Demi Anak, Pejabat Senior Korut Membelot ke Korsel

Ingin memberikan kebebasan kepada anak-anaknya 

Seoul, IDN Times – Seorang pejabat tinggi dari Korea Utara (Korut) pada akhir Januari dikabarkan membelot ke Korea Selatan (Korsel) oleh laman berita Yonhap. Pejabat tersebut bernama Ryu Hyun-woo. Dia adalah seorang pejabat yang ditunjuk oleh Korut sebagai Dubes untuk Kuwait.

Peristiwa tersebut menggemakan kembali kabar pembelotan pejabat Korut sebelumnya, yakni Jo Song-gil yang ditempatkan di Italia, “hilang” pada tahun 2018 namun kemudian diketahui membelot ke Korsel pada tahun 2019 lalu.

Ryu Hyun-woo yang ditempatkan di Kuwait tersebut diperkirakan melarikan diri bersama keluarganya pada September 2019. Peristiwa itu adalah salah satu peristiwa langka di mana jarang sekali pejabat senior Korut melakukan tindakan membelot ke Korsel.

1. Masa depan anak

Demi Anak, Pejabat Senior Korut Membelot ke KorselDiplomat Korut yang membelot melakukannya demi kebaikan masa depan anaknya. Ilustrasi (unsplash.com/Johannes Waibel)

Pembelotan Ryu Hyun-woo sampai sejauh ini tidak dipublikasikan secara resmi oleh Pemerintah Korsel. Diperkirakan, ketika Hyun-woo mencapai Korsel untuk mencari suaka, informasi tersebut tetap disembunyikan oleh pihak berwenang demi menjaga kerahasiaan.

Melansir dari laman BBC, Hyun-woo adalah dubes untuk Kuwait sejak tahun 2017. Dia kemungkinan adalah menantu dari Jon Il Chun, seorang mantan kepala kantor yang bertanggung jawab atas dana rahasia pemimpin Korea Utara.

Dia mengatakan pembelotan itu dilakukan untuk masa depan anak-anaknya. Menurutnya, Korea Selatan lebih menjanjikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya dari pada Korea Utara. Sampai sejauh ini, pejabat Korea Selatan belum memberikan komentar atas bocornya informasi mengenai salah satu pejabat senior Korut yang membelot ke Korsel.

2. Kekecewaan dan berusaha memberikan kebebasan kepada anak-anak

Demi Anak, Pejabat Senior Korut Membelot ke KorselThae Yong-ho, pejabat Korut yang membelot ke Korsel. (Wikimedia.org/Zhang Wei)

Dalam penelusuran informasi lebih jauh, rupanya salah satu anggota parlemen Korsel yang membocorkan informasi mengenai pembelotan pejabat senior Korut. Anggota parlemen tersebut bernama Thae Yong-ho. 

Yong-ho rupanya juga seorang pembelot. Sebelumnya, oleh pemerintah Korea Utara, dia ditugaskan untuk menjadi wakil duta besar Inggris. Pada tahun 2016, dia membawa serta keluarganya memutuskan untuk lari ke Korea Selatan.

Melansir dari kantor berita Reuters, menurut Yong-ho, pekerjaan sebagai duta besar membuat pejabat Korut memiliki pengetahuan dan pengalaman dunia luar. Melihat perbedaan nyata antara Utara dan Selatan, kekecewaan muncul dari seorang diplomat dan akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dan “memberikan kebebasan” kepada anak-anaknya.

Thae Yong-ho juga menyampaikan kepada teman-teman pejabat seniornya di Korea Utara, bahwa “ada alternatif selain Korea Utara, dan pintunya terbuka,” katanya dalam wawancaranya dengan Reuters baru-baru ini.

Baca Juga: Presiden Korsel Siap Lanjutkan Dialog dengan Korut

3. Kim Jong Un mungkin sulit melakukan denuklirisasi

Demi Anak, Pejabat Senior Korut Membelot ke KorselPemimpin Korut, Kim Jong Un. (twitter.com/Joe Blevins)

Sejauh ini, salah satu negara di dunia yang dianggap memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menyebabkan perang besar adalah Korea Utara. Negara pimpinan Kim Jong Un tersebut diklaim memiliki banyak hulu ledak nuklir yang terpasang di misil-misil jarak jauhnya.

Laman berita CNN akhirnya berhasil melakukan sebuah wawancara khusus dengan mantan diplomat Korea Utara untuk Kuwait, Ryu Hyun-woo, yang memutuskan membelot ke Selatan. Dalam wawancara tersebut, Hyun-woo mengatakan “tenaga nuklir Korut secara langsung terkait dengan stabilitas rezim”. Kim Jong Un percaya bahwa senjata nuklir adalah kunci kelangsungan hidupnya.

Karena itu, ada kemungkinan besar bahwa denuklirisasi di Korut akan sulit dilakukan apalagi meminta Korut untuk menyerahkan senjata nuklirnya. Namun menurut Hyun-woo, ada kemungkinan bahwa Kim Jong Un bersedia mengurangi senjata tersebut jika sanksi internasional yang melumpuhkan Pyongyang dicabut.

Ryu Hyun-woo saat ini mengkhawatirkan keluarganya dan keluarga istrinya yang ada di Korut. Pembelotan dianggap sebagai salah satu aib bagi Korut karena itu hukuman terhadap keluarga pembelot biasanya sangat kejam.

“Saya pikir Korut memiliki hukuman keluarga feodal kolektif abad ke-21 (yang) sangat mengerikan,” katanya memberikan pengakuan. Hyun-woo dan istrinya adalah sama-sama keturunan dari elit Korut. Kini mereka hanya bisa berharap bahwa semua keluarganya akan berumur panjang.

Baca Juga: No-Kum Sok, Pilot Korut Pertama yang Membelot Ke Korsel

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya