7 Fakta Seputar Perhelatan KTT G20 di India

Serangkaian peristiwa sebelum KTT G20 hingga hasilnya

Jakarta, IDN Times - KTT G20 yang berlangsung selama dua hari di New Delhi, India telah berakhir pada Minggu (10/9/2023). Pertemuan itu disebut sebagai kemenangan bagi India, ketika para pemimpin dunia memberikan pujian atas perannya dalam menegosiasikan konsensus yang rumit hingga melahirkan pernyataan bersama tersebut.

G20 kerap digaungkan sebagai blok yang beranggotakan negara-negara yang memiliki 85 persen produk domestik bruto global, 75 persen perdagangan internasional, dan dua pertiga populasi dunia. Forum kerja sama multilateral ini terdiri dari 19 negara utama dan satu organisasi regional multinasional, dikutip dari France24.

Mereka adalah Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, China, India, Indonesia, Korea Selatan (Korsel), Meksiko, Rusia, Turki, dan Negara G7 yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Prancis serta Uni Eropa (UE).

Selama rangkaian KTT ini berlangsung, berbagai peristiwa besar terjadi. Apa saja? Berikut ringkasannya berdasarkan hasil dari berbagai sumber!

Baca Juga: Ukraina Sebut G20 India Tak Bisa Dibanggakan

1. Deklarasi bersama G20 menghindari kritik langsung terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina

7 Fakta Seputar Perhelatan KTT G20 di IndiaKTT G20 di New Delhi, India pada Sabtu (9/9/2023). (twitter.com/narendramodi)

Dalam Deklarasi Delhi mengecam penggunaan kekerasan untuk mendapatkan wilayah, namun tidak menyebutkan agresi Rusia. Hal ini pun memicu kritik dari Ukraina, yang mengatakan bahwa G20 tidak bisa dibanggakan. Di sisi lain, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov memuji KTT Delhi dan menyebutnya sebagai tonggak sejarah. 

"Rusia tidak mengharapkan konsensus dan kesepakatan mengenai kata-kata tersebut sebagai sebuah langkah ke arah yang benar," ungkap Lavrov, seraya menambahkan bahwa negara-negara Selatan tidak mau lagi diceramahi, dikutip dari BBC.

Dalam hal ini sebuah terobosan diperlukan, dan India berada pada posisi yang tepat sebagai perantara karena negara tersebut memiliki hubungan baik dengan Moskow dan negara-negara Barat. Deklarasi tersebut pun menggunakan bahasa yang memuaskan Rusia, namun juga memberikan dampak yang cukup bagi Barat.

Pada akhirnya, London, Washington, dan Paris nampaknya sepakat dengan Moskow bahwa deklarasi tersebut merupakan hasil yang baik dari KTT tersebut. Kendati kedua belah pihak menginterpretasikan kata-kata tersebut secara berbeda. PM Inggris Rishi Sunak mengatakan deklarasi tersebut memiliki bahasa yang kuat, yang menyoroti dampak perang terhadap harga pangan dan ketahanan pangan. 

Pernyataan dalam pertemuan pemimpin tersebut juga menyetujui kapasitas energi terbarukan sebanyak tiga kali pada 2030, namun tidak menetapkan tujuan besar dalam pengurangan emisi, meski negara-negara G20 menyumbang hampir 80 persen gas rumah kaca.

Deklarasi tersebut tidak menyebutkan target apa pun guna mengurangi penggunaan minyak mentah, justru berfokus pada penghentian penggunaan batu bara secara bertahap. Ini pun memuaskan produsen minyak mentah seperti Arab Saudi dan Moskow. Bahkan, India dan Beijing merasa tidak nyaman dengan negara-negara Barat yang menetapkan target pengurangan emisi yang mereka anggap tidak realistis.

Baca Juga: Tok! Uni Afrika Resmi Jadi Anggota Tetap G20

2. Masuknya Uni Afrika sebagai anggota tetap G20

Salah satu topik yang menyatukan kelompok ini adalah masuknya Uni Afrika (UA) sebagai anggota tetap ke dalam G20, menjadikannya sebagai blok regional kedua yang menjadi anggota tetap setelah UE.

Persetujuan para pemimpin G20 tersebut menjadi kabar baik bagi Afrika karena benua berpenduduk 1,4 miliar jiwa ini akhirnya memiliki perwakilan yang lebih luas di forum internasional, seperti G20.

India ingin memberikan negara-negara berkembang di 'Global South' untuk mempunyai suara yang lebih besar dalam tataran global. Sebelumnya, India telah menekankan upaya pada konsolidasi hubungan dengan negara-negara tersebut sebagai landasan kepresidenannya.

Ini juga disebut sebagai pilihan strategis Delhi, seiring dengan persaingannya dengan China untuk mendapatkan pengaruh di Asia dan Afrika.

3. Brasil menjadi Presidensi G20 selanjutnya

India menerima tongkat estafet kepemimpinan G20 dari Indonesia pada KTT di Bali tahun lalu dan pada KTT G20 di New Delhi. Modi menyerahkan palu seremonial kepada Presiden Brasil Luiz Inacio da Silva yang akan menjadi Presidensi G20 tahun depan.

Brasil mengatakan bahwa selama masa kepresidenannya pada 2024, pihaknya akan memprioritaskan kemiskinan, pembangunan berkelanjutan, dan reformasi tata kelola global di organisasi-organisasi, seperti Dewan Keamanan PBB dan World Bank.

"Kita hidup di dunia di mana kekayaan lebih terkonsentrasi, di mana jutaan umat manusia masih mengalami kelaparan, di mana pembangunan berkelanjutan selalu terancam, di mana lembaga-lembaga pemerintahan dunia masih mencerminkan realitas yang terjadi pada pertengahan abad lalu," kata Lula dalam pidatonya.

4. Tidak ada 'foto keluarga' resmi G20

7 Fakta Seputar Perhelatan KTT G20 di IndiaPara pemimpin G20 mengunjungi Monumen Mahatma Gandhin untuk memberi penghormatan pada Minggu (10/9/2023) di Rajghat, New Delhi. (twitter.com/narendramodi)

Foto keluarga merupakan tradisi G20, di mana seluruh anggota berfoto bersama. Ini digambarkan sebagai persatuan antara para pemimpin dunia. Namun, pada pertemuan di Delhi, foto ini tidak terjadi.

Ini bukan pertama kalinya G20 melewatkan tradisi itu, sebelumnya pada KTT di Bali tahun lalu tidak ada foto keluarga tersebut. Tidak alasan yang diberikan, namun laporan mengatakan bahwa banyak pemimpin menolak untuk difoto karena adanya kehadiran Rusia di pertemuan puncak tersebut.

Meski begitu, sebuah laporan menggambarkan foto seluruh pemimpin dan tamu undangan lainnya yang diambil pada Minggu, selama kunjungan mereka ke Monumen Mahatma Gandhi sebagai 'foto keluarga' resmi dari G20 di India.

5. Plakat PM Modi pada KTT G20 menyebut India sebagai 'Bharat'

7 Fakta Seputar Perhelatan KTT G20 di IndiaPerdana Menteri India Narendra Modi pada KTT G20 di New Delhi (9/9/2023). (twitter.com/narendramodi)

Modi berbicara kepada para delegasi dari balik papan nama yang mencantumkan negaranya bukan sebagai India, melainkan sebagai 'Bharat'. Berbagai kontroversi mencuat setelah Modi menyatakan membuka KTT G20 pada Sabtu. Hal ini pun menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan perubahan nama negara Asia Selatan tersebut.

Dilansir Reuters, Negara ini secara tradisional selalu menggunakan India dalam sebutan seperti perdana menteri atau presiden, saat berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Namun, dalam undangan makan malam untuk resepsi para pemimpin G20, Presiden Droupadi Murmu menyebut dirinya sebagai 'Presiden Bharat'.

Bharat merupakan nama Sanskerta kuno yang diperjuangkan oleh para pendukung nasionalis Hindu.

6. Ukraina tidak diundang pada KTT G20 di New Delhi

7 Fakta Seputar Perhelatan KTT G20 di IndiaIlustrasi bendera Ukraina. (unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky  yang mengambil bagian dalam KTT G20 di Bali tahun lalu melalui kehadirannya secara online, tidak diundang tahun ini. 

Hal ini pun menimbulkan kekecewaan bagi PM Kanada Justin Trudeau. Ini disampaikannya sebelum melakukan perjalanan ke India, namun dia berjanji untuk melakukan advokasi untuk Kiev.

7. Absennya Putin dan Xi di KTT G20 tahun ini

7 Fakta Seputar Perhelatan KTT G20 di IndiaPresiden Rusia Vladimir Putin (kiri) saat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping menjelang upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing (4/2/2022). (twitter.com/KremlinRussia_E)

Baik Presiden Rusia Vladimir Putin maupun Presiden China Xi Jinping tidak menghadiri KTT G20 di India, memastikan tidak ada pembicaraan tatap muka yang sulit dengan rekan-rekan mereka di Amerika dan Eropa, AP News melaporkan.

Tidak dijelaskan alasan absennya kedua pemimpin tersebut, namun untuk menggantikan Putin, Moskow mengirim Menlu Sergei Lavrov. Sementara Beijing mengirim PM Li Qiang sebagai delegasinya.

Sementara itu, PM Jepang Fumio Kishida yang menjadi tuan rumah KTT G7 di Hiroshima pada Mei dan Presiden AS Joe Biden berpartisipasi dalam pertemuan ini.

Baca Juga: Di G20 India, Jokowi Ingin Dunia Jadi Keluarga yang Damai

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya