Ribut dengan Rusia, Palang Merah: Kondisi Ukraina Timur Mengerikan

ICRC telah mengerahkan 600 pekerja bantuan di Ukraina

Jakarta, IDN Times – Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan ratusan ribu orang di Ukraina timur hidup dalam kondisi yang mengerikan. Mereka memiliki akses yang buruk ke layanan dasar dan terus-menerus berada di bawah ancaman penembakan dan ranjau darat, di tengah meningkatnya ketegangan antara Ukraina-Rusia.

Lembaga itu menyebut, ketika komunitas internasional sangat fokus pada pengerahan pasukan Rusia, sayangnya mereka mengabaikan penderitaan rakyat yang sudah terjebak sejak 2014 dalam baku tembak antara pasukan Ukraina dengan separatis yang didukung Rusia. 

Baca Juga: Umumkan Penambahan Pasukan, Ukraina: Demi Perdamaian Masa Depan

1. Banyak kerugian terjadi

Ribut dengan Rusia, Palang Merah: Kondisi Ukraina Timur MengerikanPasukan Ukraina dan Amerika Serikat dalam pertemuan Ukraina-NATO, pada 20 April 2015. twitter.com/southfronteng

Seorang pejabat senior Komite ICRC menyebut, perselisihan tingkat rendah tetap ada, meskipun sering terjadi gencatan senjata, bahkan kadang-kadang mengakibatkan cedera warga sipil atau kerusakan infrastruktur penting seperti stasiun pompa air.

“Ada daerah padat penduduk yang secara teratur merasakan efek langsung dari baku tembak, penembakan, dan sebagainya. Ada korban dari ranjau dan persenjataan yang tidak meledak,” kata direktur regional ICRC untuk Eropa dan Asia Tengah, Martin Schuepp, pada Rabu (2/2/2022), dikutip dari Channel News Asia.

“Ratusan ribu orang telah terdampak dan terus terpengaruh oleh konflik ini, dan saya pikir itu adalah sesuatu yang terlalu sering diabaikan dalam situasi saat ini,” katanya lagi kepada Reuters, dalam sebuah wawancara di markas ICRC.

2. Perselisihan Ukraina-Rusia

Ribut dengan Rusia, Palang Merah: Kondisi Ukraina Timur MengerikanFSB Rusia tahan diplomat Ukraina. Ilustrasi (Twitter.com/DD India)

Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100 ribu tentara di perbatasan Ukraina, memicu ketakutan Barat akan invasi yang dapat menyebabkan bencana kemanusiaan. Namun Rusia membantah memiliki rencana untuk menyerang.

Rusia mengatakan, pihaknya dapat mengambil tindakan militer yang tidak ditentukan kecuali Barat mengatasi masalah keamanannya.

“ICRC telah mengirimkan pasokan bantuan penting sejak 2014 di kedua sisi ‘garis kontak’ yang memisahkan Ukraina timur, dan banyak keluarga,” kata Schuepp, seorang warga negara Swiss.

Schuepp menyebut kondisi warga di sana cukup memprihatinkan, dengan banyak yang mengalami gangguan psikologis karena harus terus-menerus memperhatikan ranjau darat.

Ada juga orang-orang yang tidak bisa tidur nyenyak karena mendengar tembakan artileri dan anak-anak yang harus berlari mencari perlindungan ketika sedang dalam perjalanan ke sekolah.

Baca Juga: Terancam Invasi Rusia, Ukraina Senang karena Didukung Banyak Negara

3. Bantuan ICRC

Ribut dengan Rusia, Palang Merah: Kondisi Ukraina Timur Mengerikangambar penduduk Ukraina (atlanticcouncil.org)

Schuepp mengatakan bahwa ICRC telah mengerahkan 600 pekerja bantuan di Ukraina, termasuk 400 di timur. Ini merupakan operasi terbesarnya yang ke-10 di seluruh dunia.

ICRC mengirimkan pasokan medis tahun lalu ke 51 rumah sakit di kedua sisi jalur kontak, menyediakan makanan untuk keluarga, dan membantu memperbaiki rumah yang rusak menjelang musim dingin.

Lembaga ini juga mengunjungi tahanan dan mencoba melacak 800 orang hilang dalam perang, yang menurut Ukraina telah merenggut lebih dari 14 ribu nyawa.

Ketika ditanya apakah ICRC memperkuat kapasitasnya menjelang kemungkinan konflik yang lebih luas di Ukraina, Schuepp mengatakan pihaknya memiliki persediaan darurat untuk menanggapi kebutuhan yang tak terduga. Namun, ia menolak berkomentar lebih lanjut tentang rencana darurat ICRC.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya