Negara Apa Saja yang Mendukung Rusia Akui Kemerdekaan Donetsk-Luhansk?

Ada yang malu-malu mengecam, ada yang mendukung

Jakarta, IDN Times - Langkah Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk telah menimbulkan kecaman dari para pemimpin dunia. Keputusan itu dikhawatirkan menjadi langkah awal Rusia untuk menginvasi Ukraina. 

Meski begitu, ada sejumlah negara yang mendukung keputusan tersebut. Mereka yang mendukung langkah Putin adalah negara sekutu, yaitu Nikaragua dan Suriah. Dua negara tersebut siap untuk bekerja sama dengan pemerintahan Donetsk dan Luhansk.

Lalu bagaimana tanggapan China yang telah menjalin persahabatan mendalam dengan Moskow? Bagaimana juga dengan Turki yang memiliki hubungan baik dengan Rusia tapi anggota NATO? Berikut penjelasannya!

1. Ortega menilai keputusan Putin adalah langkah yang benar

Ada banyak negara yang menjalin persahabatan dengan Rusia, tapi hanya sedikit yang memiliki hubungan yang sangat dekat dan spesial. Salah satunya adalah sekutu di Amerika Tengah, yaitu Nikaragua.

Ketika krisis Ukraina semakin memanas, pemimpin Nikaragua Daniel Ortega menyatakan dukungannya atas sikap Moskow.

Dilansir Reuters, dalam konferensi pers singkatnya pada Senin (21/2/22), Ortega mengatakan, "saya yakin jika mereka melakukan referendum seperti yang dilakukan di Krimea, orang akan memilih untuk menganeksasi wilayah itu ke Rusia."

Ortega menilai Putin melakukan langkah yang benar dengan mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai wilayah independen. Selan itu, Ortega juga mengatakan upaya Ukraina bergabung dengan NATO adalah ancaman bagi Rusia.

"Jika Ukraina masuk ke NATO, mereka akan mengatakan kepada Rusia mari kita berperang, dan itu menjelaskan mengapa Rusia bertindak seperti ini. Rusia hanya membela diri," kata Ortega.

Baca Juga: Singgung Krisis Ukraina-Rusia, Menlu RI: Potensi Konflik semakin Besar

2. Bashar al-Assad siap bekerja sama dengan Donetsk dan Luhansk

Negara Apa Saja yang Mendukung Rusia Akui Kemerdekaan Donetsk-Luhansk?Presiden Bashar al-Assad bertemu Presiden Vladimir Putin. (Twitter.com/MFA Russia)

Pemimpin Suriah, Bashar al-Assad, juga mendukung keputusan Putin. 

Dilansir Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad, mengatakan bahwa Presiden Assad akan bekerja sama dengan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, wilayah kelompok pemberontak Ukraina yang pro-Moskow.

Dmitry Sablin, politikus Rusia yang bertanggung jawab atas hubungan dengan pemerintah sekutu di Damaskus mengatakan, "Suriah siap untuk mengakui mereka sebagaimana mereka telah mengakui (wilayah Georgia yang memisahkan diri) Ossetia Selatan dan Abkhazia."

3. China canggung dalam perkembangan terbaru krisis Ukraina

Negara Apa Saja yang Mendukung Rusia Akui Kemerdekaan Donetsk-Luhansk?Presiden Vladimir Putin melakukan pertemuan virtual dengan Presiden Xi Jinping. (Twitter.com/President of Russia)

China adalah salah satu sekutu utama Rusia lainnya. Tapi, dalam menyikapi masalah di Ukraina timur saat ini, China terlihat canggung.

Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Zhang Jun, dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengatakan, Beijing memilih untuk mendorong setiap solusi diplomatik.

"Situasinya saat ini di Ukraina adalah hasil dari banyak faktor kompleks. China selalu membuat posisinya sesuai dengan manfaat dari masalah itu sendiri. Kami percaya bahwa semua negara harus menyelesaikan perselisihan internasional dengan cara damai, sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB," kata Zhang, dikutip dari CNN.

Menteri Luar Negeri, Wang Yi, dalam konferensi keamanan di Munich baru-baru ini menegaskan sikap China soal masalah Ukraina. Dia mengatakan, "kedaulatan, kemerdekaan dan intergritas teritorial semua negara harus dihormati dan dijaga."

Wang Yi menegaskan Beijing mendorong pihak yang terlibat perjanjian Minsk agar masalah bisa diselesaikan dengan dialog.

Tapi, David Sacks, peneliti di Dewan Hubungan Luar Negeri di New York mengatakan, "hingga saat-saat terakhir, China menekankan perlunya kembali ke perjanjian Minsk, dan Putin secara terbuka merobeknya dan mengabaikan saran China untuk menangani krisis."

4. Turki terlihat kebingungan

Negara Apa Saja yang Mendukung Rusia Akui Kemerdekaan Donetsk-Luhansk?Ibrahim Kalin, juru bicara Kepresidenan Turki (Twitter.com/Ibrahim Kalin)

Turki memiliki posisi yang unik. Turki adalah anggota NATO tapi memiliki hubungan mesra dengan Rusia. Bahkan, Turki adalah satu-satunya anggota NATO yang memborong rudal pertahanan milik Rusia, yang telah menimbulkan kemarahan dan keretakan hubungan dengan Washington.

Selain itu, Ankara memiliki hubungan yang baik juga dengan Kiev. Turki-Ukraina memiliki ikatan historis karena wilayah tersebut pernah menjadi wilayah kekuasaan Turki Ustmani. Ukraina juga salah satu konsumen utama pesawat nirawak militer buatan Turki.

Ketika negara-negara Barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia dalam menyikapi perkembangan terbaru di Ukraina timur, Daily Sabah melaporkan keterangan juru bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin, bahwa sanksi terhadap Rusia tidak akan berguna dan hanya menunda masalah. 

Menurutnya, harus ada aturan dan prinsip baru yang diperlukan untuk Rusia dan Barat agar sama-sama merasa aman. Dia juga mengatakan Rusia merasa terancam dengan ekspansi NATO.

Turki pada dasarnya memiliki sikap persis seperti China. Ankara ingin menyeimbangkan situasi yang dapat dibilang tetap menguntungkan. Turki mengandalkan pasokan energi dari Rusia.

Selain itu, perdagangan dan pariwisata dari turis Rusia adalah bisnis yang menjanjikan bagi Turki. Dengan ekonomi Turki yang goyah dalam beberapa tahun terakhir, diperkirakan Ankara tidak akan mengeluarkan kecaman tajam terhadap Moskow.

Meski berhubungan baik dengan Rusia, Turki juga menentang kebijakan Moskow di Suriah dan Libya, serta aneksasinya atas Semenanjung Krimea pada tahun 2014.

Baca Juga: Dibayangi Invasi, Ukraina Ancam Putus Hubungan Diplomatik dengan Rusia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya