Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Uruguay, Yamandu Orsi. (commons.wikimedia.org/Intendencia de Montevideo)

Jakarta, IDN Times - Yamandu Orsi berhasil memenangkan pilpres Uruguay periode kedua yang diselenggarakan pada Minggu (24/11/2024). Politikus sayap kiri itu berhasil menang tipis dari lawannya dari partai penguasai, Alvadro Delgado, dengan keunggulan 52 persen berbanding 48 persen. 

Kemenangan Orsi menandai berakhirnya pemerintahan sayap kanan di Uruguay dalam 5 tahun terakhir dan kembali ke tangan Partai Broad Front. Pemilu Uruguay tahun ini juga berjalan dengan damai dan lancar setelah Delgado mengakui kekalahannya dalam pilpres putaran kedua.

Terpilihnya Orsi juga melanjutkan tren perubahan pandangan ideologi di negara-negara Amerika Selatan dalam beberapa tahun terakhir yang mengarah ke kiri. Berikut profil Yamandu Orsi yang akan memimpin Uruguay hingga 2029. 

1. Orsi besar dalam keluarga sederhana di Canelones

Yamandú Ramón Antonio Orsi Martínez alias Yamandu Orsi lahir di Canelones, Uruguay pada 13 Juni 1967. Ia adalah anak dari seorang pekerja pertanian anggur dan ibunya berprofesi sebagai penjahit. Setelah ayahnya divonis sakit, keluarganya terpaksa pindah ke kota dan membuka gudang ketika ia masih berusia 5 tahun. 

Saat berada di desa, Orsi belum masuk dalam sekolah formal. Ia hanya mendapatkan pelarajan membaca dan menulis dari kakak perempuannya. Ketika berada di kota, ia pun harus membantu orang tuanya bekerja sembari menganyam pendidikan di sekolah negeri. 

Saat di sekolah, Orsi menyukai musik folklore dan mengikuti ekstrakurikuler tari. Ia pun tertarik dalam dunia politik di tengah situasi negaranya yang dikuasai oleh diktator militer dan terinspirasi dari tokoh sayap kiri, Che Guevara. Pada 1985, ia mulai bergabung dalam koalisi Frente Amplio sejak remaja.

Orsi kemudian melanjutkan pendidikannya di Instituto de Profesores Artigas (IPA) untuk mempelajari Ilmu Sejarah. Setelah menamatkan studinya pada 1991, ia pun menjadi guru sejarah dan mengajar di sekolah di beberapa kota di Uruguay.

2. Orsi pernah menjabat sebagai Wali Kota Canelones

Presiden Uruguay, Yamandu Orsi. (flickr.com/usembassy_montevideo)

Pada 2005, Orsi terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Movement of Popular Participation (MPP) di Canelones. Jabatan barunya ini memaksanya meninggalkan profesi aslinya sebagai seorang guru di usia 38 tahun. 

Pada 2015, Orsi terpilih sebagai wali kota Canelones dengan perolehan suara hingga 58 persen. Pada 2020, politikus sayap kiri itu kembali memenangkan pemilu di kota kedua terbesar di Uruguay tersebut dan membuat koalisi Frente Amplio menang empat kali berturut-turut. 

Selama memimpin, Orsi memiliki karakter kuat dalam mempromosikan petani dan toko skala kecil, mendukung kebijakan sosial yang inklusif. Ia pun memiliki komitmen kuat dalam mendukung olahraga dan tetap mengupayakan dalam menjaga lingkungan. 

Pada 2024, ia memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Canelones untuk mencalonkan sebagai calon presiden. Selama kepemimpinannya, sekitar 70 persen warga di Canelones mengaku puas dengan kinerjanya. 

3. Mendapat dukungan dari mantan Presiden Mujica

Kandidasi Orsi dalam pilpres mendapatkan dukungan dari mantan Presiden Uruguay Jose "Pepe" Mujica. Ia disebut memiliki kesamaan dengan Mujica karena beasal dari desa dan sempat mengatakan tidak akan tinggal di Istana Kepresidenan jika terpilih. 

Melansir Associated Press, Orsi memilih untuk sedikit berbeda dibadingkan beberapa pemerintahan sebelumnya. Ia menyerukan untuk memperbarui gaya kepemimpinan sayap kiri Uruguay yang didasarkan pada dialog untuk menyelesaikan masalah. 

Pada saat yang sama, mantan guru sejarah itu memastikan tidak akan menerapkan perubahan drastis di negaranya. Meski terus mendorong peningkatan kesejahteraan sosial, Orsi juga ingin lebih terbuka pada pasar untuk menarik warga dengan pandangan kanan. 

Kini, presiden terpilih itu memiliki tantangan baru untuk mewujudkan janjinya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberantas ketimpangan di Uruguay. Ia pun mengupayakan tidak meningkatkan pajak di negaranya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm