Reaksi Warga Iran Terhadap Serangan Israel: Duka, Marah Hingga Euforia

- Cerita warga di tengah ledakan dan kepanikan
- Warga sipil mengalami ketakutan dan kepanikan saat terbangun oleh suara ledakan dan guncangan yang kuat.
- Kepanikan semakin parah saat melihat langit memerah dan asap hitam membubung, menambah suasana kacau.
- Kurangnya tempat berlindung dan tumpukan makanan memperparah situasi ekonomi yang sudah buruk. - Kemarahan pada Israel dan seruan serangan balasan
- Gelombang kemarahan dan sentimen nasionalisme muncul di kalangan masyarakat Iran.
- Reaksi warga menyinggung program nuklir Iran, dengan beberapa warga menyer
Jakarta, IDN Times - Serangan Israel yang menghantam Iran pada Jumat (13/6/2025) dini hari tidak hanya meninggalkan kehancuran, tetapi juga mengungkap sentimen masyarakat di negara tersebut. Berita mengenai tewasnya sejumlah pejabat tinggi militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil memicu beragam reaksi.
Sebagian warga Iran mengaku ketakutan, panik serta marah menuntut pembalasan. Namun, sebagian lain justru menyambut serangan Israel dan mengamini tewasnya para jenderal Iran.
1. Cerita warga di tengah ledakan dan kepanikan
Bagi banyak warga sipil, serangan tersebut adalah pengalaman teror yang nyata. Mereka terbangun oleh suara ledakan dan guncangan yang kuat. Seorang warga di Teheran, Golnar, menceritakan detik-detik mencekam itu kepada media The Guardian.
"Saya terbangun karena ledakan pertama dan bergegas ke jendela untuk memeriksa. Kemudian beberapa menit kemudian saya mendengar empat ledakan berturut-turut, jendela bergetar dan orang-orang di gedung mulai berteriak," tuturnya.
Setelah ledakan, kepanikan semakin parah saat warga melihat langit yang memerah dan asap hitam membubung. Pemandangan ini dengan cepat menyebar di media sosial, menambah suasana kacau dan ketidakpastian di seluruh negeri.
“Kemacetan dan kerumunan orang yang bingung masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Asap mengepul dari jalan-jalan perumahan, puing-puing berserakan. Langit memerah dan kami khawatir serangan lain akan menyusul,” ungkap seorang aktivis Iran.
Beberapa warga juga mengeluhkan kurangnya tempat berlindung. Ketegangan Iran-Israel telah membuat warga mulai menumpuk makanan dan suplai. Kepanikan ini dikhawatirkan memperparah situasi ekonomi yang sudah buruk.
2. Kemarahan pada Israel dan seruan serangan balasan
Serangan ini juga memicu gelombang kemarahan dan sentimen nasionalisme di kalangan masyarakat Iran. Terlepas dari perbedaan pandangan politik terhadap pemerintah, beberapa warga merasa kedaulatan negara mereka sedang diganggu.
"Saya bukan pro-Republik Islam, tetapi masalah ini adalah tentang Iran, ini tentang rumah kami. Lihat bagaimana mereka menyerang kami, menghancurkan infrastruktur kami, membunuh rakyat kami," ujar seorang warga Iran, dilansir BBC.
Reaksi warga juga menyinggung program nuklir Iran. Israel yang mengaku khawatir Iran mencapai senjata nuklir, telah menjadikan ini sebagai justifikasi serangannya.
Ahmed Razaghi menilai Israel tidak berhak untuk mengganggu program nuklir Iran. Sementara seorang pensiunan, Ahmad Moadi menyerukan serangan balasan.
“Begitu banyak ilmuwan yang telah bekerja keras untuk ini, kami mencapainya sendiri, dan sekarang mereka ingin mengambilnya dari kami. Israel berniat mendikte kami, dan tindakan ini sangat tidak bisa diterima,” ujar Razaghi.
3. Sebagian warga Iran justru sambut serangan Israel
Di sisi lain, muncul reaksi yang sangat kontras, yaitu kegembiraan dan sambutan. Sebagian warga Iran, yang selama ini merasa tertindas oleh rezim, justru senang ketika mendengar bahwa serangan menewaskan para petinggi Garda Revolusi.
Seorang warga bahkan mengirimkan pesan terima kasih kepada Israel melalui media oposisi, Iran International.
"Anda tidak bisa berbuat apa-apa! Terima kasih, terima kasih Paman Netanyahu, bahkan jika kami rakyat biasa Iran yang akan menanggung konsekuensinya," ucapnya dalam siaran itu.
Rezim Iran pimpinan Ayatollah Ali Khamenei kerap dikecam karena tindakan represifnya. Kini, warga juga mengkritik pemerintah yang dinilai gagal melindungi rakyatnya dan menyeret Iran ke perang yang tidak perlu.
"Tidak seorang pun menyetujui perang, tetapi saya yakin jika menyangkut Republik Islam yang kejam, seluruh 80 atau 90 juta orang di Iran akan menyetujui serangan ini. Mereka mungkin dapat menggertak rakyat Iran dan membunuh mereka di jalan, namun mereka tidak dapat menggertak dunia dan negara-negara besar" kata seorang perempuan.
Israel juga memanfaatkan sentimen ini dengan menyatakan bahwa serangan mereka ditujukan untuk rezim bukan warga Iran. PM Israel Benjamin Netanyahu berharap serangan dapat memicu kejatuhan rezim Iran.