Singgung Krisis Ukraina-Rusia, Menlu RI: Potensi Konflik semakin Besar

Indonesia ingin semua pihak menghormati hukum internasional

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, turut prihatin dengan krisis Ukraina-Rusia yang kian memburuk. Demi mencegah terjadinya konflik, Retno berharap semua pihak dapat menahan diri serta mengedepankan pendekatan damai.

“Sebagai negara yang cinta damai, dan sesuai dengan mandat konstitusi, Indonesia mengharapkan diplomasi dan negosiasi terus diupayakan untuk menghindari situasi yang lebih buruk,” kata Retno usai menghadiri Ministerial Forum on the Indo-Pacific di Paris, Prancis, Rabu (23/2/2022).

“Hukum internasional termasuk penghormatan terhadap integritas wilayah harus dihormati,” tambah dia.

Baca Juga: Dibayangi Invasi, Ukraina Ancam Putus Hubungan Diplomatik dengan Rusia

1. Dunia hari ini membutuhkan kerja sama bukan rivalitas

Singgung Krisis Ukraina-Rusia, Menlu RI: Potensi Konflik semakin BesarMenteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika berkomunikasi dengan Menlu UEA (www.twitter.com/@Menlu_RI)

Retno menyayangkan karena pertemuan tingkat menteri untuk membahas perkembangan situasi di kawasan Indo-Pasifik diwarnai krisis keamanan di Eropa timur. Menurut Retno, semua pihak saat ini harus berfokus pada keselamatan rakyat.

Di sisi lain, ketika pandemik COVID-19 belum berakhir dan banyak negara yang mengalami krisis ekonomi, Retno berharap tidak ada lagi konflik yang memperburuk situasi kemanusiaan.

“Indonesia menyerukan pentingnya persatuan dan kerja sama agar dunia mampu menghadapi tantangan global yang semain kompleks,” kata dia.

Baca Juga: Tumben, China Sesalkan Keputusan Putin Mengakui Donetsk dan Luhanks

2. Sebagai Presiden G20, Indonesia akan memperjuangan perdamaian dunia

Singgung Krisis Ukraina-Rusia, Menlu RI: Potensi Konflik semakin BesarMenteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I pada Januari 2021 lalu. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Pada pertemuan itu, Retno sempat mengutip pernyataan Presiden Joko “Jokowi” Widodo soal visi Indonesia pada masa Presidensi G20.

“Ini bukan saatnya untuk rivalitas dan ketegangan baru, karena akan mengganggu pemulihan global. Kita harus fokus untuk bersinergi dan kolaborasi,” ujar Retno, mengutip pernyataan Jokowi beberapa hari lalu.  

“Itulah ruh Presidensi G20 Indonesia. Menjadi katalis pemulihan global melalui kolaborasi strategis yang membawa hasil konkret bagi rakyat. Hal yang sama juga ingin Indonesia bawa ke kawasan Indo-Pasifik,” sambung alumni Universitas Gadjah Mada itu.

Baca Juga: Harga Bitcoin cs Anjlok Imbas Ketegangan Rusia-Ukraina

3. Potensi konflik terbuka semakin besar

Singgung Krisis Ukraina-Rusia, Menlu RI: Potensi Konflik semakin BesarMenteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam acara pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 di Bali, Kamis (9/12/2021). (dok. Kemenlu)

Retno turut menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan di Indo-Pasifik, sebagai kawasan penyumbang 60 persen produk domestik bruto (PDB). Tanpa perdamaian dan stabilitas, maka potensi Indo-Pasifik tidak akan bisa dimanfaatkan secara optimal.

“Indonesia melihat Indo-Pasifik sebagai lautan kesempatan yang sangat luas, terlalu luas untuk didominasi oleh satu negara. Oleh karena itu, stabilitas dan perdamaian bersama harus jadi public goal,” kata dia.

“Pesan ini sengata ditekankan Indonesia di tengah situasi rivalitas dunia yang semakin menajam, bahkan potensi open conflict lebih besar saat ini,” tambahnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya