Fakta-Fakta Perang Dunia Nol: Pasukan Jepang Menghancurkan Rusia

Perang awal yang brutal sebelum Perang Dunia Kedua

Jakarta, IDN Times - Sebelum Perang Dunia Pertama dan Kedua berlangsung, ada perang pendahulu yang disebut oleh sejarawan sebagai Perang Dunia Nol. Perang itu telah direkomendasikan untuk jadi rangkaian dalam sejarah Perang Dunia. Meski begitu, keputusan itu belum dipastikan secara bulat.

Perang Dunia Nol melibatkan pasukan Kekaisaran Jepang melawan Kekaisaran Rusia. Perang berlangsung dari 1904 hingga 1905. Perang berlangsung tidak hanya di darat tapi juga di laut.

Banyak yang menilai Perang Dunia Nol sangat brutal. Perang yang terjadi di belahan Pasifik barat itu mengubah keseimbangan kekuatan di Asia, dengan Jepang menjadi tokoh utama. Perang juga menyiapkan panggung untuk Perang Dunia Pertama.

Berikut ini sejumlah fakta Perang Dunia Nol atau Perang Jepang-Rusia, yang membuat dunia terkejut dengan keperkasaan kekuatan Jepang melibas pasukan Rusia.

1. Kekhawatiran ekspansi Rusia di Asia Timur

Fakta-Fakta Perang Dunia Nol: Pasukan Jepang Menghancurkan Rusiailustrasi pelabuhan (Unsplash.com/Fedor Shlyapnikov)

Kekaisaran Rusia merupakan salah satu kekuatan utama dunia yang signifikan pada awal abad ke-20. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Eropa Timur hingga Asia Tengah. Di sisi lain, Jepang saat itu mulai dipandang sebagai salah satu kekuatan yang dominan di Asia.

Kaisar Rusia Tsar Nicholas II, pada 1904 mengarahkan pandangan untuk pangkalan angkatan lautnya di Pasifik, tepatnya di Semenanjung Korea dan Liaodong, China. Itu karena pelabuhan Vladivostok harus terpaksa tutup selama bulan-bulan akibat musim dingin.

Di Liaodong, Rusia telah menyewa pelabuhan Port Arthur, tapi masih ingin memiliki basis operasi yang kuat di bawah kendalinya. Rusia sedang ingin mengembangkan perdagangan dan pangkalan angkatan laut.

Tapi, Jepang mengkhawatirkan niat Rusia. Jepang cemas dengan ekspansi pengaruh dari Rusia. Pada 1895, Rusia sudah pernah ikut campur dalam Perang China-Jepang, di mana Rusia memberi dukungan militer pada Kekaisaran Qing, sehingga mengadu dua kekuatan utama Asia.

Dengan catatan masa lalu itu, Jepang awalnya lebih memilih mencari kesepakatan dengan Kekaisaran Rusia. Jepang menawarkan untuk menyerahkan kendali Manchuria ke Rusia, dan membiarkan Negeri Matahari Terbit mempertahankan pengaruh atas Korea.

Rusia menolak tawaran itu. Rusia menuntut agar Korea utara berfungsi sebagai zona netral. Negosiasi pada akhirnya gagal dan tidak menemukan jalan keluar. Jepang akhirnya memilih untuk berperang, demikian dikutip dari History

2. Keunggulan Rusia dibanding Jepang dan sebaliknya

Fakta-Fakta Perang Dunia Nol: Pasukan Jepang Menghancurkan Rusiailustrasi kapal perang (Pexels.com/Karlis Dzjamko)

Setelah negosiasi antara keduanya gagal, para penasihat Tsar Nicholas mengatakan bahwa Jepang tidak akan menantang Rusia secara militer. Nasihat itu pada akhirnya keliru. Jepang memilih jalan perang untuk menghentikan pengaruh Rusia di perairan Pasifik.

Para pengamat saat itu melihat bahwa Negeri Beruang Merah memiliki keunggulan jauh. Rusia memiliki populasi lebih banyak, dengan lima kali lipat tenaga militer terlatih, ditopang dengan sumber daya yang hampir tidak terbatas karena teritorinya yang luas dan kaya.

Saat itu, ada anggapan bahwa orang Eropa kulit putih seperti orang Rusia, meyakini tidak mungkin bagi orang Asia untuk mengalahkan mereka dalam perang.

Di sisi lain, para analis Barat tidak pernah mengira tentang sejauh mana kecakapan militer Jepang, meski kerap memenangkan perang dengan China. Mereka juga tidak menduga bahwa modernisasi pemerintahan, termasuk angkatan darat dan laut yang lebih modern, telah mengubah kekuatan Jepang.

Hal lain yang tak dipahami oleh analis Barat adalah semangat dalam jiwa orang Jepang. Robert M. Citino menulis, Jepang memiliki keunggulan warisan spiritual.

Modernisasi telah membuat Jepang melepaskan diri dari samurai dan sistem kastanya. Meski begitu, etos samurai lama lahir dan dirawat. Etos diterapkan pada wajib militer, mengubah tentara biasa menjadi "peluru manusia."

Etos samurai yang diterapkan itu disebut Bushido (jalan prajurit). Meski ini memiliki akar kuno, tapi dikembangkan dengan cara modern, mengajarkan para tentara untuk tidak pernah mundur, tidak pernah menyerah, bahkan bersemangat mati demi melayani kaisar. 

Etos inilah yang tak dimiliki oleh pasukan musuh, khususnya tentara Rusia, dilansir dari historynet.com.

Baca Juga: Fakta Perang Talas, Pasukan China Kalah Telak oleh Pasukan Abbasiyah

3. Serangan dadakan Jepang

Fakta-Fakta Perang Dunia Nol: Pasukan Jepang Menghancurkan Rusiailustrasi kapal perang (Unsplash.com/Thomas Park)

Pada 8 Februari 1904, larut malam yang gelap, pasukan Angkatan Laut Jepang yang dipimpin Laksamana Togo Heihachiro melancarkan serangan mendadak ke Port Arthur.

Sepuluh kapal torpedo dikirim dan merusak tiga kapal terbesar Skuadron Pasifik 1 Rusia, yaitu Tsesarevich, Retvizan, dan Pallada. Pagi hari, Togo melancarkan serangan lanjutan, tapi Rusia memilih berlindung di pelabuhan. Lima kapal Rusia rusak.

Serangan pembuka dari Jepang itu, tidak memberikan hasil yang maksimal. Akan tetapi, serangan itu menjadi deklarasi perang dari Jepang untuk Rusia.

Pertempuran selanjutnya jauh lebih menegangkan, lebih horor, dan lebih brutal. Meski Togo tidak memberikan kerusakan yang menghancurkan pada armada Rusia di Port Arthur, tapi serangan itu menjamin keamanan pasukan Jepang untuk dikirim ke daratan. 

4. Pertempuran Sungai Yalu dan Laut Kuning

Fakta-Fakta Perang Dunia Nol: Pasukan Jepang Menghancurkan Rusiailustrasi perang (Unsplash.com/British Library)

Setelah angkatan laut Rusia di Port Arthur berhasil dipukul, jalur untuk mendaratkan pasukan Jepang terbuka. Tapi, Port Arthur belum sepenuhnya ditaklukkan Jepang.

Pada 16 Februari, Jenderal Tamemoto Kuroki membawa pasukan Jepang mendarat di Korea. Sekitar 42.500 tentara datang dan dengan cepat menaklukkan Seoul dalam dua bulan, lalu menyebar ke utara.

Di dekat Sungai Yalu, Korea Utara saat ini, Jenderal Alexei Kuropatkin memasang pertahanan statis di sepanjang sungai, dengan konsekuensi yang serius untuk mempertahankan Manchuria. Ini adalah pertempuran darat besar pertama Jepang-Rusia.

Sekitar 21 ribu pasukan Rusia dibantu kavaleri Cossack mempertahankan perbatasan, tapi Kuroki bermanuver dan mengapit pasukan tersebut. Pertahanan Rusia berhasil dipukul mundur setelah pertempuran sengit dan ribuan tentara tewas atau hilang.

Di lautan, pasukan Jepang bertemu dengan pasukan Rusia di Laut Kuning. Pertempuran mulai 10 Agustus 1904. Pada pertempuran ini, pasukan Rusia di Port Arthur ingin keluar dan bergabung dengan angkatan laut dari Vladivostok.

Konfrontasi di lautan ini jadi konflik besar pertama dalam sejarah angkatan laut modern, yang melibatkan kapal perang baja. Pada pertempuran laut ini, tidak ada pihak yang benar-benar mencapai tujuan, baik Jepang atau Rusia.

Pasukan Rusia gagal bergabung dengan pasukan Vladivostok, dan Jepang gagal menghancurkan armada laut Rusia yang kembali ke Port Arthur.

Baca Juga: Keji Pasukan Tigray: Saya Diperkosa di Halaman, Ibu Saya di Rumah

5. Jatuhnya Port Arthur

Fakta-Fakta Perang Dunia Nol: Pasukan Jepang Menghancurkan Rusiailustrasi (Unsplash.com/Museums Victoria)

Jepang terus melancarkan blokade Port Arthur. Serangan yang direncanakan untuk menghancurkan armada laut Rusia juga terus dilakukan. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Ribuan nyawa hilang dalam pertempuran tersebut.

Pengepungan Port Arthur dilakukan dengan susah payah oleh Jepang, baik melalui laut atau darat. Rusia juga dengan gigih mempertahankan pelabuhan yang jadi simbol heroisme itu.

Tapi, pada awal Januari 1905, secara mengejutkan Mayor Jenderal Rusia Anatoly Stessel, memutuskan untuk menyerah. Dia percaya bahwa pelabuhan itu tidak lagi layak dipertahankan dalam menghadapi serangan yang signifikan Jepang.

Keputusan Stessel itu membuatnya dihukum mati, meski kemudian diampuni. Tapi, jatuhnya Port Arthur membuat Rusia mengalami kerugian besar.

6. Pertempuran Tsushima

Fakta-Fakta Perang Dunia Nol: Pasukan Jepang Menghancurkan RusiaIlustrasi Kapal Tenggelam (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelum Port Arthur jatuh, Rusia sibuk membuat rencana untuk mengirimkan angkatan laut bantuan dari Baltik. Pasukan dikirim dan berlayar jauh lewat Tanjung Harapan menuju Indo-China, sekitar Vietnam.

Dari lokasi itu, pasukan bantuan dari Baltik berencana bergabung dengan armada Vladivostok. Namun, mereka harus melewati perairan antara Jepang dan Korea. Sedangkan, dua tempat itu merupakan wilayah kekuasaan Jepang. 

Togo Heihachiro yang mempimpin armada laut Jepang telah menduga bahwa pasukan bantuan Rusia akan melewati selat Tsushima. Karena itu kapal pengintai telah ditugaskan di perairan tersebut.

Dan betul apa yang diperkirakan Togo. Akhirnya, pertempuran laut dengan kapal perang lapis baja terjadi di selat Tsushima. Armada Rusia secara efektif dihancurkan oleh Jepang.

Rusia kehilangan 4.380 pasukan dan 5.917 ditangkap. Tiga kapal lolos mencapai Vladivostok dan enam lainnya ditahan Jepang. Di pihak Jepang, mereka hanya kehilangan tiga kapal torpedo, 117 tewas dan 583 terluka.

Pertempuran selat Tshushima secara otomatis menghancurkan gengsi Rusia di dunia internasional. Peristiwa itu sekaligus membuat Jepang dilihat sebagai angkatan laut yang tak bisa disepelekan.

7. Runtuhnya Kekaisaran Rusia

Fakta-Fakta Perang Dunia Nol: Pasukan Jepang Menghancurkan Rusiailustrasi (Unsplash.com/Alessandro Armignacco)

Meski tidak bisa disebut sebagai sebab utama keruntuhan Kekaisaran Rusia, tapi perang Jepang-Rusia memiliki pengaruh demoralisasi pasukan dan ketidakpercayaan pada Tsar meningkat. Dampak perang turut memberi kipas pada nyala api Revolusi Bolshevik pada 1917 yang membuat Kekaisaran Rusia runtuh.

Kalahnya Rusia, baik itu di darat atau secara memalukan di lautan, membuat St. Petersburg mengajukan permintaan perdamaian kepada Jepang.

Perjanjian Portsmouth dilakukan dengan mediasi Presiden Amerika Serikat (AS) Theodore Roosevelt pada 1905. Roosevelt saat itu lebih berpihak ke Rusia.

Dari perjanjian itu, Rusia meninggalkan Manchuria dan mengakui kendali Jepang atas Semenanjung Korea. Jepang kemudian muncul sebagai kekuatan dunia non-Barat modern pertama dan mengarahkan pandangannya pada ekspansi kekaisaran yang lebih besar.

Tapi, biaya yang harus dibayar oleh Jepang dalam kemenangan itu juga tidak murah. Pundi-pundi negara hampir habis dan Roosevelt lebih mendukung Rusia untuk tidak memberi gantu rugi perang bagi Jepang.

Total pasukan Rusia yang dikerahkan dalam perang itu adalah 1.365.000 tentara dan Jepang sekitar 1.200.000 tentara. Rusia kehilangan pasukan antara 43.300 sampai 120.000 tentara dan Jepang kehilangan antara 58.000 sampai 86.100 tentara. Sebagian kecil dari mereka yang tewas bukan karena peluru tapi karena penyakit.

Baca Juga: Mengenal Turkmenistan, Negara yang Pernah Jadi Ibu Kota Islam

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya