Puluhan Tewas dalam Serangan Kelompok Militan Burkina Faso

Korban dari pihak sipil dan militer

Ouagadougou, IDN Times - Burkina Faso, negara yang terkunci daratan dan tidak memiliki lautan, memiliki sejumlah masalah terkait dengan kelompok militan bersenjata, sama seperti beberapa negara tetangganya yakni Mali dan Niger. Pada hari Rabu (4/8), sekelompok pria bersenjata telah menyerang desa-desa di bagian utara negara tersebut dan menewaskan sedikitnya 30 orang.

Tidak ada klaim dari kelompok mana yang melancarkan serangan. Akan tetapi, pihak berwenang telah memiliki masalah lama terkait gerilyawan yang memiliki afiliasi dengan jaringan kelompok al-Qaeda dan ISIL di wilayah Sahel, Afrika Barat.

Kelompok-kelompok gerilyawan militan di wilayah Sahel, telah menjadi masalah sejak lama di daerah tersebut. Negara-negara yang memiliki masalah dengan para kelompok gerilyawan tergabung dalam kelompok G5 Sahel. Mereka adalah Chad, Mali, Mauritania, Niger, dan Burkina Faso. Perancis adalah negara Eropa utama yang membantu kelompok G5 dalam menghadapi kelompok militan.

1. Korban tewas warga sipil dan militer

Serangan oleh kelompok bersenjata terjadi pada Rabu tengah hari (4/8) di daerah administratif Sahel Burkina, menyasar beberapa desa yakni desa Dambam, Guevara, Badnoogo, Bassian, Tokabangou dan Gadba dekat perbatasan Niger, dan distrik Pensa di tengah-wilayah utara.

Pasukan keamanan dan militer Burkina Faso segera menanggapi serangan tersebut pada sore hari sehingga baku tembak terjadi antara kelompok militan dan pasukan militer.

Melansir laman Al Jazeera, insiden tersebut telah menyebabkan setidaknya 30 orang kehilangan nyawa. Mereka di antaranya termasuk 11 warga sipil, 15 tentara dan empat anggota milisi sipil yang didukung pemerintah.

Pihak Kementrian Pertahanan negara tersebut menjelaskan bahwa daerah di mana serangan itu terjadi saat ini "berada dalam kendali unit militer dan serangan balasan untuk menemukan penyerang sedang berlangsung di darat dan di udara.”

2. Sebanyak 10 militan dilaporkan tewas dalam bentrokan

Asisten Menteri Pertahanan Burkina Faso yang bernama Airme Barthelemy memberikan penjelasan bahwa serangan kelompok militan itu terjadi di desa-desa dekat kota Markoye di provinsi Oudalan yang perbatasan dengan Niger.

Menurut laman Associated Press, para pekerja bantuan di kota Gorom-Gorom, sekitar 40 kilometer dari kota Markoye, mengatakan bahwa kota itu telah dibanjiri oleh orang-orang yang melarikan diri dari serangan di tengah ketakutan bahwa kekerasan akan menyebar.

Belum jelas apakah orang-orang yang melarikan diri itu terkait dengan penduduk beberapa desa yang diserang oleh militan bersenjata yang terjadi di dekat kota Markoye.

Namun dalam bentrokan yang terjadi di dekat kota Markoye, Kementrian Pertahanan Burkina Faso menjelaskan bahwa korban juga jatuh di pihak militan yang berjumlah 10 orang.

Aksi kekerasan di Burkina Faso, beberapa melibatkan kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda dan ISIL yang terus meningkat. Setidaknya, bentrokan dengan kelompok tersebut telah menewaskan ribuan orang dan membuat sekitar 1,3 juta orang mengungsi.

Baca Juga: Warga Burkina Faso Gelar Demonstrasi Atas Aksi Pembantaian

3. Burkina Faso bagian utara mengalami peningkatan serangan oleh militan dalam beberapa bulan terakhir

Dalam beberapa bulan terakhir, wilayah Burkina Faso di bagian utara kerap mengalami serangan dari para kelompok militan bersenjata. Militan tersebut, selain melakukan pembunuhan juga melakukan pencurian ternak dan membakar properti seperti rumah-rumah penduduk.

Menurut African News, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementrian Pertahanan, serangan kali ini yang berasal dari "kelompok teroris bersenjata" juga mencuri ternak dan membakar properti penduduk.

Di wilayah Pensa yang terpisah dari kota Markoye, seorang milisi VDP yang mendapatkan dukungan dari pemerintah juga dilaporkan tewas karena serangan kelompok militan bersenjata.

Pada awal bulan Juni lalu, kelompok militan bersenjata juga melancarkan ke daerah Solhan, Burkina Faso di bagian utara. Sebanyak 160 total warga sipil menjadi korban. Mereka yang meninggal termasuk tujuh orang anak-anak.

Sekjen PBB Antonio Guterres saat itu "marah" dan "sangat mengutuk serangan keji dan menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi masyarakat internasional untuk menggandakan dukungan kepada negara-negara anggota dalam perang melawan ekstremisme kekerasan dan korban manusia yang tidak dapat diterima," katanya seperti dikutip BBC.

Pada akhir bulan Juni, sekitar 10 polisi tewas dan lainnya hilang di daerah Barsalogho, Burkina Faso bagian utara, setelah terlibat bentrok dengan militan bersenjata.

Baca Juga: Dua Jurnalis Spanyol Tewas di Burkina Faso

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya