Diplomasi Hallyu: 9 dari 10 Fans K-Pop Ingin Kunjungi Korea Selatan

Apakah kamu juga?

Seoul, IDN Times - Keberhasilan Korea Selatan dalam melakukan diplomasi budaya mulai tampak nyata. Dalam sebuah survei yang dipublikasikan pada akhir Oktober 2019 lalu, diketahui bahwa 9 dari 10 penggemar K-Pop mengaku ingin berkunjung ke Korea Selatan di masa depan.

Dilansir dari kantor berita Yonhap, survei oleh Korea Tourism Organization (KTO) tersebut melibatkan 12.663 penggemar K-pop di 111 negara. Sebanyak 89,8 persen di antaranya berkata bahwa mereka punya mimpi bisa menginjakkan kaki di negara itu. Hallyu atau Korean Wave pun merambah ke berbagai sudut dunia.

1. Popularitas K-Pop berdampak terhadap sektor pariwisata Korea Selatan

Diplomasi Hallyu: 9 dari 10 Fans K-Pop Ingin Kunjungi Korea SelatanPenggemar anggota boyband K-pop Korea Selatan BIGBANG G-Dragon berkumpul di luar pangkalan tentara saat mereka menunggunya keluar dari tentara di Yongin, Korea Selatan, pada 26 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Heo Ran

"Popularitas K-Pop meningkatkan kunjungan ke Korea," kata seorang pejabat KTO. Contohnya, dari 86,8 persen yang mengaku bahwa K-Pop mempengaruhi keinginan untuk pergi ke Korea Selatan, 76,4 persennya berharap ini bisa terwujud dalam kurun waktu setahun.

Karena K-Pop menjadi senjata pamungkas dalam memperkenalkan nama Korea Selatan ke panggung dunia, maka tak heran bila ada paket pariwisata khusus yang akan memanjakan para penggemar dari seluruh dunia.

2. Penggemar bisa mendatangi studio-studio tempat para selebritis K-Pop tampil

Diplomasi Hallyu: 9 dari 10 Fans K-Pop Ingin Kunjungi Korea SelatanAnggota kelompok 'Super M' menghadiri konferensi pers di Seoul, Korea Selatan, pada 2 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Heo Ran

Oleh karena itu, seperti dilansir dari Lonely Planet, ada agensi pariwisata yang secara spesifik membidik pasar penggemar K-pop. Misalnya, HaB Korea yang secara eksklusif menawarkan paket-paket tur untuk mereka yang tertarik melihat lokasi-lokasi budaya di Seoul.

Salah satu yang jadi tujuannya adalah studio-studio milik Mnet TV yang populer sebagai tempat tampilnya para selebritis K-Pop ternama.

Berdasarkan situs english.visitseoul.net fans K-pop juga bisa mengunjungi SMTOWN@coexartium yang memamerkan cerita sukses agensi SM dan para artisnya seperti Girls Generations dan EXO.

Baca Juga: Seksisme dan Voyeurisme Mendalam di Korea Selatan

3. Penggemar BTS bisa mampir ke K-STAR Road

Diplomasi Hallyu: 9 dari 10 Fans K-Pop Ingin Kunjungi Korea SelatanAnggota boyband K-pop Korea Selatan BIGBANG G-Dragon memberi hormat setelah keluar dari tentara di Yongin, Korea Selatan, pada 26 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Heo Ran

Sementara itu, menurut survei KTO, artis K-Pop paling terkenal di dunia adalah BTS (36,1 persen). Secara berurutan selanjutnya adalah EXO (10,4 persen), Super Junior (8,2 persen), Big Bang (5,6 persen), dan Shinhwa (3 persen). Di urutan keenam adalah penyanyi solo IU (2,7 persen).

Bagi penggemar mereka, Korea Selatan menawarkan kunjungan ke K-STAR Road yang menjadi lokasi pusat perbelanjaan dari segala produk berkaitan dengan para artis tersebut. Di area ini juga banyak kafe-kafe trendi Seoul. Jika para penggemar beruntung, mereka bisa saja berpapasan dengan artis-artis K-Pop.

4. Jepang dan Tiongkok paling merasakan dampak Diplomasi Hallyu

Diplomasi Hallyu: 9 dari 10 Fans K-Pop Ingin Kunjungi Korea SelatanPenggemar anggota boyband K-pop Korea Selatan BIGBANG G-Dragon berkumpul di luar pangkalan tentara saat mereka menunggunya untuk keluar dari tentara di Yongin, Korea Selatan, pada 26 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Heo Ran

Dua negara yang paling merasakan dampak diplomasi Korea Selatan tersebut adalah Jepang dan Tiongkok. Contoh terkini adalah program waralaba Produce 101 yang berasal dari Korea Selatan dan sangat populer di negara itu sejak pertama kali muncul pada 2016. Kesuksesannya melahirkan idol seperti Kang Daniel dan Ong Seong-wu.

Tak perlu menunggu lama, Produce 101 versi Tiongkok pun muncul. Baru-baru ini, Jepang juga mengikuti langkah tersebut. Padahal, secara politik, Jepang dan Korea Selatan sering memiliki hubungan tidak baik. Namun, ini tidak mengakhiri keinginan anak-anak muda Jepang untuk bisa sesukses para artis K-Pop.

Salah satunya adalah dengan mengikuti pendidikan di Acopia School yang berlokasi di Seoul. Di sini, para pemuda Jepang belajar caranya menjadi bintang K-Pop.

"Saya mungkin dikritik karena saya orang Jepang, tapi saya ingin berdiri di panggung dan membuat [orang Korea Selatan] tahu bahwa orang Jepang juga bisa sekeren itu," kata seorang pelajar kepada The Independent.

5. Pemerintah bekerja sama dengan agensi hiburan Korea Selatan untuk mendorong Diplomasi Hallyu

Diplomasi Hallyu: 9 dari 10 Fans K-Pop Ingin Kunjungi Korea SelatanAnggota boyband K-pop Korea Selatan BIGBANG G-Dragon pergi setelah resmi keluar dari tentara di Yongin, Korea Selatan, pada 26 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Heo Ran

Keberhasilan Korea Selatan itu bisa dikatakan terwujud berkat kerja sama antara pemerintah dan agensi hiburan yang semakin meluaskan pengaruh Diplomasi Hallyu. Dilansir dari CNN, pada 2011 saja KTO dilaporkan membayar SM Entertainment sebesar USD264.000 (saat ini sekitar Rp3,7 miliar) untuk mengadakan konser di Prancis.

Tujuannya tak hanya mempromosikan industri hiburan Korea Selatan, tapi juga mendorong kunjungan wisatawan asing ke sana. Prancis dipilih karena menurut survei KTO terhadap 3.775 penggemar K-Pop, sebanyak 9 dari 10 berharap bisa berkunjung ke Korea Selatan. 

Bahkan, BTS mendobrak batasan bahasa dan budaya dengan mengadakan konser akbar di Arab Saudi pada pertengahan Oktober lalu. Mereka adalah artis non-Arab pertama yang sukses tampil di Stadion Internasional King Fahd, Riyadh. Sebanyak 30.000 penggemar hadir di sana, baik laki-laki mau pun perempuan.

Jeff Benjamin, kolumnis The New York Times, menyebut ada yang spesial dengan BTS. Ini juga berlaku pada banyak grup K-pop. Mereka sanggup mengombinasikan nyanyian, tarian dan berbagai aksi menghibur lainnya sehingga penggemar dari internasional merasa dekat.

"Banyak sekali konten tambahan, elemen-elemen yang membuat orang bersemangat terhadap musik mereka sehingga mereka mampu melampaui batasan bahasa. Bahasa tidak sepenting lagu itu sendiri," tulisnya.

Baca Juga: Kisah Kontroversial 'Kim Ji-young, Born 1982' adalah Realita di Korsel

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya