Kerap Bersitegang, Turki-Yunani Sepakat Atur Ulang Hubungan Bilateral

Kedua negara janji aktifkan saluran komunikasi

Jakarta, IDN Times - Pemimpin Turki dan Yunani sepakat untuk mengatur ulang hubungan kedua negara pada Rabu (12/7/2023). Turki-Yunani kerap berselisih masalah sumber daya energi, penerbangan di atas Laut Aegea, dan perpecahan etnis Siprus.

Kedua negara sepakat untuk membangun momentum positif dan mengaktifkan saluran komunikasi di masa mendatang. Kedua pemimpin itu juga berharap bisa melakukan kontak yang lebih intensif di semua tingkatan.

1. Iklim positif untuk mengatur ulang hubungan bilateral

Kerap Bersitegang, Turki-Yunani Sepakat Atur Ulang Hubungan Bilateralilustrasi (Unsplash.com/Constantin Wenning)

Turki dan Yunani merupakan dua anggota NATO yang kerap bersitegang. Hubungan keduanya kerap panas-dingin karena persoalan masa lalu yang belum selesai sepenuhnya.

Di sela-sela KTT NATO di Lithuania, Presiden Recep Tayyip Erdogan dikabarkan bertemu dan berbicara dengan Perdana Menteri (PM) Yunani Kyriakos Mitsotakis untuk mengatur ulang hubungan bilateral.

Dilansir Al Jazeera, kedua negara mengaku dalam beberapa bulan terakhir memiliki iklim positif yang berkesinambungan dan penuh konsistensi.

"Kedua belah pihak sepakat untuk membangun momentum positif dan mengaktifkan berbagai saluran komunikasi antara kedua negara di masa mendatang," kata pernyataan kedua pemimpin tersebut. 

Baca Juga: Erdogan: Swedia Bisa Gabung NATO jika Turki Jadi Anggota Uni Eropa

2. Rencana pertemuan dewan kerja sama di Thessaloniki

PM Mitsotakis mengakui bahwa masalah antara dua negara belum terselesaikan secara ajaib. Namun, pertemuannya dengan Erdogan menegaskan niatnya untuk mengatur ulang hubungan bilateral tersebut.

Baik Erdogan atau Mitsotakis, keduanya didampingi oleh Menteri Luar Negeri masing-masing negara saat melakukan pertemuan.

Dilansir Daily Sabah, Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki mengatakan bahwa kedua negara akan mengaktifkan beberapa saluran telekomunikasi dan mengadakan pertemuan Dewan Kerjasama Tingkat Tinggi.

"Saya berharap dan menantikan untuk membangun iklim positif ini dan membuat beberapa langkah kemajuan yang penting. Seperti yang telah saya katakan berkali-kali, kami tidak dikutuk untuk hidup dalam iklim ketegangan yang konstan dengan Turki," kata Mitsotakis sebelum pertemuan berlangsung.

3. Turki dan Yunani berupaya meningkatkan kekuatan angkatan udara

Kerap Bersitegang, Turki-Yunani Sepakat Atur Ulang Hubungan Bilateralilustrasi (Unsplash.com/John Torcasio)

Pertemuan Mitsotakis dan Erdogan berlangsung sekitar satu jam. Para menteri kabinet dari kedua pemerintahan itu dijanjikan bakal bertemu usai musim panas di Thessaloniki guna pembicaraan hubungan lebih lanjut.

Menurut Associated Press, dua anggota NATO itu telah berusaha untuk meningkatkan kekuatan angkatan udaranya. Ankara menginginkan jet tempur F-16 yang ditingkatkan, sedangkan Athena ingin bergabung dengan program F-35 , jet tempur yang disebut paling canggih saat ini.

Tahun lalu, Erdogan menghentikan upaya pembicaraan bilateral dengan Yunani. Dia menuduh Mitsotakis menekan Amerika Serikat untuk memblokir penjualan jet tempur F-16 ke Turki. Hubungan kedua negara membaik saat Yunani jadi negara pertama yang mengirim bantuan ketika Turki dihantam gempa bumi yang mematikan pada Februari.

Baca Juga: Swedia Hukum Pria Turki karena Mendanai Partai Kurdistan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya