AUKUS Pertimbangkan Kerja Sama Teknologi dengan Jepang 

Jepang gabung jadi anggota AUKUS nih?

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS), Australia, dan Inggris mempertimbangkan kerja sama dengan Jepang dalam proyek-proyek teknologi canggih di bawah kerangka keamanan AUKUS.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin, Menhan Australia Richard Marles, dan Menhan Inggris Grant Shapps, dalam pernyataan bersama pada Senin (8/4/2024), dilansir NHK News.

AUKUS dibentuk pada 2021 oleh ketiga negara tersebut dan merupakan bagian dari upaya untuk melawan kekuatan China yang semakin meningkat di kawasan Indo-Pasifik. Sementara, Beijing menyebut pakta tersebut berbahaya dan mengatakan bahwa AUKUS dapat memicu perlombaan senjata di kawasan.

1. Kerja sama dengan negara lain berdasarkan Pilar II AUKUS

AUKUS mengakui kekuatan Tokyo dan kemitraan pertahanan bilateral yang erat dengan ketiga negara tersebut. Pihaknya juga sedang mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan Jepang berdasarkan Pilar II AUKUS.

AUKUS terdiri dari dua pilar. Pilar pertamanya dirancang untuk mengirimkan kapal selam serang bertenaga nuklir ke Australia. Pilar kedua menyerukan kerja sama dalam teknologi canggih di berbagai bidang, termasuk komputasi kuantum, bawah laut, hipersonik, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi siber.

"Kami selalu mengatakan bahwa kami akan melibatkan negara-negara lain dalam pekerjaan Pilar Dua kami seiring berjalannya waktu, dan berkolaborasi dengan negara-negara yang berpikiran sama akan memperkuat kemitraan ini lebih lanjut," kata Shapps, dikutip dari The Straits Times.

Di sisi lain, Menhan Australia menegaskan kembali bahwa mitra AUKUS berpotensi bekerja sama dengan Jepang dalam proyek teknologi tertentu. Namun, Tokyo tidak akan bergabung dalam pakta tersebut.

Baca Juga: Menlu Inggris Yakin Hasil Pemilu AS Tidak Menggoyang AUKUS

2. Diperkirakan akan dibahas dalam KTT Bilateral antara Biden-Kishida

AUKUS Pertimbangkan Kerja Sama Teknologi dengan Jepang Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kanan) saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Tokyo pada Senin (23/5/2022) waktu setempat. (twitter.com/kishida230)

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa para anggota AUKUS telah lama menyatakan keinginannya untuk melibatkan negara-negara lain dalam Pilar II.

Nantinya, mereka akan mempertimbangkan berbagai faktor seperti inovasi teknologi, pembiayaan, kekuatan industri, kemampuan untuk melindungi data dan informasi sensitif secara memadai, serta dampaknya dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Sementara itu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menunjukkan kesediaan untuk memiliki sekutu, dan negara-negara yang berpikiran sama untuk bergabung dalam pilar kedua.

Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa kemungkinan keterlibatan Negeri Sakura di masa depan dalam proyek Pilar II akan dibahas, ketika Biden bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada KTT Bilateral di Washington pada 10 April.

3. PM Australia sebut belum ada penambahan keanggotaan AUKUS

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese memuji Jepang sebagai mitra dekat, tetapi dia menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk menambah anggota keempat ke dalam pakta tersebut. 

Hal ini disampaikannya beberapa jam setelah para menteri pertahanan AUKUS mengumumkan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan kerja sama dengan Jepang.

"Apa yang diusulkan adalah untuk melihat Pilar II AUKUS dan melihatnya proyek demi proyek, apakah akan ada keterlibatan, dan Jepang adalah kandidat yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut," kata Albanese.

"Apa yang tidak diusulkan adalah memperluas keanggotaan AUKUS," tambahnya.

Baca Juga: Warganya Tewas di Gaza, Australia Ngamuk ke Israel

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya