Nagasaki Peringati 76 Tahun Tragedi Serangan Bom Atom

Mendesak pemerintah untuk proaktif melarang senjata nuklir

Nagasaki, IDN Times - Pada hari Senin (9/8), Jepang memperingati 76 tahun tragedi serangan bom atom Amerika Serikat (AS) di Nagasaki pada Perang Dunia II (PD II).

Pada kesempatan tersebut juga walikota Nagasaki, Tomihisa Taue, mendesak pemerintah Jepang untuk mengambil peran lebih aktif dalam mewujudkan dunia yang bebas senjata nuklir, di mana dalam Deklarasi Perdamaian Nagasaki, Taue menyatakan dukungannya terhadap Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir (Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons/TPNW).

1. Walikota Nagasaki: mendesak pemerintah untuk menandatangani dan meratifikasi perjanjian PBB yang melarang senjata nuklir

Nagasaki Peringati 76 Tahun Tragedi Serangan Bom AtomPerdana Menteri Suga menghadiri Upacara Peringatan Perdamaian Nagasaki untuk korban bom atom yang diadakan di Taman Perdamaian, Nagasaki (9/8/2021). (kantei.go.jp)

Dilansir Kyodo News, Peringatan tragedi serangan bom atom Nagasaki, dihadiri oleh perwakilan dari 63 negara, termasuk 5 negara kekuatan nuklir, Inggris, China, Prancis, Rusia, dan AS.

Setelah mengheningkan cipta pada pukul 11.02, saat dimana terjadinya pengeboman pada tanggal 9 Agustus 1945, Taue memuji Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir sebagai cakrawala baru untuk perlucutan senjata nuklir, namun juga menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya bahaya yang ditimbulkan oleh perlombaan senjata nuklir yang sedang berlangsung.

Pada upacara peringatan tahunan yang berlangsung di Taman Perdamaian Nagasaki, Taue dalam pidatonya mendesak pemerintah untuk menandatangani dan meratifikasi perjanjian PBB yang melarang senjata nuklir dan bergabung sebagai pengamat dalam pertemuan pertama negara pihak pada perjanjian tersebut, yang mulai berlaku pada bulan Januari, dan mengeksplorasi pembangunan nuklir, sebagai zona bebas senjata di timur laut Asia.

"Untuk mengikuti satu jalan menuju dunia yang bebas dari senjata nuklir di tengah dua gerakan yang saling bertentangan tersebut, para pemimpin dunia harus berkomitmen pada pengurangan senjata nuklir dan membangun kepercayaan melalui dialog, dan masyarakat sipil harus mendorong mereka ke arah ini," ungkap Taue dalam pidatonya.

Seruan Taue pada Jepang untuk bergabung dalam perjanjian larangan senjata nuklir, mengikuti seruan serupa yang dibuat oleh Walikota Hiroshima, Kazumi Matsui, pada tiga hari yang lalu, ketika kota Hiroshima yang juga dihancurkan oleh bom atom selama PD II mengadakan upacara tahunannya.

Taue juga mengatakan perjanjian internasional dengan jelas menyatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia bahwa senjata nuklir adalah ilegal dan mendesaknya untuk menjadi aturan universal, dikutip dari The Asahi Shimbun.

2. Jepang di tengah pusaran keamanan dan pandangannya mengenai Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir

Nagasaki Peringati 76 Tahun Tragedi Serangan Bom AtomPM Jepang Yoshihide Suga saat menyampaikan pidatonya dalam peringatan 76 tahun tragedi serangan bom atom di Nagasaki (9/8/2021). (kantei.go.jp)

Baca Juga: Kerja Sama IJEPA Batch XIV, Indonesia Kembali Kirim 271 PMI ke Jepang

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, sekali lagi tidak menyentuh perjanjian itu ketika dia berbicara kepada orang banyak pada peringatan tersebut, termasuk para penyintas dan keluarga para korban, di mana hal tersebut mencerminkan posisi negara yang saling bertentangan.

Suga mengatakan lingkungan keamanan sangat parah dan pandangan global sangat terbagi atas perlucutan senjata nuklir, dan perlu untuk menghilangkan ketidakpercayaan dengan mempromosikan dialog dan membentuk pandangan bersama untuk diskusi.

Seperti yang dilaporkan Associated Press, Jepang telah mempertahankan tiga prinsipnya untuk tidak memiliki, memproduksi, atau menyimpan senjata nuklirnya sendiri. Akan tetapi, sebagai sekutu AS, dan menjadi tuan rumah fasilitas militer AS di bawah perjanjian keamanan bilateral yang telah berusia puluhan tahun, Jepang menampung 50.000 tentara Amerika dan dilindungi oleh payung nuklir AS.

Pengaturan keamanan pasca PD II, memperumit dorongan untuk membuat Jepang menandatangani perjanjian tersebut karena Jepang memperkuat militernya sendiri sambil meningkatkan kerja sama pertahanan dengan negara-negara senjata nuklir lainnya, seperti Inggris dan Prancis guna menghadapi ancaman dari Korea Utara dan China.

Menurut sebuah pusat penelitian di Nagasaki University, diperkirakan ada 13.130 hulu ledak nuklir di seluruh dunia pada bulan Juni, dengan jumlah persediaan militer yang tidak berkurang di tengah ketegangan yang muncul kembali di antara kekuatan nuklir utama.

3. Dampak dari tragedi serangan bom atom di Nagasaki

Nagasaki Peringati 76 Tahun Tragedi Serangan Bom AtomPM Jepang Yoshihide Suga saat membawa karangan bunga dalam peringatan 76 tahun tragedi serangan bom atom di Nagasaki (9/8/2021). (kantei.go.jp)

Berdasarkan laporan dari Nikkei Asia, Sebuah pengebom B-29 menjatuhkan atom inti plutonium dengan nama sandi 'Fat Man' meledak di Nagasaki, tiga hari setelah AS menjatuhkan senjata pertama di dunia yang dikerahkan di Hiroshima (menewaskan 140.000 orang).

Menurut data dari Nagasaki, Diperkirakan 74.000 orang tewas akibat pengeboman di Nagasaki pada akhir tahun 1945. Jumlah gabungan korban selamat dari dua bom atom, yang dikenal sebagai hibakusha, mencapai 127.755 pada Maret, di mana turun sekitar 8.900 dari tahun sebelumnya.

Setelah pengeboman yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945, mengakhiri PD II.

Baca Juga: Jepang: 10 Orang Terluka dalam Aksi Penusukan di Kereta

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya