Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas setelah kelompok tersebut melakukan serangan di wilayah selatan Israel pada 7 Oktober. Tel Aviv mengatakan, 1.200 orang tewas dan 240 lainnya disandera dalam insiden tersebut.
Israel kemudian menanggapinya dengan melancarkan serangan besar-besaran di wilayah Gaza. Otoritas kesehatan di wilayah tersebut mengatakan, sedikitnya 17.700 orang dipastikan tewas akibat serangan Israel, sementara ribuan lainnya hilang dan diperkirakan tewas di bawah reruntuhan.
Konflik ini juga telah memaksa sekitar 1,9 juta warga Gaza meninggalkan rumah mereka. Dengan sedikitnya bantuan yang diperbolehkan masuk ke wilayah tersebut., mereka harus menghadapi krisis makanan, air, dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya.
“Situasi ini dengan cepat memburuk menjadi sebuah bencana dengan potensi dampak yang tidak dapat diubah lagi bagi rakyat Palestina secara keseluruhan dan bagi perdamaian dan keamanan di kawasan ini,” kata Guterres.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) sekali lagi memberikan dukungannya kepada Israel, dengan memveto usulan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.
Selain itu, Washington juga mendorong penjualan darurat amunisi tank senilai lebih dari 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,5 triliun) ke Israel, dilansir Associated Press.