Senegal Penjarakan Pemimpin Oposisi dan Bubarkan Partainya

Dituduh lakukan pemberontakan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Senegal memenjarakan pemipin partai oposisi PASTEF (Patriots of Senegal for Work, Ethics and Fraternity), Ousmane Sonko, pada Senin (31/7/2023). Tak berapa lama, pemerintah juga membubarkan partai tersebut.

Ousmane Sonko adalah tokoh oposisi kharismatik. Dia mendapat banyak dukungan dari para pemuda Senegal. Penangkapannya memicu protes yang menyebabkan dua orang tewas di kota Ziguinchor, tempat Sonko pernah menjabat sebagai wali kota.

Kekacauan juga telah memicu pemerintah Senegal membatasi akses internet. Langkah itu dilakukan dengan alibi meredam pesan kebencian dan subversif di media sosial.

1. Partai oposisi utama dibubarkan pemerintah

Senegal Penjarakan Pemimpin Oposisi dan Bubarkan PartainyaOusmane Sonko (Twitter.com/Ousmane Sonko)

Direktur partai PASTEF, El Malick Ndiaye, mengatakan bahwa Ousmane Sonko telah berada di penjara sejak Senin. Dia menunggu persidangan atas tuduhan kriminal seperti pemberontakan dan konspirasi melawan negara.

Dilansir The Guardian, Sonko mengatakan bahwa dirinya ditempatkan secara tidak adil. Tidak jelas kapan persidangannya akan digelar, tapi sejauh ini dia dituduh telah menyerukan pemberontakan, berkonspirasi melawan negara, dan mengancam keamanan nasional.

Menteri Dalam Negeri Senegal Antoine Felix Diome, pada Senin, juga mengeluarkan pernyataan yang mengeklaim bahwa partai PASTEF telah dibubarkan. Partai dituduh kerap meminta para pendukungnya untuk ambil bagian dalam gerakan pemberontakan.

Baca Juga: Ngeri! Inilah Kisah Pantai di Senegal yang Jadi Kuburan Migran

2. Semangat PASTEF tidak surut meski dibubarkan

Antoine Felix Diome menyalahkan khususnya pemimpin partai oposisi. Mereka disebut bertanggung jawab atas hilangnya nyawa dan penjarahan properti selama protes mematikan pada Juni.

Para pendukung Sonko mengatakan, penahanan tersebut adalah upaya pemerintah mencegah dirinya mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu 2024. Sonko pernah ikut berkompetisi pada 2019 dan menempati posisi ketiga.

Pembubaran PASTEF sendiri telah dikritik oleh mantan Perdana Menteri Aminata Toure. Dilansir Associated Press, dia menyebut itu merupakan kemunduran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Senegal.

Komunike yang dikeluarkan PASTEF menyebut pemerintahan Presiden Macky Sall berupaya mempertahankan kekuasaan dengan tekad yang lalim. Pemerintah telah membuka kekacauan, memenjarakan Sonko dengan alasan palsu.

"Bahkan jika mereka membubarkan PASTEF, mereka tidak dapat membubarkan semangatnya," kata Ndiaye.

3. Dua tewas dalam protes penangkapan Sonko

Senegal Penjarakan Pemimpin Oposisi dan Bubarkan Partainyailustrasi demonstrasi (Unsplash.com/ Chris Slupski)

Penangkapan Sonko telah memicu protes di kota Ziguinchor. Protes itu, menurut Kementerian Dalam Negeri, menyebabkan dua lelaki tewas.

Dilansir Al Jazeera, kementerian meminta masyarakat untuk tetap tenang. Mereka juga mengatakan sedang mengambil langkah menjaga perdamaian dan ketenangan di Senegal.

Sonko telah menghadapi serangkaian masalah hukum yang disebutnya telah direkayasa. Pada Juni lalu, dia dijatuhi hukuman 2 tahun secara in absentia usai dituduh merusak moral perempuan muda.

Putusan itu memicu protes dan bentrokan yang menewaskan 16 orang. Menurut PASTEF, jumlah kematian hampir dua kali lipat dari itu.

Baca Juga: Afrika Tengah Lakukan Referendum, Presiden Bisa 3 Periode

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya