Protes Hari Perempuan di Meksiko Berakhir Bentrok

Puluhan aktivis dan polisi terluka

Mexico City, IDN Times - Tanggal 8 Maret adalah Hari Perempuan sedunia. Pada tanggal tersebut, perayaan untuk memperingatinya dilakukan dengan berbagai cara. Di Meksiko, perempuan berbaris melakukan unjuk rasa, memprotes pemerintah yang tidak cukup melindungi perempuan dari femisida.

Demonstrasi di ibukota Meksiko semakin tegang karena sebelumnya, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO), dianggap melindungi politisi yang dituduh telah melakukan rudapaksa. Presiden AMLO sendiri juga mengkritik demonstran yang telah melakukan aksi kekerasan pada Senin (8/3).

1. Puluhan petugas polisi terluka

Sebelum aksi demonstrasi pada 8 Maret, pemerintah pimpinan AMLO telah memasang barikade besi dan tembok di sekitar gedung Istana Nasional. Pejabat di pemerintahan mengatakan bahwa barikade dan tembok itu adalah "tembok perdamaian."

Namun pada hari ketika demonstrasi berlangsung, para aktivis dan demonstran perempuan membongkar barikade besi tersebut dan terlibat bentrok dengan petugas kepolisian perempuan.

Melansir dari kantor berita Reuters, sebanyak 62 petugas polisi terluka dalam bentrokan tersebut. Marcela Figueroa, wakil sekretaris di kementerian keamanan publik Mexico City mengatakan petugas mengalami memar hingga patah tulang.

Selain itu, sebanyak 19 demonstran juga mengalami luka-luka. Namun sampai sejauh ini, kondisi para petugas dan demonstran yang terluka sudah dalam kondisi stabil.

Para aktivis feminis di Meksiko marah atas kekerasan gender yang terjadi di negara tersebut. Mereka melakukan demonstrasi yang bertepatan dengan Hari Perempuan untuk menentang aksi kekerasan yang berbasis gender.

2. Barikade yang justru memprovokasi demonstran

Baca Juga: 7 Ragam Hidangan Berbahan Telur dari Meksiko, Tertarik Mencoba?

Jika pada sebelumnya pejabat pemerintahan Presiden AMLO memasang barikade di sekitar Istana Nasional Meksiko City dengan dalih "tembok perdamaian", tapi sebenarnya barikade besi dan tembok tersebut adalah untuk melindungi properti pemerintah dari tindakan vandalisme. Namun keberadaan barikade dan tembok tersebut justru memprovokasi demonstran.

Salah satu demonstran yang bernama Vania Palacios, melansir dari laman The Guardian, “Kami ingin dia melindungi kami dengan cara yang sama seperti dia melindungi gedung-gedung ini,” katanya. Dia melakukan aksi sambil membawa spanduk bertuliskan "Bertarung hari ini agar tidak mati besok."

Presiden AMLO dituduh tidak mampu memberikan keamanan bagi para perempuan Meksiko yang melakukan perjalanan di luar. Sampai saat ini, kekerasan masih sering terjadi di wilayah yang dikuasi oleh para kartel narkoba dan perempuan sering menjadi korban tak berdaya.

Di tengah-tengah kekacauan demonstrasi, seorang perempuan peserta aksi bahkan berteriak ke arah polisi "Di mana kalian saat saya dirudapaksa," katanya.

3. Presiden AMLO tuduh gerakan feminis dimanipulasi

Protes Hari Perempuan di Meksiko Berakhir BentrokPresiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador. (Twitter.com/Rob Nikolewski)

Aksi demonstrasi di Meksiko yang bertepatan dengan Hari Perempuan adalah perlawanan dan protes femisida di negara tersebut. Dalam catatan para demonstran, setidaknya pada tahun 2020 telah ada lebih dari 900 perempuan yang jadi korban femisida.

Femisida adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh Diana Russel untuk menggambarkan kekerasan ekstrim kepada perempuan berujung kematian yang dilakukan oleh laki-laki. Dalam demonstrasi di Meksiko, banyak peserta aksi mengajak serta putri mereka untuk melakukan protes.

Melansir dari laman BBC, beberapa massa yang hadir dalam protes berhasil menumbangkan barikade logam dengan menggunakan palu dan tongkat-tongkat kayu. Polisi perempuan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan sambil berlindung di balik tameng anti huru-hara yang terus mendapatkan serangan.

Presiden AMLO sendiri menuduh gerakan feminis adalah sebuah gerakan yang dimanipulasi oleh kaum konservatif dan oposisi untuk menyerang pemerintahannya.

Dalam konferensi pers hariannya pada hari Selasa, Presiden AMLO mengatakan bahwa "protes terhadap pemerintah di bawah bendera feminisme pada kenyataannya, mereka didorong oleh kaum konservatif yang kepentingan."

Bulan lalu, pada pertengahan Februari, ratusan perempuan melakukan protes terhadap pembunuhan Ingrid Escamilla yang diduga ditikam oleh pasangannya, dan tubuhnya dimutilasi. Menurut catatan para feminis di Meksiko, sekitar 10 perempuan meninggal tiap harinya karena kekerasan gender.

Baca Juga: Meksiko dan Argentina Buka Poros Progresif Baru di Amerika Latin

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya