Jakarta, IDN Times - Pusat imigrasi di pelabuhan Dover, Inggris dibakar oleh seorang pria yang melemparkan bom bensin pada Minggu (30/10/2022). Informasi itu disaksikan langsung oleh fotografer Reuters dan telah dibenarkan oleh kepolisian.
Akibat serangan itu, dua orang mengalami luka ringan. Saat ini, sekitar 700 migran di fasilitas itu telah dipindahkan ke Manston untuk keselamatan mereka selama tahap awal penyelidikan polisi.
Melansir Reuters, saksi melaporkan bahwa serangan itu terjadi sekitar pukul 11:20. Pelakunya adalah pria kulit putih yang datang ke lokasi kejadian dengan mengendarai mobil dan mengenakan kemeja kotak-kotak. Dia kemudian melemparkan tiga bom bensin, salah satunya gagal meledak.
Saksi mata itu mengatakan, setelah melakukan penyerangan tersangka pergi ke pom bensin terdekat, mengikatkan tali di lehernya, menempelkannya ke tiang logam dan bunuh diri.
Kepolisian mengatakan pelaku membakar dengan menggunakan dua hingga tiga alat pembakar dan dilemparkan ke luar dan ke dalam bangunan.
"Dua orang telah melaporkan luka ringan dari dalam properti. Tersangka diidentifikasi, dan sangat cepat ditemukan di sebuah pompa bensin terdekat dan dipastikan meninggal," kata polisi.
Polisi menambahkan, mereka telah menemukan perangkat lain di dalam kendaraan penyerang dan telah dipastikan aman. Motif serangan masih belum diketahui dan pihak berwenang tidak memperlakukan serangan sebagai insiden teroris, tapi tetap membuka kemungkinan itu.
Fasilitas imigrasi di Dover adalah tempat perhentian pertama bagi migran yang datang secara ilegal melalui jalur Selat Inggris, sebelum mereka dikirim ke akomodasi lain dan pengajuan untuk tinggal di Inggris dalam proses peninjauan.
Jumlah orang yang menyeberangi Selat Inggris telah meningkat tajam dan pemerintah menghadapi kritik dari beberapa pihak bahwa kontrol perbatasan terlalu lemah. Sementara, badan amal dan kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah memperlakukan migran secara tidak manusiawi.
Kebakaran itu terjadi di saat adanya laporan bahwa keputusan yang dibuat oleh Menteri Dalam Negeri, Suella Braverman, telah menyebabkan kepadatan penduduk dan wabah kudis serta difteri di pusat pemrosesan migran lainnya. Saat ini kebijakan pemerintah terhadap migran merupakan isu yang panas.
Melansir BBC, Braverman menanggapi serangan tersebut sebagai hal yang menyedihkan.
"Saya menerima pembaruan rutin tentang situasinya. Pikiran saya bersama mereka yang terkena dampak, staf Departemen Dalam Negeri yang tak kenal lelah dan polisi yang merespons. Kami sekarang harus mendukung para petugas itu saat mereka melakukan penyelidikan," katanya.
Menteri Imigrasi, Robert Jenrick, telah berkunjung ke lokasi fasilitas migran di Manston dan menyampaikan telah mendapat informasi terbaru tentang insiden itu oleh polisi.
Nathalie Elphicke, seorang anggota parlemen Dover dari Partai Konservatif, mengatakan bahwa serangan itu membuatnya terkejut dan takut. Dia juga memperingatkan tentang jumlah migran meningkat telah menimbulkan ketegangan di Dover.
"Saya telah menyatakan keprihatinan saya atas keamanan di pusat Dover. Saya rasa ini bukan tempat yang tepat untuk pusat penerimaan migran. Dover adalah pelabuhan yang sangat sibuk dan terbuka," ujarnya.