Darurat untuk terbang ke wilayah tersebut guna mengupayakan segala bantuan yang diperlukan.

Baca Juga: Kecelakaan Tambang di Coahuila, Ada Penambang Terjebak

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya