Konflik Azerbaijan, Etnis Armenia Mulai Tinggalkan Nagorno-Karabakh

PM Armenia salahkan pihak Rusia

Jakarta, IDN Times - Ribuan etnis Armenia yang berada di Nagorno-Karabakh, mulai meninggalkan wilayah itu pada Minggu (24/9/2023) malam. Peristiwa terjadi usai operasi militer yang dilakukan Azerbaijan menewaskan ratusan orang dan menyerahnya pasukan separatis Armenia sehingga berujung pada gencatan senjata.

Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan mengatakan, ada kemungkian ratusan ribu etnis Armenia di Nagorno-Karabakh akan meninggalkan wilayah itu. Ini karena ketakutan ancaman pembersihan etnis oleh Azerbaijan. PM Pashinyan juga menyalahkan Rusia karena tidak bisa melindungi etnis Armenia.

Nagorno-Karabakh adalah wilayah yang diakui secara internasional milik Azerbaijan. Akan tetapi, wilayah itu ditinggali sebagian besar etnis Armenia yang berusaha memerdekakan diri.

Perang pada 2020 membuat pemerintah Baku berhasil mengambil kembali beberapa distrik Nagorno-Karabakh. Sejak itu, masalah konflik tersebut belum selesai. Perang itu mereda usai ditengahi oleh Rusia.

Baca Juga: Warga Nagorno-Karabakh Masih Dibayangi Ketakutan Pembersihan Etnis 

1. Lebih dari seribu orang etnis Armenia tinggalkan Nagorno-Karabakh

Konflik Azerbaijan, Etnis Armenia Mulai Tinggalkan Nagorno-KarabakhPM Armenia Nikol Pashinyan (Twitter.com/Nikol Pashinyan)

Ada sekitar 120 ribu etnis Armenia yang berada di Nagorno-Karabakh. Mulai Minggu malam, ribuan dari mereka telah mulai melarikan diri dan memasuki negara Armenia. Mereka menyusuri koridor Lachin, jalur utama yang menghubungkan Nagorno-Karabakh dengan Armenia.

"Kemungkinan semakin besar bahwa warga etnis Armenia di Nagorno-Karabakh akan menganggap pengusiran dari tanah air mereka sebagai satu-satunya jalan keluar," kata PM Pashinyan dikutip dari Al Jazeera.

"Republik Armenia akan dengan penuh kasih menyambut saudara-saudari kami dari Nagorno-Karabakh," tambahnya.

Sementara ini tercatat pada Minggu malam, mereka yang telah menuju Armenia sebanyak 1.050 orang. Ini merupakan gelombang pertama etnis Armenia yang keluar dari Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Azerbaijan Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Nagorno-Karbakh 

2. Armenia salahkan Rusia

Bagi PM Pashinyan, tanggung jawab utama dari perkembangan konflik saat ini berada di bahu Azerbaijan dan Rusia. Dia mengkhawatirkan kebijakan pembersihan etnis oleh Baku. Selain itu, Pashinyan juga mengatakan pasukan penjaga perdamaian Rusia tidak efektif memberi perlindungan.

"Kemitraan strategis Armenia-Rusia tidak cukup menjamin keamanan eksternal Armenia," kata Pashinyan dikutip dari VOA News.

Rusia telah jadi penengah dalam konflik tersebut dan mengerahkan ribuan tentara penjaga perdamaian di Nagorno-Karabakh untuk mengamankan konflik. Tapi Yerevan menyalahkan Moskow karena dianggap gagal memberi perlindungan.

"Beberapa mitra kami semakin melakukan upaya untuk mengungkap kerentanan keamanan kami, yang tidak hanya membahayakan eksternal kami, tetapi juga keamanan dan stabilitas internal kami," jelas Pashinyan.

3. Azerbaijan berencana lakukan reintegrasi Nagorno-Karabakh

Konflik Azerbaijan, Etnis Armenia Mulai Tinggalkan Nagorno-KarabakhPresiden Azerbaijan Ilham Aliyev (Twitter.com/İlham Əliyev)

Operasi militer 24 jam yang dilakukan Azerbaijan baru-baru ini, tampaknya memperlihatkan bahwa pemerintah Baku akan mengendalikan seluruh Nagorno-Karabakh. Tentara separatis wilayah itu menyerah dan mengumumkan gencatan senjata.

Dilansir The Guardian, dalam 10 bulan terakhir, Azerbaijan dituduh telah memblokade Nagorno-Karabakh yang menyebabkan krisis kemanusiaan seperti kekurangan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev sebelumnya menolak tuduhan telah melakukan blokade. Dia juga menyatakan kemenangan usai pasukan separatis menyerah. Aliyev telah berjanji menjamin hak dan keamanan warga etnis Armenia saat Azerbaijan berencana melakukan reintegrasi wilayah tersebut.

Namun Azerbaijan, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, mengatakan warga Armenia yang beragama Kristen bisa pergi dari Karabakh jika mereka mau.

Saat ini belum jelas berapa banyak etnis Armenia yang akan dievakuasi. Ribuan orang terjebak di Stepnakert, ribuan lainnya berada di daerah perbatasan dan siap untuk menyeberang ke Armenia. Tapi pihak Baku disebut memblokir koridor Lachin.

4. Ikhtisar konflik Nagorno-Karabakh

https://www.youtube.com/embed/zvrPsKBAMeU

Secara historis, Nagorno-Karabakh pernah berada di bawah kekuasaan Persia, Turki Utsmani, Kekaisaran Rusia, dan Uni Soviet. Wilayah itu diklaim oleh Azerbaijan dan Armenia usai Kekaisaran Rusia runtuh pada 1917.

Ketika Soviet bubar, sengketa Nagorno-Karabakh yang dikenal sebagai Artsakh oleh Armenia, menyebabkan perang Azerbaijan-Armenia pada 1990an yang menewaskan puluhan ribu orang. Pada 2020, perang kembali terjadi yang membuat Azeri berhasil menguasai beberapa distrik Karabakh.

Perang itu mereda setelah ditengahi Rusia. Moskow mengerahkan ribuan tentara penjaga perdamaian di sepanjang garis kontak. Tapi pihak Yerevan menilai bahwa Rusia tidak cukup melindungi etnis Armenia.

Dengan rencana reintegrasi Azerbaijan saat ini usai melakukan operasi militer terbaru, hampir sebagian besar etnis Armenia disebut ingin meningglkan wilayah tersebut, kutip BBC.

"Rakyat (Artsakh) tidak ingin hidup sebagai bagian dari Azerbaijan. 99,9persen lebih memilih meninggalkan tanah bersejarah kami," kata David Babayan, penasihat pemimpin etnis Armenia di Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Etnis Armenia Nagorno-Karabakh Butuh Jaminan Keamanan Sebelum Berdamai

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya