Jerman Larang Senjata yang Diekspor ke Saudi Digunakan di Yaman

Jerman tetap blokir penjualan jet tempur Eurofighter

Jakarta, IDN Times - Koalisi pemerintah Jerman telah menyetujui ekspor senjata ke Arab Saudi. Menurut juru bicara Kanselir Olaf Scholz, Steffen Hebestreit, senjata tersebut tidak boleh digunakan dalam konflik Yaman.

Meski izin ekspor senjata itu telah disetujui, tapi Scholz tetap tidak akan memberi lampu hijau untuk ekspor jet tempur Eurofighter. Periode legislatif Jerman saat ini, yang akan berakhir hingga 2025, tidak memiliki agenda untuk membahas masalah tersebut.

Pembunuhan jurnalis Saudi bernama Jamal Khashoggi pada 2018 telah memicu Jerman menyetop semua ekspor senjata ke Saudi. Bahkan, penghentian itu termasuk komponen dan suku cadang sistem senjata.

1. Jerman izinkan ekspor senjata setelah ada tekanan

Jerman Larang Senjata yang Diekspor ke Saudi Digunakan di YamanKanselir Jerman Olaf Scholz (Twitter.com/ Bundeskanzler Olaf Scholz)

Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa pihak di koalisi pemerintahan Scholz telah memberi tekanan untuk membuka embargo ekspor senjata ke Saudi. Ini terutama partai FDP yang terkenal lebih ramah dalam kebijakan bisnis.

Pada Rabu, dilansir Middle East Eye, Berlin akhirnya sepakat untuk menyetujui ekspor tersebut. Tapi, hal itu masih disertai dengan syarat, yakni tidak boleh digunakan dalam konflik di Yaman.

Saudi memimpin koalisi untuk membantu pemerintah Yaman melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran. Sejak hubungan Saudi dengan Iran kembali membaik, ada tekanan agar Jerman melunakkan kebijakannya.

Partai Hijau, yang menjadi salah satu mitra koalisi Scholz, adalah pihak yang paling sensitif dalam masalah ekspor senjata. Apalagi ekspor tersebut dilakukan ke wilayah konflik.

Baca Juga: Fokus ke Indo-Pasifik, Jerman Kirim Pasukan ke Australia

2. Berlin tetap blokir penjualan jet tempur Eurofighter

Hebestreit memberikan penjelasan mengenai persetujuan terbaru. Dia mengatakan, senjata-senjata yang dikirim, selain tidak boleh digunakan di Yaman, juga tidak boleh digunakan dalam kaitannya dengan ancaman pelanggaran hak asasi manusia.

Dilansir Politico, Berlin masih tetap akan memblokir peluang penjualan jet tempur Eurofighter. Scholz dengan tegas mengatakan, keputusan pengiriman jet tempur itu tidak ada dalam agenda di masa mendatang.

Keputusan Jerman memiliki risiko yang membuat Inggris kecewa. Ini karena produksi jet tempur dilakukan oleh BAE System Inggris, yang telah sepakat memasok 48 unit Eurofighter. Namun, sepertiga komponen jet berasal dari Jerman, sehingga langkah itu akan menghambat London.

Produksi Eurofighter dilakukan oleh perusahaan Jerman-Prancis, BAE System Inggris dan Leonardo Italia. Negara-negara itu dapat memveto ekspor produk ke negara lain, yang itu digunakan Jerman dalam kebijakan penjualan ke Saudi.

3. Inggris dan Prancis kecewa

Jerman Larang Senjata yang Diekspor ke Saudi Digunakan di Yamanilustrasi (Unsplash.com/SaiKrishna Saketh Yellapragada)

Integrasi industri di Eropa membuat kebijakan ekspor Jerman akan saling memengaruhi negara lain, khususnya soal pesanan Eurofighter dari Saudi yang sejauh ini telah memiliki 72 unit.

Meski begitu, Berlin tetap mengizinkan ekspor pesawat kargo militer, seperti A400M yang dikembangkan bersama oleh beberapa negara Eropa. Scholz mengatakan, A400M dapat disahkan untuk ekspor.

Menurut Vision of Humanity, kebijakan embargo ekspor senjata Jerman telah mengecewakan Inggris dan Prancis. Banyak komponen utama senjata dibuat oleh Jerman, sehingga kebijakan dapat mengganggu proses produksi.

Prancis sangat bersikeras. Mereka mengklaim kebijakan ekspor senjata Jerman menjadi tidak dapat diprediksi dan melanggar kepercayaan yang diperlukan untuk produksi senjata bersama.

Baca Juga: Ngeri! Potongan Tubuh Pria Jerman Ditemukan di Thailand

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya