Banyak Kesamaan dengan Indonesia, Begini Suasana Ramadan di Pakistan!

Berikut wawancara IDN Times dengan Dubes RI di Pakistan

Jakarta, IDN Times – Ramadan merupakan bulan suci yang dinanti-nantikan umat Islam di seluruh dunia. Bukan hanya karena di bulan ini umat Islam di seluruh dunia bisa mendapat pahala yang berlimpah, tapi juga karena ada tradisi-tradisi dan hal unik tertentu yang hanya bisa dialami di saat Ramadan.

Salah satu negara yang memiliki tradisi unik selama Ramadan adalah Pakistan. Berikut adalah cerita seputar Ramadan di Pakistan bersama Duta Besar Indonesia untuk Pakistan Adam M. Tugio dalam acara Ambassador's Talk: 30 Minutes Around the World yang diselenggarakan IDN Times dan Kementerian Luar Negeri RI.

Baca Juga: 5 Ide Minuman Unik buat Disajikan pas Lebaran, Nikmat Abis!

1. Apa yang dirindukan dari berpuasa di Indonesia?

Banyak Kesamaan dengan Indonesia, Begini Suasana Ramadan di Pakistan!Ilustrasi Ramadhan (IDN Times/Sukma Shakti)

(Pakistan) kebetulan sama dengan Indonesia. Negara muslim terbesar juga penduduknya nomor dua setelah Indonesia. Jadi tradisi-tradisinya hampir sama dengan Indonesia.

Kalau saya sedikit kasih gambaran sebelum saya jawab langsung pertanyaannya, tradisi Lebaran, puasa Ramadan hampir sama. Menjelang Ramadan ziarah ke makam, kemudian juga ada beberapa kegiatan-kegiatan di TV, banyak entertainment di TV.

Tetapi satu hal yang agak membedakan di sini, puasa Ramadan di Pakistan itu kehidupan mulai dari iftar, menjelang iftar, sampai nanti sahur. Itu semua toko-toko boleh dibilang buka. Khususnya makanan. Jadi, banyak kegiatan-kegiatan membawa keluarga makan bersama sampai iftar nanti.

Tapi satu hal yang bikin kangen tentu makanan-makanan khas Indonesia ya, yang kebetulan agak sulit dijumpai di sini. Tetapi syukurnya banyak kesamaan antara makanan Indonesia dengan makanan Pakistan.

Bahkan kalau di Pakistan ini katanya buka puasa kurang sempurna tanpa pakora. Pakora ini bakwan. Kalau di Indonesia ini kayak bala-bala, bakwan. Jadi banyak sekali kesamaan-kesamaannya di makanan.

2. Apa saja yang dilakukan KBRI Islamabad selama Ramadan di Pakistan?

Dua tahun terakhir kan situasinya masih COVID. Jadi saya mengalami situasi COVID di mana interaksi langsung sangat terbatas. Jadi buka bersama juga kita batasi. Open house tidak ada tahun lalu. Buka bersama pun kita lakukan secara virtual, online.

Kita ada PPMI di sini, atau kalau di negara-negara non-Islam biasanya PPI. Itu hampir sama. Jadi persatuan pelajar dan mahasiswa Indonesia. Biasanya menjelang Ramadan ini kita ajak mereka duduk, kemudian diskusi bareng untuk mengidentifikasi tema-tema apa sepanjang Ramadan. Jadi, seminggu dua kali kita bikin acara virtual Ramadan, bukber virtual.

Mereka yang kasih ide, kemudian mereka menyarankan siapa-siapa yang layak atau yang perlu diundang sebagai pembicara. Jadi kemudian kita bantu untuk menghubungi para narasumber dari Tanah Air. Jadi untuk sementara belum ada kegiatan temu langsung, masih kita batasi karena situasi COVID.

3. Apakah ada rencana yang sudah dibuat untuk Idul Fitri nanti?

Sementara kita rencanakan virtual. Alhamdulillah situasinya membaik tetapi tentu kita harus tetap waspada. Nah, teman-teman PPMI di sini mereka punya rencana mudik goes to Islamabad. Jadi mereka ada rencana kegiatan untuk berkumpul di suatu tempat terbuka di antara para pelajar sendiri untuk merayakan Lebaran bersama-sama.

Jadi memang tantangannya puasa di Pakistan ini justru menjaga diet, karena setelah bedug, setelah iftar, itu makanannya luar biasa. Makanannya luar biasa, lezat-lezat.

Makanan favorit saya itu Pasanday. Pasanday itu kayak beef seperti rendang, hanya kalau rendang pakai santan, dia pakai yogurt. Selebihnya hampir sama. Orang Pakistan kan sangat suka spices, jadi di Pakistan ini mereka ada yang disebut sebagai garam masala.

Garam masala itu 12 rempah-rempah dicampur, di-blend, diaduk jadi semacam bumbu dasar untuk barbeque. Jadi barbeque ayam, barbeque sapi, kambing, kemudian ikan semua pakai bumbu yang sama.

4. Apa saja tradisi unik di Islamabad selama menjelang buka puasa atau selama Ramadan?

Banyak Kesamaan dengan Indonesia, Begini Suasana Ramadan di Pakistan!ilustrasi keluarga (IDN Times/Arief Rahmat)

Ngabuburit ada, khususnya di taman. Orang banyak memanfaatkan taman. Karena Islamabad, saya pikir Pakistan secara keseluruhan, di Islamabad itu lebih dari 500 taman di dalam kotanya. Jadi sangat hijau.

Teman-teman mungkin akan kaget kalau sampai di Islamabad. Kotanya dikelilingi oleh gunung-gunung, jadi 30 menit aja udah seperti di Puncak (Bogor). Orang-orang banyak ke taman dengan keluarga. Jadi ngabuburitnya bedanya kalau di kita mungkin ke mall kemudian duduk-duduk nunggu jam buka puasa, nah di sini kebanyakan ke taman.

5. Bagaimana proses penetapan awal Ramadan di Pakistan?

Sama seperti di Indonesia, yang (mayoritas) mazhab di sini Hanafi. Secara umum mazhabnya Hanafi menetapkan puasa itu dengan menggunakan hilal. Ini yang lazim digunakan di sini dan karena hilal kadang-kadang cepat, kadang-kadang lambat.

Tahun lalu itu jam 11 malam baru ketahuan hilalnya, baru diputuskan oleh majelis bahwa besok puasa. Jadi mulai tarawih setelah jam 11 malam itu. Tapi tahun ini Alhamdulillah lebih cepat.

Kemarin kita dapat kabar jam setengah 8 itu sudah keluar pengumuman, sudah kelihatan bulannya jadi lebih awal. Tapi memang masih menggunakan metode melihat langsung bulan.

6. Apa makanan Indonesia yang paling terkenal di Pakistan?

Nah di sini ada dua restoran sepengetahuan kami yang menyuguhkan menu Indonesia. Yang pertama rendang, dan yang kedua nasi goreng. Jadi rendang dan nasi goreng ada dua restoran di sini. Satu di hotel bintang lima, satu di restoran Asian cuisines yang menyajikan kedua masakan Indonesia tersebut.

Lepas dari itu, satu yang juga dikenal banyak di sini indomie. Indomie ternyata juga cukup populer di sini. Indomie akan buka cabang di Faisalabad. Mudah-mudahan dalam proses tahun ini akan segera berproduksi.

Baca Juga: Mewarisi Budaya Persia, Ini Kisah Menarik Ramadan dari Iran

7. Apa beda momen sahur di Pakistan dan Indonesia?

Jadi nggak ada konvoi-konvoi setelah sahur. Jadi setelah sahur kompensasi tidur. Mereka menghabiskan waktu di malam yang panjang kemudian setelah sahur tidur. Jadi jam-jam kantor pun agak telat dibuka dan menjadi singkat.

Umumnya kalau di pemerintahan itu jam 10 sampai jam 3. Kecuali jumat. Jumat malah sampai jam satu. Tapi kalau di swasta kedengaran masih lebih longgar lagi bahkan mulainya jam 11 gitu.

Tapi, kegiatan sahur bersama sangat banyak di sini. Jadi di sini banyak sekali kegiatan-kegiatan sahur bersama. Bahkan di kalangan diplomatik sekarang ini sudah hampir setiap hari ada undangan iftar dan ada beberapa undangan sahur bersama. Sahur bersama biasanya mulainya sekitar jam 1 gitu udah diundang. Jadi emang nggak tidur semalaman.

8. Adakah kesempatan beasiswa dan bekerja bagi warga Indonesia di Pakistan?

Banyak Kesamaan dengan Indonesia, Begini Suasana Ramadan di Pakistan!ilustrasi idulfitri (IDN Times/Aditya Pratama)

Kalau beasiswa ada beberapa ditawarkan oleh beberapa universitas di sini yang bekerja sama dengan KBRI. Tapi, satu hal juga yang mungkin menjadi daya tarik karena di Pakistan ini ada sekitar seribu warga negara Indonesia di seluruh Pakistan. Dari seribu itu mayoritas sekitar 60 persennya adalah pelajar. Nah dari sekitar 600-an siswa itu separuhnya sekolah di Islamabad.

Kenapa? Setelah saya lihat-lihat ternyata kehidupan kampus di sini itu tidak terlalu mahal dibandingkan dengan kalau sekolah ke luar negeri, sementara di sini dapat bonus Bahasa Inggris, kemudian kalau mau studi Bahasa arab juga Bahasa arab di sini, dan tentu juga networking internasional karena kenalan dengan banyak mahasiswa dari berbagai negara.

Jadi dari segi biaya hidup ini kalau di Islamabad, kalau saya dengar-dengar dari teman-teman mahasiswa di sini, itu biaya hidupnya mungkin sama seperti di Jogja untuk mahasiswa. Itulah yang menyebabkan kemudian banyak para orang tua juga menyekolahkan anak di Islamabad. Khususnya di studi Qur'an, studi Islam di samping sekarang juga mulai ada saya lihat di International Relation and Economic Sharia.

Jadi biasanya ini (beasiswa) diinfokan oleh universitas terkait tapi nanti kita akan coba cari dan kita akan sampaikan ke teman-teman sahabat Kemlu sekiranya tertarik untuk sekolah di Pakistan. Sudah ada memang di Faisalabad yang tahun lalu menawarkan beasiswa untuk mahasiswa Indonesia sekolah di Faisalabad. Faisalabad sekitar 3 jam dari Islamabad.

9. Bagaimana tradisi idul fitri di Pakistan?

Kalau tradisi ada satu hal yang unik di sini. Biasanya kalau di sepuluh malam terakhir atau di malam-malam ganjil, ini karena ingin meraih lailatul qadar, ini banyak orang yang kemudian tinggal di masjid, itikaf di masjid. Jadi ada yang berpendapat di 10 hari, tetapi kita melihat juga ada yang di 3 hari terakhir yang umum di hari-hari ganjil 10 hari terakhir itu tinggal itikaf di masjid.

Kedua, menjelang Idul Fitri, para wanita itu biasanya melukis tangan dengan henna. Jadi semua menggunakan henna, pakaian baru sama seperti di tanah air, dan ada juga tradisi dan namanya eidi untuk anak-anak kecil. Jadi anak-anak kecil itu selalu berharap dapat bonus lebaran dari para orang tua, famili. Jadi hampir sama seperti di tanah air.

10. Bagaimana citra masyarakat Indonesia di mata warga Pakistan?

Di kota Peshawar itu ada lingkaran atau bundaran yang disebut sebagai Soekarno Chowk. Kemudian di Lahore ada Soekarno Bazaar. Ada pasar kecil, ada lorong, mereka sebutnya sebagai Soekarno Bazaar. Nah ini barangkali dua bukti nyata bagaimana Pakistan memberikan penghargaan terhadap founding father’s kita.

Jadi mereka punya apresiasi yang besar terhadap Indonesia karena hubungan yang baik antar kedua negara, bahkan sampai saat ini sebagai sesama negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Kalau saya bicara dengan teman-teman di sini, mereka sangat apresiasi dengan Indonesia.

Tapi ini tantangan juga buat kita-kita di sini karena kalau kita kemudian tanya lebih lanjut, lebih jauh, begitu ya, kayaknya mereka lebih banyak kenal bali daripada Indonesia secara umum. Ini juga tantangan buat kita untuk lebih memperkenalkan Indonesia.

Baca Juga: Serba-Serbi Ramadan di Nigeria, dari Makanan hingga Culture Shock

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya