Jepang-India Siapkan Kerja Sama Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka

Isu yang dibahas di '15th India-Japan Strategic Dialogue'

Jakarta, IDN Times - Jepang dan India berjanji akan bekerja sama mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka (Free and Open Indo–Pacific/FOIP). Itu adalah sebuah konsep yang diusung oleh Tokyo dan negara-negara yang berpikiran sama, di tengah meningkatnya pengaruh China baik dari segi ekonomi hingga militer di kawasan tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Yoshimasa Hayashi, bersama mitra Asia Selatannya, Menlu India Subrahmanyam Jaishankar dalam diskusi komprehensif '15th India-Japan Strategic Dialogue' di New Delhi pada Kamis (27/7/2023).

Tidak hanya itu, keduanya juga membahas berbagai bidang, mulai dari hubungan bilateral, kerja sama dalam forum internasional, hingga situasi regional.

"Pembicaraan kami mencakup peningkatan domain politik, pertahanan dan keamanan, ekonomi dan komersial, konektivitas, teknologi kritis, dan people-to-people," kata Jaishankar dalam unggahannya di Twitter.

Baca Juga: Menlu RI Buka East Asia Summit: Indo Pasifik Bukan Ajang Tempur 

1. Jepang-India membahas hubungan bilateral

Baik Tokyo, maupun New Delhi, sepakat untuk terus memajukan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan, seperti pertukaran pertahanan.

Di sektor ekonomi dan investasi, kedua menlu setuju bahwa mereka akan terus membuat kemajuan yang stabil dalam proyek kereta api berkecepatan tinggi, yakni proyek unggulan Tokyo-New Delhi.

"Para menteri setuju bahwa sektor publik dan swasta Jepang-India, akan bekerja sama menuju target 5 triliun yen (sekitar Rp542 triliun) dalam investasi publik-swasta dan pinjaman ke India selam 5 tahun ke depan," kata Kementerian Luar Negeri Jepang.

Sebelumnya, tujuan tersebut telah ditetapkan oleh kedua negara dalam lawatan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida ke India pada Maret tahun lalu.

Selain itu, Jepang dan India setuju untuk memperluas pertukaran manusia antara kedua negara, guna memperkuat hubungan jangka menengah hingga jangka panjang kedua negara. Hal tersebut mencakup pariwisata dan pelajar internasional.

Baca Juga: Jokowi Ajak China Ikut Jaga Keamanan Indo-Pasifik

2. Bahas isu regional

Jepang-India Siapkan Kerja Sama Indo-Pasifik yang Bebas dan TerbukaMenteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Yoshimasa Hayashi, dan Menlu India Subrahmanyam Jaishankar dalam diskusi komprehensif '15th India-Japan Strategic Dialogue' pada Kamis (27/7/2023) di New Delhi.

Hayashi dan Jaishankar juga menegaskan pihaknya akan terus bekerja sama sebagai Presidensi G7 dan G20 untuk menyukseskan KTT G20 di ibu kota India, yang akan berlangsung pada September tahun ini.

Tidak hanya itu, pihaknya juga menekankan kerja sama di kancah internasional, seperti di negara-negara Quad dan reformasi Dewan Keamanan PBB. Serta, bertukar pandang secara terbuka mengenai situasi regional, termasuk situasi di Ukraina dan Asia Timur.

Kedua belah pihak mengatakan, bahwa konvergensi Jepang-India, terlihat dalam berbagai kegiatan dan komitmen, mulai dari Asia Timur dan ASEAN, hingga Asia Selatan dan Afrika Timur.

3. Hubungan Jepang-India di kancah internasional

Jepang-India Siapkan Kerja Sama Indo-Pasifik yang Bebas dan TerbukaKiri-kanan: PM Australia Anthony Albanese, Presiden AS Joe Biden, PM Jepang Fumio Kishida, PM India Narendra Modi, gelar pertemuan pemimpin negara QUAD di Tokyo (24/5/2022). (twitter.com/kishida230)

Dilansir Kyodo News, pembicaraan bilateral antara Jepang-India terjadi, ketika Tokyo sedang berfokus pada peningkatan hubungan dengan negara-negara berkembang, terutama 'Global South', di mana New Delhi dipandang sebagai kekuatan utama di antara negara-negara tersebut.

Jepang dan India adalah negara-negara yang termasuk dalam bagian Quad, kemitraan diplomatik empat negara bersama dengan Amerika Serikat (AS) dan Australia. Kelompok tersebut digadang-gadang sebagai penyeimbang kekuatan China, di tengah persaingan yang semakin meningkat antara Washington dan Beijing.

India merupakan anggota forum BRICS, yang melibatkan Brasil, China, Rusia, dan Afrika Selatan. Negara-negara tersebut memiliki hubungan persahabatan yang baik dengan Kremlin, bahkan setelah invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022.

Di sisi lain, Jepang adalah negara anggota G7 bersama dengan AS, Inggris, Prancis, Kanada, Italia, dan Jerman, serta Uni Eropa. Kelompok tersebut telah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia, atas perang yang sedang berkecamuk di Ukraina.

Baca Juga: Jokowi Bakal ke KTT BRICS, Luhut Ungkap Kesepakatan yang Diincar RI

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya