RI Dorong AS Dukung Indo-Pasifik Damai dan Perdagangan Adil

- Penguatan kerja sama Indo-Pasifik melalui kehadiran ASEAN di AS dan dukungan bipartisan terhadap ASEAN Act.
- ASEAN desak AS hapus hambatan tarif dan non-tarif untuk perdagangan yang adil dan berkelanjutan.
Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menegaskan, kemitraan ASEAN dan Amerika Serikat (AS) harus menjadi kekuatan utama dalam menjaga Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan inklusif. Ia juga mendesak AS menjamin perdagangan yang adil dan saling menguntungkan dengan blok Asia Tenggara.
Pernyataan ini ia sampaikan dalam ASEAN-US Post Ministerial Conference (PMC) yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia
“Amerika Serikat adalah mitra untuk pertumbuhan dan juga mitra untuk perdamaian bagi ASEAN. Kita ingin kerja sama ini tidak hanya berdampak di atas kertas, tapi dirasakan nyata oleh rakyat,” ucap Sugiono dalam pernyataannya, dikutip Jumat (11/7/2025).
1. Penguatan kerja sama Indo-Pasifik

Sugiono menyambut baik semakin kuatnya kehadiran ASEAN di AS, terutama lewat pembentukan ASEAN–US Centre di Washington DC pada 2023, serta dukungan bipartisan terhadap ASEAN Act. Keduanya dinilai akan memperkuat dialog strategis dalam menghadapi dinamika kawasan Indo-Pasifik.
“Stabilitas Indo-Pasifik bergantung pada komitmen kolektif terhadap hukum internasional. Konsistensi AS dalam menerapkan prinsip ini akan memperkuat kepercayaan dan kredibilitas bersama,” kata dia.
2. ASEAN desak AS hapus hambatan tarif dan nontarif

Isu perdagangan juga menjadi sorotan utama Menlu Sugiono. Ia mendorong agar AS semakin aktif mendukung perdagangan yang terbuka, adil, dan berkelanjutan, khususnya melalui mekanisme seperti ASEAN-US Trade and Investment Framework Arrangement (TIFA).
“ASEAN ingin kerja sama ekonomi ini berdampak langsung bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Hambatan tarif dan nontarif harus dikaji ulang demi mendorong pertumbuhan yang setara,” serunya.
Terlebih, ASEAN-US PMC diselenggarakan usai Presiden AS Donald Trump memberikan enam negara ASEAN. yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Kamboja. dan Laos melalui surat tarif. Lewat surat yang ditujukan kepada setiap kepala negara, Trump masih memberikan waktu untuk melakukan negosiasi dalam beberapa pekan, sebelum tarif diimplementasikan pada 1 Agustus mendatang.
3. Kemitraan ASEAN-AS: Pilar keseimbangan kawasan dan global

Pada akhir pernyataannya, Sugiono menyatakan harapannya agar kemitraan ASEAN-AS terus berkembang sebagai pilar utama dalam membentuk arsitektur kawasan yang adil, aman, dan sejahtera.
“Kemitraan ini harus jadi mercusuar pertumbuhan inklusif dan tanggung jawab bersama, baik di Indo-Pasifik maupun secara global,” ucap dia.