Bangladesh Ricuh Saat Protes Kunjungan PM Narendra Modi

Setidaknya empat demonstran meninggal

Dhaka, IDN Times - Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, melakukan kunjungan ke negara tetangga Bangladesh. Modi melakukan kunjungan tersebut untuk ikut hadir dalam perayaan peringatan seratus tahun Syekh Mujibur Rahman, sang pendiri Bangladesh, sekaligus perayaan 50 tahun kemerdekaan.

Namun dalam kunjungan, banyak rakyat Bangladesh tidak menerima dan melakukan protes. Bentrokan terjadi di sekitar masjid utama ibukota Dhaka pada hari Jumat (26/3) antara massa dengan petugas keamanan. Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet yang membuat beberapa orang terluka.

1. Bermula dari "pengibaran sepatu"

Kunjungan PM Modi ke Bangladesh disambut oleh PM Sheikh Hasina di Bandara Internasional Hazrat Shahjalal pada Jumat pagi. Syekh Hasina sendiri adalah anak dari Syekh Mujibur Rahman, pendiri Bangladesh. Namun dalam kunjungan itu, banyak rakyat Bangladesh yang menolak dan memprotes kunjungan PM Modi.

Salah satu kelompok massa mencoba "mengibarkan sepatu" sebagai tanda tidak menghormati Modi. Melansir dari laman Al Jazeera, kelompok lainnya mencoba menghentikan "pengibaran sepatu" tersebut. Akhirnya massa di antara dua kelompok terlibat bentrokan.

Para pengunjuk rasa yang mencoba menghentikan pengibaran sepatu disebut bersekutu dengan partai Liga Awami yang berkuasa saat ini. Mereka  mengkritik faksi protes lainnya karena berusaha menciptakan kekacauan selama kunjungan Modi.

Dalam peristiwa yang ricuh, polisi yang mengamankan demonstrasi dilempari oleh batu dan terlibat bentrok. Sekitar 40 orang dilaporkan terluka, termasuk di antaranya dua wartawan yang dilarikan ke rumah sakit Perguruan Tinggi Kedokteran Dhaka.

2. Protes sudah terjadi sejak sebelum kunjungan PM Modi

Baca Juga: Bangladesh Borong Alat Retas dari Israel, Buat Apa?

PM Modi rencananya akan melakukan tur selama dua hari. PM Hasina sendiri dianggap sebagai mitra kunci India dalam menjaga stabilitas regional di kawasan tersebut. Melansir dari laman Associated Press, PM Modi pada hari Kamis (25/3) mengatakan “kemitraan kami dengan Bangladesh merupakan pilar penting dari kebijakan Tetangga Pertama kami, dan kami berkomitmen untuk lebih memperdalam dan mendiversifikasinya. Kami terus mendukung perjalanan pembangunan Bangladesh yang luar biasa, di bawah kepemimpinan dinamis PM Syekh Hasina,” katanya.

Namun sejak PM Modi dikabarkan akan melakukan kunjungan ke Dhaka, rakyat Bangladesh sudah melakukan protes. Selama beberapa minggu terakhir para demonstran mendesak pemimpin India untuk tidak datang ke Bangladesh.

Rakyat Bangladesh yang protes juga mengkritik PM Hasina yang telah mengundang Modi. Para demonstran menyebut Modi dan partai Hindu-nasionalisnya dianggap melakukan diskriminasi terhadap umat Muslim di India. Protes pada hari Kamis dalam penolakan Modi juga sudah terjadi bentrok dengan polisi.

Modi telah dituduh menjadi salah satu penyebab kematian ribuan orang Islam dalam konflik di negara bagian barat Gujarat pada tahun 2002 ketika kerusuhan Hindu-Muslim berlangsung. Lebih dari 1.000 orang meninggal. Tapi Mahkamah Agung India menyebut tidak menemukan bukti bahwa Modi terlibat. Saat itu Modi menjabat sebagai menteri utama di wilayah tersebut.

3. Korban berjatuhan saat protes berlangsung

Bangladesh Ricuh Saat Protes Kunjungan PM Narendra ModiDemonstran shalat dalam rangkaian protes kepada PM Modi. (Twitter.com/Basherkella)

Protes atas kunjungan PM Modi tidak hanya terjadi di ibukota Dhaka saja. Protes juga terjadi di kota Chittagong, sekitar 245 kilometer sebelah selatan Dhaka. Dalam protes di kota Chittagong, massa terlibat bentrok dengan petugas keamanan.

Melansir dari kantor berita Reuters, setidaknya ada empat orang yang meninggal karena polisi melepaskan tembakan ke arah demonstran. Para pengunjuk rasa berasal dari kelompok Hefazat-e-Islam Bangladesh, sebuah kelompok Islam yang menentang kunjungan Modi.

Ada delapan orang yang dilarikan ke rumah sakit karena luka tembak sedangkan empat orang di antaranya meninggal dunia. Pejabat polisi setempat yang bernama Rafiqul Islam mengatakan "kami harus menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan mereka saat mereka memasuki kantor polisi dan melakukan vandalisme ekstensif."

India memiliki peran penting dalam kemerdekaan Bangladesh. Bangladesh saat itu berusaha memisahkan diri dari Pakistan dan Delhi membantu kemerdekaan tersebut.

Baca Juga: Bangladesh Akhirnya Punya Pembaca Berita Transgender Pertama

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya