Ukraina: Serangan Udara Rusia ke Teater di Mariupol Tewaskan 300 Orang

Rusia ubah strategi perang dan alihkan fokus serangan 

Jakarta, IDN Times - Pekan lalu Ukraina menuduh Rusia mengebom bangunan teater di Mariupol. Bangunan tersebut tempat berlindung warga sipil. Pada Jumat (25/3/2022), Ukraina mengonfirmasi bahwa serangan itu menewaskan 300 warga sipil, serangan dengan korban sipil terburuk selama invasi Rusia.

Laporan tersebut menggemakan kembali tuduhan bahwa tentara Rusia telah melakukan kejahatan perang. Mereka dinilai menggunakan tembakan langsung atau sembarangan yang menewaskan warga sipil Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak Rusia untuk merundingkan perang. Namun ia menyatakan dengan tegas Ukraina tidak akan setuju menyerahkan wilayahnya dalam perundingan perdamaian tersebut.

Baca Juga: Ukraina: Rusia Ingin Meratakan Mariupol dengan Tanah

1. Jumlah korban belum bisa diverifikasi secara independen

Ukraina: Serangan Udara Rusia ke Teater di Mariupol Tewaskan 300 Orangilustrasi jet tempur Sukhoi milik Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Dalam upaya menduduki kota pelabuhan Mariupol di Ukraina selatan, tentara Rusia telah melancarkan serangan intensif ke kota tersebut. Bom-bom terus berjatuhan dan beberapa di antaranya membunuh warga sipil.

Pekan lalu, pada 16 Maret, bom Rusia jatuh menimpa sebuah bangunan teater di Mariupol. Saat itu pihak berwenang Ukraina belum bisa memberikan jumlah pasti korban jiwa. Pada Jumat, pemerintah Ukraina secara resmi mengumumkan bahwa akibat serangan itu, mereka kehilangan 300 orang warga sipil, tulis Al Jazeera.

Dewan kota Mariupol mengatakan "dari para saksi mendapat informasi bahwa sekitar 300 orang tewas di Teater Drama Mariupol akibat pengeboman pesawat Rusia. Penasihat wali kota Mariupol Petro Andrushenko memberikan perkiraan yang sama tanpa memberikan perincian.

Mariupol telah dikepung Rusia selama lebih dari tiga minggu. Komunikasi dengan kota itu terbatas. Kepala misi pemantau HAM PBB di Ukraina, Matilda Bogner, belum memperoleh informasi untuk verifikasi korban secara independen.

Bogner mengatakan "kami semakin sedikit mendapatkan informasi dari sana (Mariupol) dan dalam kasus khusus itu kami masih mencoba memverifikasi detailnya."

Baca Juga: Mariupol Dicengkram Rusia, Ukraina Kehilangan Akses ke Laut Azov

2. Gedung teater tempat anak-anak berlindung yang terjebak peperangan

Gedung Teater Drama Mariupol telah menjadi salah satu tempat berlindung warga sipil ketika perang berkecamuk antara tentara Rusia dengan Ukraina. Total, diperkirakan ada sekitar 600 orang yang berlindung di dalam bangunan tersebut, dan separuhnya berada di ruang bawah tanah.

Mereka sama seperti puluhan ribu warga sipil Mariupol, terjebak di tengah pertempuran sengit. Proses evakuasi warga sipil dari kota Mariupol terganggu oleh pengepungan dan serangan pasukan Moskow.

Beberapa informasi dari penyintas yang diwawancarai BBC, mereka menggambarkan para ibu mencari anak-anak mereka di bawah reruntuhan bangunan setelah pengeboman tersebut. Ada seorang anak berusia lima tahun yang berteriak dia tidak ingin mati.

Dalam pindaian dari udara, di depan dan belakang halaman gedung teater Mariupol ditulisi aksara Cyrillic berbahasa Rusia yang menunjukkan kata "anak-anak." Tapi entah mengapa gedung tersebut tetap mendapatkan serangan pengeboman.

Rusia membantah telah menyerang gedung teater itu. Moskow berulangkali menegaskan bahwa pasukannya hanya menargetkan militer Ukraina.

Baca Juga: Perempuan Hamil dan Bayinya Tewas dalam Serangan Rusia ke Mariupol

3. Rusia mengubah strategi perang dan mengalihkan fokus serangan

Ukraina: Serangan Udara Rusia ke Teater di Mariupol Tewaskan 300 Orangilustrasi tentara (Pixabay.com/Military_Material)

Kota Mariupol adalah kota paling menderita di Ukraina. Penduduk sipil yang terjebak di tengah peperangan telah kehilangan akses ke kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan dan obat-obatan.

Tapi pertahanan Ukraina tidak memberikan kesempatan pada pasukan Rusia untuk menduduki kota tersebut. Selain Mariupol, ibu kota Kiev juga mendapatkan serangan. Hanya saja dalam beberapa hari terakhir, serangan darat berhenti dan Rusia mengambil posisi bertahan di luar kota Kiev.

Menurut analisa dari Pentagon yang dikutip The Guardian, "tampaknya Rusia, setidaknya saat ini, tidak melakukan serangan darat terhadap Kiev. Mereka menggali, mereka membangun posisi defensif. Kami masih melihat serangan udara tapi tidak ada apa-apa dari darat."

Sergei Rudskoi, kepala staf direktorat operasional utama Rusia mengumumkan bahwa tentara Rusia akan mengalihkan fokus serangan. Dia menjelaskan "potensi tempur angkatan bersenjata Ukraina telah sangat berkurang, yang memungkinkan untuk memfokuskan upaya inti kami untuk mencapai tujuan utama, pembebasan Donbass," tambahnya.

Rudskoi menegaskan bahwa tujuan utama tentara Moskow tidak untuk mengambil alih ibu kota Kiev, tapi tetap tidak akan mengesampingkan untuk menyerangnya. Para pengamat menilai kemungkinan Rusia akan menyerang Kiev dari udara dan bukan dengan serangan darat.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya