Ingin Kembalikan Kejayaan, Rusia Luncurkan Roket Pendarat ke Bulan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Rusia menjalankan misi bulan dengan mengirimkan roket Soyuz-2 Fregat yang berisi wahana pendarat pada Jumat (11/8/2023) dini hari. Pendarat bernama Luna-25 meluncur dari pelabuhan antariksa Vostochny. Ini merupakan upaya pertama Rusia dalam 50 tahun terakhir.
Hingga saat ini, hanya tiga pemerintah yang telah berhasil melakukan pendaratan di bulan, yakni Uni Soviet, Amerika Serikat (AS) dan China. India dan Rusia berambisi menjadi negara pertama yang mendarat di kutub selatan bulan.
1. Mengumpulkan sampel geologis di kutub selatan bulan
Roket Soyuz-2 Fregat akan mendorong Luna-25 ke angkasa. Diperkirakan, wahana pendarat itu akan melakukan perjalanan hingga ke bulan sekitar lima hari. Tanggal pendaratan wahana tersebut belum ditentukan.
Dilansir The Guardian, Luna-25 akan mendarat di dekat kutub selatan bulan. Wahana itu akan mengumpulkan sampel geologis dan mengirim kembali data tanda-tanda air yang dapat meningkatkan kemungkinan pembuatan koloni manusia di masa depan.
Rusia memiliki catatan banyak kegagalan di masa lalu dalam upaya pendaratan bulan. Ini karena pergantian generasi antara para ahli ilmiahnya, penundaan proyek karena sanksi, dan saat ini karena dampak isolasi perang Ukraina.
Vitaly Egorov, yang banyak menulis eksplorasi ruang angkasa, mengatakan bahwa salah satu tujuan utama Rusia adalah memberi kesempatan para ilmuwan mendaratkan wahana dengan lembut. Ini karena mereka tidak memiliki pengalaman itu selama 47 tahun.
Baca Juga: Rudal Rusia Hantam Hotel Zaporizhzhya Ukraina, 1 Orang Tewas
2. Persaingan menjadi adidaya antariksa
Editor’s picks
Luna-25 diperkirakan mencapai bulan pada 23 Agustus. Wahana itu kemudian akan menghabiskan 3-7 hari mengorbit sekitar 100 kilometer sebelum menuju ke permukaan bulan.
Apa yang disampaikan oleh Egorov selaras dengan alasan Roscosmos, badan antariksa Rusia. Menurut Associated Press, misi Luna-25 adalah upaya menunjukkan negara itu mampu mengirim muatan dan memastikan jaminan akses Rusia ke permukaan bulan.
Eksplorasi bulan saat ini adalah persaingan antara China dan AS, juga negara lain yang memiliki ambisi sama untuk menjadi adidaya antariksa. Rusia ingin mengembalikan kejayaan masa lalunya seperti saat menjadi Uni Soviet.
3. Luna-25 diperkirakan akan mendarat beriringan dengan Chandrayaan 3 milik India
Usai Soviet runtuh, Rusia telah meluncurkan dua misi pendaratan ruang angkasa. Tapi semuanya gagal. Ini terjadi pada misi Mars-96 dan Phobos-Grunt pada 2011. Keduanya jatuh di Samudra Pasifik.
Luna-25 diperkirakan akan mendarat secara bersamaan dengan Chandrayaan 3 milik India yang diluncurkan pada 14 Juli lalu. Chandrayaan 3 juga berencana mendarat di kutub selatan bulan.
Menurut CNN, Luna-25 berkaki empat, memiliki tangki propelan, panel surya, komputer dan lengan robot dengan sekop kecil untuk mengumpulkan sampel. Selain itu, ada juga seperangkat instrumen untuk mempelajari eksosfer.
Roscosmos awalnya bermitra dengan Badan Antariksa Eropa untuk misi Luna-25, luna-26 dan Luna-27. Tapi kemitraan itu dihentikan pada April 2022 karena Moskow menginvasi Ukraina.
Baca Juga: Perluas Sanksi, Jepang Larang Mobilnya Diekspor ke Rusia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.