Australia Bebaskan Pasangan Gay Asal Arab Saudi

Keduanya tinggalkan Arab Saudi karena takut tidak selamat

Canberra, IDN Times - Dua laki-laki gay asal Arab Saudi yang ditahan di Australia sudah bebas dalam waktu berbeda. Pada Selasa (17/12) Alison Battisson, pengacara pasangan tersebut, mengatakan kepada AFP bahwa klaim suaka mereka juga sedang dalam proses.

Publik hanya mengetahui mereka diidentifikasi sebagai Sultan dan Nassar. Keduanya berprofesi sebagai jurnalis dan memutuskan untuk pergi ke Australia pada Oktober lalu dengan memakai visa wisata.

Imigrasi setempat melakukan penahanan setelah tahu keduanya berniat untuk mendapatkan status kependudukan permanen. Sejak itu, Sultan dan Nassar menghabiskan waktu mereka di kamp detensi imigrasi.

1. Salah satunya pernah bekerja kepada pemerintah Arab Saudi

Australia Bebaskan Pasangan Gay Asal Arab SaudiKeluarga Arab Saudi menonton film dokumenter di tembok Masmak Museum, dekat bekas lokasi eksekusi yang diubah menjadi tempat pertunjukan budaya, berjudul "Riyadh's Pulse" di Riyadh, Arab Saudi, pada 6 Desember 2019. Foto diambil tanggal 6 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Ahmed Yosri

Australia membebaskan Nassar pada Jumat (13/12), sedangkan karena alasan birokrasi, Sultan baru menghirup udara bebas pada Selasa (17/12). "Mereka benar-benar sudah bebas sekarang," kata Battisoon.

Nassar dan Sultan memilih meninggalkan Arab Saudi karena faktor keselamatan. Sultan merupakan jurnalis yang pernah bekerja dengan Kementerian Media di negaranya, termasuk membela pemerintahnya di hadapan wartawan-wartawan asing.

Akan tetapi, otoritas lokal mulai mencurigai bahwa dia punya hubungan dengan Nassar -- sesuatu yang dianggap ilegal oleh kerajaan Islam itu. Ia mengaku pernah diinterogasi karena dituduh membocorkan sejumlah dokumen rahasia. Sultan sendiri membantahnya.

Baca Juga: Pasangan Gay di Singapura Diizinkan Adopsi Seorang Anak 

2. Mereka kabur dari Arab Saudi untuk menyelamatkan diri

Australia Bebaskan Pasangan Gay Asal Arab SaudiSenator Crossbench Jacqui Lambie berbicara saat debat soal kebijakan imigrasi di ruang Senat Dewan Parlemen di Canberra, Australia, pada 4 Desember 2019. (ANTARA FOTO/AAP Image/Lukas Coch/via REUTERS)

Dilansir dari The Guardian, walau ia harus merahasiakan hubungannya dengan Nassar, Sultan sempat mengaku "mencintai" kehidupannya di Arab Saudi, termasuk "membantu citra kerajaan di luar negeri dengan memastikan media asing memotret negara itu dengan adil dan akurat".

"Namun, setelah ditarget secara tidak adil oleh Kementerian Media dan pengurus keamanan negara, saya tak punya pilihan lain selain meninggalkan kerajaan dan mencari suaka di tempat lain," jelasnya.

3. Keduanya menyesalkan perlakuan yang diterima di Australia tak berbeda dengan di Arab Saudi

Australia Bebaskan Pasangan Gay Asal Arab SaudiRaja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud bertemu dengan Perdana Menteri Qatar dan Menteri Dalam Negeri Syeikh Abdullah bin Nasser bin Khalifa Al Thani dalam KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-40 di Riyadh, Arab Saudi, pada 10 Desember 2019. ANTARA FOTO/Saudi Press Agency/Handout via REUTERS

Tujuan keduanya untuk mendapatkan perlindungan di Australia pupus setelah imigrasi menempatkan mereka di kamp detensi. Mereka mengaku pernah beberapa kali diancam dengan kekerasan oleh penghuni detensi lainnya. Penjaga juga melakukan intimidasi.

"Kami kabur agar tidak ditahan secara sepihak dan dipenjara tanpa alasan, hanya sampai di Australia dan mendapati diri kami di dalam penjara," ujar Sultan. "Kami menerima ancaman itu di Arab Saudi, tapi tak pernah benar-benar terjadi sampai kami tiba di sini."

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Amnesty Internasional: Stop Kriminalisasi Tentara Gay di Korea Selatan

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya