Bomber Nuklir Rusia Patroli di Langit Belarusia

Ada 2 bomber Rusia yang dikirim dan dikawal jet tempur Su-30

Jakarta, IDN Times - Rusia dan Belarusia sedang mengalami ketegangan hubungan dengan Barat. Pada hari Sabtu (18/12/21), Rusia mengirim bomber berkekuatan nuklir untuk patroli di langit Belarusia.

Patroli udara dengan bomber berkekuatan nuklir tersebut seakan-akan sebuah tanda dukungan Moskow untuk Minsk, yang telah mendapatkan sanksi berulang dari Uni Eropa (UE). Belarusia telah mengalami hubungan yang buruk dengan UE karena dituduh menjadi jalan masuk imigran ilegal ke negara-negara blok UE.

Sebelumnya, Alexander Lukashenko yang memimpin Belarusia pernah mengatakan bahwa mereka siap menampung persenjataan nuklir milik Moskow.

Di sisi lain, Ukraina yang memiliki hubungan buruk dengan Rusia merasa terancam. Beberapa pejabat Ukraina mengatakan bahwa ada kemungkinan Rusia akan menginvasi negaranya dari utara, dan menggunakan Belarusia sebagai pangkalan militer negeri Beruang Merah.

1. Berlatih bersama pasukan pertahanan udara Belarusia

Belarusia memiliki perbatasan langsung dengan Rusia di timur dan Ukraina di selatan. Belarusia adalah sekutu utama Moskow dan saat ini mereka terlibat hubungan yang buruk dengan UE.

UE menuduh Belarusia menggunakan migran untuk menyeberangi negara-negara UE secara ilegal. Paket sanksi telah dijatuhkan untuk Minsk secara berulang kali dan melibatkan berbagai perusahaan serta entitas pribadi.

Meski begitu, Belarus tidak gentar dan justru mempererat hubungan dengan Rusia sebagai aliansi utama.

Pada hari Sabtu, Rusia mengirim pesawat bomber Tu-22M3 buatan Tupolev untuk patroli ke langit Belarusia. Dilansir Associated Press, pesawat bomber itu adalah pesawat jarak jauh yang memiliki kemampuan nuklir.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pesawat pembom itu dikirim untuk patroli serta berlatih "melakukan tugas bersama dengan Angkatan dan Pertahanan Udara Belarusia." Jet tempur Sukhoi Su-30 yang dipasok Rusia ke Belarus digunakan untuk mengawal pesawat bomber tersebut.

2. Kemampuan bomber Rusia yang digunakan untuk patroli di Belarus

Baca Juga: Diduga Lakukan Kekerasan, AS Sanksi 2 Pejabat Belarusia

Di tengah ketegangan hubungan Belarusia dengan Barat, khususnya UE, sandaran utama Minsk adalah mitra terdekatnya yakni Rusia. Pada akhir November 2021 dalam sebuah wawancara, Lukashenko bahkan mengatakan jika negaranya siap untuk menampung persenjataan nuklir yang dimiliki oleh Rusia.

Dilansir RFERL, ucapan Lukashenko itu adalah tanggapan ketika sebelumnya Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa senjata nuklir AS di pangkalan Jerman, dapat dipindahkan jauh ke Eropa timur, yang tentu saja langkah itu akan menimbulkan kemarahan di Moskow.

Tidak begitu rinci senjata nuklir jenis apa yang siap ditampung oleh Belarus. Akan tetapi, pengiriman pesawat bomber berkemampuan nuklir untuk patroli di langit Belarus baru-baru ini adalah bukti kedekatan tak terbantahkan antara Minsk dan Moskow. Itu juga dilihat sebagai dukungan Rusia untuk Belarusia.

Menurut Independent, ada dua pesawat bomber yang dikirim oleh Rusia untuk patroli di Belarus. Pesawat Tu-22M3 itu jangkauan operasionalnya mencapai 7.000 kilometer. Kecepatan jelajah pesawat adalah 900 km/jam dan dapat dibekali dengan bom berkemampuan nuklir.

Dengan kemampuan pengisian bahan bakar ketika dalam penerbangan, Tu-22M3 juga dapat melakukan penjelajahan dengan jarak yang lebih jauh lagi.

3. Belarusia di tengah ketegangan antara Ukraina dan Rusia

Bomber Nuklir Rusia Patroli di Langit BelarusiaAlexander Lukashenko. (Wikipedia.org/Alexander Astafyev)

Perkembangan ketegangan di Eropa timur telah semakin meningkat ketika hubungan Ukraina dengan Rusia semakin memburuk. Kiev menuduh bahwa Moskow telah menumpuk ratusan ribu pasukan di dekat perbatasan timur, yang siap untuk melancarkan serangan ke Ukraina.

Kiev juga khawatir jika kedekatan Belarusia dengan Rusia, akan menjadikan negara yang dipimpin Lukashenko sebagai basis militer negeri Beruang Merah untuk menyerang Ukraina. Moskow sendiri berulangkali menolak tuduhan telah merencanakan serangan ke Ukraina.

Vladimir Makei, seorang diplomat senior Belarus mengatakan mendukung pernyataan Lukashenko yang sepakat menampung senjata nuklir Rusia sebagai bagian dari tanggapannya terhadap langkah NATO.

Dilansir CTV News, dia juga menggemakan kekhawatiran Rusia tentang hubungan yang tumbuh antara Ukraina dan NATO. Makei mengatakan aliansi militer Barat adalah Ukraina yang menjadi "jembatan melawan Rusia."

Ukraina telah lama mengajukan permohonan untuk menjadi anggota NATO. Tapi hal itu berlum terwujud. Rusia sendiri mengakui dengan jelas merasa terancam jika NATO melakukan ekspansi ke Eropa timur.

Jika Ukraina jadi anggota NATO, maka peralatan canggih milik NATO bisa ditempatkan di negara tersebut dan itu berarti mengancam keamanan Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin meminta AS dan sekutu NATO untuk memberi jaminan keamanan negaranya berdasarkan hukum, untuk meredakan ketegangan yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.

Baca Juga: Pengungsi Suriah di Belarusia: Berikan Bantuan atau Saya Segera Mati

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya