Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Proksi Iran di Irak Ancam Serang AS Jika Bantu Israel

Pasukan Angkatan Udara AS mengendarai F-15E pada 16 Oktober 2023. (commons.wikimedia.org/Olivia Gibson, free license)
Pasukan Angkatan Udara AS mengendarai F-15E pada 16 Oktober 2023. (commons.wikimedia.org/Olivia Gibson, free license)
Intinya sih...
  • Iran tuduh AS terlibat dalam aksi Israel. Iran secara terbuka memberikan ancaman serupa kepada AS, Inggris, dan Prancis.
  • Presiden Donald Trump memperingatkan Iran agar tak menargetkan fasilitas AS sebagai upaya pembalasannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Kelompok proksi Iran di Irak, Kataib Hizbullah, memperingatkan Amerika Serikat (AS) agar tak ikut campur dalam konflik Israel versus Iran. Kelompok tersebut mengancam akan menyerang basis militer AS di Timur Tengah jika sampai hal tersebut terjadi.

"Jika AS ikut campur dalam perang ini, kami akan bertindak tanpa ragu-ragu terhadap kepentingan dan pangkalannya di seluruh kawasan," kata kelompok itu, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (15/6/2025).

Peringatan Kataib Hizbullah muncul usai mengamati tanda-tanda pergerakan pasukan AS di kawasan. Kelompok tersebut menambahkan bahwa Iran tak membutuhkan dukungan siapa pun dan memiliki kemampuan yang cukup untuk melawan Israel.

1. Iran tuduh AS terlibat dalam aksi Israel

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi. (commons.wikimedia.org/Chatham House, free license)
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi. (commons.wikimedia.org/Chatham House, free license)

Peringatan Kataib Hizbullah muncul usai Iran secara terbuka memberikan ancaman serupa kepada AS, Inggris, dan Prancis. Seorang Pejabat Militer Iran mengatakan pada Sabtu bahwa konflik akan menyebar dalam beberapa hari mendatang jika negara-negara tersebut menunjukkan dukungan militer terhadap Israel.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, pada Minggu juga telah mengklaim bahwa ia memiliki bukti yang menunjukkan keterlibatan AS dalam serangan Israel terhadap Iran.

"Kami memiliki bukti kuat dukungan pasukan AS dan pangkalan-pangkalan AS di kawasan itu terhadap serangan pasukan militer rezim Zionis," kata Araghchi kepada diplomat asing dalam sebuah pertemuan yang disiarkan di TV pemerintah, dilansir dari Times of Israel.

2. AS tak mau dikaitkan dengan serangan Israel

Presiden AS, Donald Trump. (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore, free license)
Presiden AS, Donald Trump. (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore, free license)

AS membantah terlibat langsung dalam serangan Israel. Melalui pesannya di Truth Social pada Sabtu, Presiden Donald Trump justru memperingatkan Iran agar tak menargetkan fasilitas AS sebagai upaya pembalasannya.

"Jika kami diserang dengan cara, bentuk, atau wujud apa pun oleh Iran, kekuatan penuh dan kekuatan Angkatan Bersenjata AS akan menyerang Anda pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya,” katanya sebagaimana dikutip Time.

Namun, Trump menyerukan bahwa kedua pihak dapat dengan mudah mencapai kesepakatan, dan mengakhiri konflik berdarah tersebut.

3. Inggris dan Prancis serukan jalan diplomasi

Ilustrasi Bendera Inggris. (unsplash.com/ Lawrence Krowdeed)
Ilustrasi Bendera Inggris. (unsplash.com/ Lawrence Krowdeed)

Sementara itu, Inggris menyangkal telah memberikan bantuan militer terhadap Israel sejauh ini, sebagaimana dikutip The Guardian. Perdana Menteri Keir Starmer menyerukan de-eskalasi atas konflik yang terjadi.

"Saya telah berdiskusi dengan baik dan konstruktif dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kemarin (Jumat), dan itu termasuk diskusi tentang keselamatan dan keamanan Israel, seperti yang Anda harapkan, antara dua sekutu," katanya, dilansir dari BBC.

Ia menegaskan kembali bahwa Inggris memiliki kekhawatiran jangka panjang tentang program nuklir Iran dan mengakui hak Israel untuk membela diri.

Komentar serupa dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, kepada radio RTL.

"Program nuklir Iran merupakan ancaman nyata bagi keamanan Israel dan di luar keamanan Eropa. Kami selalu mengatakan cara terbaik untuk mencegah ancaman itu, untuk menahannya, tetaplah diplomasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us