Bentrokan di May Day Prancis, 54 Demonstran Ditangkap

Buruh desak Macron batalkan rencana kenaikan usia pensiun 

Jakarta, IDN Times - Puluhan ribu warga Prancis melakukan demonstrasi untuk memperingati Hari Buruh (May Day) atau fête du Travail pada 1 Mei 2022. Demonstrasi itu berubah menjadi aksi kekerasan yang berbuntut pada penangkapan 54 orang. Selain itu, delapan petugas kepolisian juga dikabarkan terluka.

Presiden Emmanuel Macron yang baru terpilih untuk masa jabatan kedua, menghadapi demonstrasi besar pertamanya di bulan ini. Para aktivis sayap kiri, para buruh dan gerakan kelompok rompi kuning menuntut Macron untuk lebih partisipatif dan menerima usulan rakyat dalam membuat kebijakan.

Selama kampanye pilpres bulan lalu, salah satu yang menjadi isu panas adalah masalah biaya hidup warga Prancis yang terus meningkat. Harga kebutuhan energi telah mengalami lonjakan akibat perang Ukraina.

Selain itu, banyak kalangan buruh marah karena Presiden Macron berencana menaikkan usia pensiun. Pada periode pertama Macron berkuasa, gagasan menaikkan usia pensiun memicu aksi pemogokan yang meluas.

Baca Juga: Profil Emmanuel Macron, Presiden Termuda Sepanjang Sejarah Prancis

1. Macron didesak untuk lebih banyak mendengarkan masukan warga

Bentrokan di May Day Prancis, 54 Demonstran DitangkapEmmanuel Macron (youtube.com/Emmanuel Macron)

Emmanuel Macron, Presiden Prancis terpilih untuk masa jabatan kedua, menghadapi demonstrasi besar pertamanya pada 1 Mei pada peringatan Hari Buruh. Macron saat ini mendapatkan tekanan untuk lebih partisipatif dalam mengambil keputusan dengan melibatkan lebih banyak masukan dari warga.

Dikutip dari The Guardian, di masa jabatan keduanya, Macron telah berjanji akan khusus mengatasi darurat iklim. Tapi jajak pendapat menemukan 57 persen orang tidak percaya pada Macron yang akan menjabat secara resmi pada 14 Mei itu.

Saat ini tugas kebijakan utama jangka pendek pemerintahan Macron diperkirakan mengatasi krisis biaya hidup. Macron telah mencoba terus bertemu dengan para warga Prancis di kerumunan alun-alun kota dalam mode kampanye meski sudah terpilih.

Dia sedang melawan citranya yang disebut angkuh dan penyendiri. Dia berdialog selama berjam-jam untuk mendengarkan keluhan pemilih dan mencoba memahami biaya hidup yang telah semakin meningkat.

Francois Bayrou, ketua partai sentris dan sekutu Macron menilai telah ada jurang pemisah antara kaya dan miskin. "Harus ada pendekatan pemerintah baru, yang harus selalu mempertimbangkan rakyat Prancis," katanya. 

Baca Juga: Emmanuel Macron Terpilih Lagi Jadi Presiden Prancis

2. Sedikitnya 54 demonstran ditangkap

https://www.youtube.com/embed/Kmeo0hg0toY

Peringatan Hari Buruh di Prancis terjadi di hampir seluruh kota di negara tersebut. Puluhan ribu orang berbaris di jalan-jalan untuk memperingatinya dan menyuarakan masalah para pekerja.

Sebagian besar demonstrasi tersebut berjalan dengan damai. Tapi sekelompok kecil orang berpakaian hitam, yang digambarkan sebagai anarkis, telah melakukan perusakan gedung-gedung bisnis ibu kota.

Dikutip dari Reuters, kelompok anarkis itu merusak restoran McDonald's di Place Leon Blum, merusak beberapa kantor real estate dengan cara memecahkan jendela serta membakar tempat sampah.

Polisi segera bertindak dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang mengacau. Bentrokan pecah di dekat La Republique Square antara polisi dengan peserta aksi massa.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan polisi menangkap 54 orang, termasuk seorang perempuan yang menyerang petugas pemadam kebakaran. Delapan polisi terluka. Kementerian Dalam Negeri juga mengatakan secara total ada 116.500 peserta demonstrasi termasuk sekitar 24 ribu orang di ibu kota.

3. Fokus utama buruh desak Macron batalkan rencana kenaikan usia pensiun

Salah satu masalah utama yang disuarakan buruh Prancis adalah mendesak Emmanuel Macron untuk membatalkan rencananya yang ingin menaikkan usia pensiun pada umur 65 tahun. Para buruh tidak sepakat dengan hal itu.

Menurut Daily Mail, para demonstran dari serikat pekerja ada yang membawa spanduk bertuliskan "Pensiun di usia 60." Itu adalah tanggapan sekaligus protes untuk rencana Presiden Terpilih Emmanuel Macron.

Aktivis serikat buruh sayap kiri di kota Toulouse juga mengatakan "akan ada perebutan (isu) pensiun, itu jelas. Pertempuran telah diumumkan."

Philippe Martinez, sekretaris jenderal Konfederasi Umum Buruh, serikat pekerja terbesar di Prancis, mengatakan "mobilisasi May Day harus sebesar mungkin." Sekitar 5 ribu personel keamanan telah dikerahkan termasuk unit pengendalian huru-hara untuk mengamankan acara itu. Kendaraan lapis baja juga terlihat dikerahkan.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya