Singapura Hidup Berdampingan dengan COVID-19 saat Kasus Melonjak

Singapura akan menganggap COVID-19 sebagai endemik

Jakarta, IDN Times – Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan tambahan 1.178 kasus COVID-19 pada Selasa (21/9/2021). Itu merupakan kenaikan harian terbesar sejak April 2020.

Lonjakan kasus ini terjadi saat negara itu berusaha untuk hidup berdampingan dengan virus tersebut. Menurut Worldometers, hingga Kamis (23/9/2021), Singapura telah melaporkan total 81.356 kasus COVID-19 sejak awal pandemik, dengan 68 orang meninggal dunia dan 72.090 sembuh.

Di tengah lonjakan kasus ini, Singapura menyatakan bersiap menghadapi COVID-19 menjadi endemik. Mereka mengambil langkah-langkah untuk menjadi negara tangguh dari COVID-19.

“Berawal dari penilaian kami bahwa, dengan mutasi virus, tidak mungkin lagi menghilangkan COVID-19 sepenuhnya, bahkan jika kita melakukan lockdown untuk waktu yang lama. Kelangsungan hidup Singapura bergantung pada kemampuannya untuk tetap relevan dan terhubung dengan seluruh dunia,” kata Duta Besar (Dubes) Singapura untuk Indonesia, Anil Nayar, pada pertemuan daring dengan pemimpin redaksi, Kamis (23/9/2021). 

Baca Juga: Singapura Sumbangkan 100 Ribu Dosis Pfizer ke Johor Malaysia

1. Singapura akan lanjutkan pembukaan

Singapura Hidup Berdampingan dengan COVID-19 saat Kasus MelonjakIlustrasi Universal Studio, Singapura (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Dalam pernyataan yang dirilis Kedutaan Besar Singapura untuk Indonesia, negara tersebut akan melanjutkan pembukaan kembali secara hati-hati dan bertahap. Ini dilakukan karena belum ada tanda-tanda COVID-19 akan menghilang di seluruh dunia, apalagi saat ini terdapat varian Delta yang lebih mudah menular.

Kedutaan juga menyebutkan, strategi keseluruhan Singapura adalah keseimbangan yang cermat antara melindungi kehidupan dan mata pencaharian.

Menurut kedutaan, jika dibandingkan dengan tahun lalu, Singapura saat ini berada di posisi yang lebih baik dalam menghadapi situasi COVID-19. Terlebih dengan peningkatan tes COVID-19 dan kemampuan pelacakan kontak, serta dengan program vaksinasi yang berjalan dengan baik.

2. Singapura mungkin akan luncurkan program vaksinasi tahunan

Singapura Hidup Berdampingan dengan COVID-19 saat Kasus MelonjakIlustrasi Bandara Singapura (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Kedutaan lebih lanjut menyebut vaksinasi tetap menjadi kunci bagi Singapura kembali membuka negara dengan aman. Menurut data, per 22 September 2021, sudah ada 82 persen penduduk Singapura yang menyelesaikan vaksinasi, sementara 84 persen telah menerima setidaknya satu kali dosis.

Namun dalam jangka panjang, pemerintah Singapura berencana mempertahankan tingkat perlindungan yang tinggi terhadap varian mutan baru COVID-19 yang resisten terhadap vaksin saat ini.

“Kami mungkin harus meluncurkan program vaksinasi tahunan yang komprehensif di mana vaksinasi tambahan secara teratur diberikan kepada penduduk,” ujar Anil.

“Mulai bulan ini, kami telah memberikan vaksinasi tambahan kepada lansia berusia 60 tahun ke atas, penghuni fasilitas perawatan lanjut usia, dan orang yang mengalami gangguan kekebalan,” tambah dia.

Kedutaan juga menyebut Singapura telah melaksanakan pendekatan diferensiasi vaksinasi di dalam negeri, yakni individu yang telah divaksinasi lengkap dapat terlibat dalam berbagai kegiatan yang lebih luas. Sementara, individu yang tidak divaksinasi perlu melakukan langkah-langkah pengelolaan yang lebih aman untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.

Baca Juga: Penambahan Kasus COVID di Singapura Cetak Rekor, ICU Terancam Krisis

3. Strategi Singapura menghadapi pandemik

Singapura Hidup Berdampingan dengan COVID-19 saat Kasus MelonjakIlustrasi Singapura (IDN Times/Sunariyah)

Terkait lonjakan kasus COVID-19 saat ini, Dubes Anil menyatakan bahwa kenaikan angka infeksi bukan hal yang tidak diantisipasi ketika Singapura berniat memperlakukan COVID-19 sebagai penyakit endemik. Anil juga menegaskan, cakupan vaksinasi negara yang tinggi sejauh ini telah melindungi sistem perawatan kesehatan dari kewalahan.

“Jumlah pasien yang sakit parah dan meninggal dunia sedang dipantau secara ketat, dan situasinya dapat dikendalikan, sebagian besar karena percepatan vaksinasi,” terang dia

“Kami akan terus menyesuaikan strategi penanganan COVID-19 kami sejalan dengan perubahan situasi. Bahkan saat kami menangani dampak pandemi, kami akan terus fokus pada peran internasional Singapura sebagai pusat terpercaya dan menciptakan peluang baru untuk pengembangan lebih lanjut dalam situasi pasca-COVID19,” tambahnya.

Singapura akan tetap terbuka untuk bisnis dan investasi. Selain itu, negara tetangga Indonesia itu juga tetap terbuka untuk talenta global, yang menurutnya akan sangat penting untuk masa depan Singapura.

“Singapura tetap berkomitmen untuk bekerja dengan mitra global yang berpikiran sama, termasuk Indonesia, dalam memberikan respon global yang terkoordinasi terhadap pandemi dan memfasilitasi konektivitas dan ketahanan rantai pasokan,” kata Anil.

Topik:

  • Jihad Akbar
  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya