Vietnam Perluas Pembangunan Pulau Baru di Laut China Selatan

Bersaing dengan China di Kepulauan Spratly

Jakarta, IDN Times - Asia Maritime Transparency Initiative  (AMTI) melaporkan bahwa Vietnam telah memperluas pembuatan pulau baru di Laut China Selatan yang disengketakan. Sejak Desember 2022, Hanoi menciptakan lahan seluas 133,5 hektar.

Jumlah itu adalah tambahan dari lahan seluas 170 hektar yang telah direklamasi pada tahun 2022. Setidaknya, ada lima lokasi yang mengalami perluasan yakni Barque Canada Reef, Pearson Reef, Pulau Namyit, Sand Cay, dan Tennent Reef. Wilayah itu berada di sekitar Kepulauan Spratly.

AMTI menilai, sementara ini apa yang dilakukan oleh Vietnam adalah pembuatan dan perluasan pulau. Pembangunan infrastruktur di pulau-pulau buatan itu belum dilakukan secara ekspansif.

Baca Juga: Ketemu di APEC, Marcos-Xi Jinping Bahas Ketegangan Laut China Selatan

1. Negara kedua yang lakukan pembangunan terbesar di Kepulauan Spratly

Vietnam Perluas Pembangunan Pulau Baru di Laut China Selatanilustrasi (Unsplash.com/Hoodh Ahmed)

Klaim China terhadap Laut China Selatan yang memicu sengketa, adalah salah satu sebab utama mengapa Vietnam melakukan pembangunan besar-besaran di pos terdepannya.

Dilansir Reuters, Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) dalam laporannya menjelaskan perluasan yang dilakukan Vietnam jauh lebih besar dari yang diciptakan antara 2012 dan 2022. Hal ini membuat Vietnam menjadi negara nomor dua usai China dalam hal pembangunan pulau baru di Kepulauan Spratly.

Laut China Selatan adalah salah satu jalur yang paling diperebutkan di dunia. Setiap tahun, perdagangan yang melewati jalur ini bernilai sekitar 3 triiun dolar atau Rp46.272 triliun.

China, Brunei, Filipina, Malaysia, Taiwan dan Vietnam telah bersaing saling mengklaim sebagian perairan tersebut, termasuk rebutan klaim kepemilikan sebagian atau seluruh Kepulauan Spratly.

2. Banana Canada Reef jadi wilayah terbesar yang diduduki Vietnam di Laut China Selatan

Dalam laporannya, AMTI menjelaskan bahwa pada Oktober 2023, Vietnam memulai pengerukan baru di dua pos terdepan. Setidaknya ada lima pos terdepan kecil dan menengah, telah menarik perhatian.

Dilansir dari laman resminya, AMTI mengatakan Banana Canada Reef telah mengalami transformasi terbesar di bandingkan empat pos lainnya. Saat ini, wilayah tersebut merupakan yang terbesar yang diduduki Vietnam di Laut China Selatan.

Di Pearson Reef dan Pulau Namyit, aktivitas pengerukan dan pembuatan pulau terus dilakukan. Aktivitas yang sama juga terus berlanjut di Sand Cay dan Tennet Reef dengan luas yang lebih kecil dibanding wilayah lainnya.

Hanoi diperkirakan akan membangun landasan udara kedua di Kepulauan Spratly. Ini khususnya di Barque Canada Reef yang secara luas lahan memungkinkan untuk pembangunan landasan pacu. Tapi sejauh ini, belum ada indikasi untuk pembangunan tersebut.

Baca Juga: Dua Kapal Asal Vietnam Ditangkap di Laut Natuna Utara

3. Penggunaan kapal keruk hisap yang lebih merusak lingkungan laut

Vietnam Perluas Pembangunan Pulau Baru di Laut China Selatanilustrasi (Unsplash.com/Ray Harrington)

AMTI membuat laporan berdasarkan pada citra satelit. Dari pemeriksaan yang dilakukan, Vietnam diketahui telah mempercepat upaya pengerukan menciptakan perluasan pulau menggunakan alat yang sebelumnya mereka hindari, yakni kapal keruk hisap (cutter suction dredger).

Dilansir Radio Free Asia, pada 2 November 2023, ada dua kapal keruk hisap yang terlihat. Dua kapal keruk lainnya diketahui berada di Pearson Reef pada 27 Oktober 2023.

Victoria Todd, Managing Director & Chief Scientist di Ocean Science Consulting Ltd, menjelaskan bahwa pengerukan dengan alat tersebut dapat membahayakan lingkungan laut. Ini karena dampak fisiknya yang secara langsung merusak terumbu karang.

"Secara tidak langsung, perubahan karakteristik lingkungan, seperti topografi, kedalaman, ukuran partikel sedimen, juga dapat mempengaruhinya," jelas Todd.

Sejak 1970-an, Vietnam sebenarnya telah diketahui berupaya memperluas pos terdepannya di Kepulauan Spratly. Persaingannya dengan China saat ini membuat Vietnam lebih ambisius. Sementara ini, pemerintah Hanoi belum memberi komentar apa pun mengenai laporan AMTI.

Baca Juga: AS dan Vietnam Singgung Isu Laut China Selatan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya