Jerman Serukan Dialog Lanjutan Usai KTT Perdamaian Ukraina di Saudi

Rusia anggap pertemuan di Saudi tak ada nilainya

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman Olaf Scholz menyambut konferensi tingkat tinggi perdamaian Ukraina yang dipimpin Arab Saudi. Pada Minggu (13/8/2023), Scholz menyerukan upaya diplomatik lanjutan untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina.

Pertemuan di Saudi dihadiri sekitar 40 negara di Jeddah pekan lalu. Ini termasuk Jerman, China, India dan Amerika Serikat (AS), tapi Rusia tidak diudang. Scholz menyebut pembicaraan di Saudi sangat istimewa dan sangat penting.

1. Upaya diplomatik lebih lanjut

Jerman Serukan Dialog Lanjutan Usai KTT Perdamaian Ukraina di SaudiKanselir Jerman Olaf Scholz (Twitter.com/ Bundeskanzler Olaf Scholz)

Ukraina mengatakan, pihaknya puas dengan pertemuan puncak di Saudi. Itu adalah langkah Kiev menggalang dukungan rencana perdamaian 10 poin, termasuk penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayahnya.

Dilansir VOA News, Scholz menyambut pertemuan di Jeddah dan mendesak pembicaraan lebih lanjut untuk mendamaikan Rusia-Ukraina. Dia menyerukan upaya diplomatik lebih lanjut karena pertemuan di Saudi baru permulaan.

"Masuk akal bagi kami untuk melanjutkan pembicaraan ini, karena mereka meningkatkan tekanan pada Rusia untuk menyadari bahwa ia telah mengambil jalan yang salah dan harus menarik pasukannya serta membuat perdamaian menjadi mungkin," kata Scholz.

Baca Juga: Arab Saudi Tunjuk Duta Besar Non-Residen untuk Palestina 

2. Rusia anggap pertemuan di Saudi tak ada nilainya

Adapun pertemuan di Saudi tidak melibatkan Rusia. Moskow menegaskan, perdamaian di Ukraina hanya mungkin jika Kiev meletakkan senjatanya.

Dilansir Times of Israel, Kementerian Luar Negeri Rusia mencela upaya para pejabat internasional yang bertemu di Saudi. Mereka mengatakan pembicaraan itu tidak memiliki nilai tambah sedikitpun.

"Tetapi tanpa partisipasi Rusia dan tanpa mempertimbangkan kepentingan Moskow, pertemuan itu tidak ada gunanya," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Perang Rusia di Ukraina telah berjalan lebih dari setahun. Ukraina mencoba melakukan serangan balik pada Juni, tapi langkah itu berjalan lambat. Meski begitu, pasukan Ukraina telah berhasil mengambil kembali beberapa petak wilayahnya yang sebelumnya diduduki Rusia.

3. Jerman tegaskan jadi pemasok bantuan militer terbesar kedua di Ukraina

Jerman Serukan Dialog Lanjutan Usai KTT Perdamaian Ukraina di Saudiilustrasi rudal Taurus (youtube.com/WELT Documentary)

Ukraina telah meminta senjata rudal jelajah Taurus dari Jerman. Tapi, sejauh ini Berlin enggan memberikannya. Ini karena rudal tersebut dikhawatirkan dapat mencapai wilayah Rusia dan memperluas konflik.

"Seperti dulu, kami akan selalu meninjau setiap keputusan dengan sangat hati-hati, apa yang mungkin, apa yang masuk akal, apa yang bisa menjadi kontribusi kami," kata Scholz tentang rudal Taurus dikutip dari Deutsche Welle.

Scholz sendiri menegaskan, Jerman saat ini merupakan pemasok bantuan militer terbesar kedua ke Ukraina, setelah AS.

Dalam upaya mendapatkan rudal Taurus, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa rudal yang lebih jauh berarti durasi perang yang lebih pendek. Ukraina berharap menggunakan rudal untuk mencapai pasukan Rusia di tanah Ukraina yang jauh di luar garis pertempuran.

Selain itu, mereka juga ingin menganggu logistik dan menghancurkan pusat komando serta gudang amunisi.

Baca Juga: Jerman Siapkan 30 Tank Leopard 1 untuk Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya