Masalah Iklim Jadi Kekhawatiran Utama Dunia pada 2022
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Forum Ekonomi Dunia (WEF) mengatakan risiko iklim menjadi sumber kekhawatiran utama global di saat dunia memasuki tahun ketiga pandemik.
Menurut Laporan Risiko Global 2022 WEF, risiko jangka panjang yang utama saat ini adalah terkait dengan iklim. Sementara itu, kekhawatiran global jangka pendek paling utama mencakup kesenjangan sosial, krisis mata pencaharian, dan penurunan kesehatan mental.
“Selain itu, sebagian besar ahli percaya pemulihan ekonomi global akan stabil dan tidak merata selama tiga tahun ke depan,” menurut WEF dalam rilis yang diterima IDN Times, Selasa (11/1/2021).
Baca Juga: WEF: Pandemik COVID-19 Tingkatkan Kesenjangan dan Perpecahan Sosial
1. Kebijakan untuk mengelola risiko
Pada edisi ke-17 itu, laporan itu menyarankan agar para pemimpin berpikir di luar siklus pelaporan triwulanan dan membuat kebijakan yang mengelola risiko dan membentuk agenda untuk tahun-tahun mendatang.
Laporan itu mengeksplorasi empat bidang risiko yang muncul, yakni keamanan siber, kompetisi di luar angkasa, transisi iklim yang tidak teratur, dan tekanan migrasi. Laporan itu juga menyebut bahwa masing-masing risiko ini membutuhkan koordinasi global agar pengelolaannya berhasil.
“Gangguan kesehatan dan ekonomi memperparah perpecahan sosial. Ini menciptakan ketegangan pada saat kolaborasi di dalam masyarakat dan di antara komunitas internasional akan menjadi fundamental untuk memastikan pemulihan global yang lebih merata dan cepat,” kata Saadia Zahidi, Managing Director, WEF.
“Para pemimpin global harus bersatu dan mengadopsi pendekatan multistakeholder yang terkoordinasi untuk mengatasi tantangan global yang tak henti-hentinya dan membangun ketahanan menghadapi krisis berikutnya,” tambahnya.
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Hal Penting Mengomunikasikan Perubahan Iklim, Milenial Wajib Tahu!
2. Pentingnya rencana manajemen risiko dunia maya
Sementara itu, Carolina Klint, Pemimpin Manajemen Risiko di Marsh mengatakan bahwa seiring perusahaan pulih dari pandemik, mereka dengan tepat mempertajam fokus mereka pada ketahanan organisasi dan kredensial Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola Perusahaan (ESG).
“Dengan ancaman dunia maya yang sekarang tumbuh lebih cepat daripada kemampuan kita untuk membasminya secara permanen, jelas bahwa ketahanan maupun tata kelola tidak mungkin terjadi tanpa rencana manajemen risiko dunia maya yang kredibel dan canggih,” katanya.
“Demikian pula, organisasi perlu mulai memahami risiko ruang angkasa mereka, terutama risiko terhadap satelit di mana kita menjadi semakin bergantung, mengingat meningkatnya ambisi dan ketegangan geopolitik,” tambah Klint.
3. Dampak perubahan iklim terhadap PDB
Peter Giger, Group Chief Risk Officer di Zurich Insurance Group, mengatakan krisis iklim tetap menjadi ancaman jangka panjang terbesar yang dihadapi umat manusia. Ia juga mengatakan bahwa kegagalan untuk bertindak atas perubahan iklim dapat mengurangi produk domestik bruto (PDB) global sebesar seperenam,
“Dan komitmen yang diambil pada COP26 masih belum cukup untuk mencapai tujuan 1,5 Celcius. Belum terlambat bagi pemerintah dan bisnis untuk bertindak atas risiko yang mereka hadapi dan untuk mendorong transisi yang inovatif, penuh tekad, dan inklusif yang melindungi ekonomi dan masyarakat,” katanya.