Donald Trump Tiba di Inggris Setelah Cemooh Wali Kota London

Trump sebut Sadiq Khan sebagai "pengecut yang sangat dingin"

London, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah tiba di Inggris pada Senin waktu setempat (3/6). Menurut Gedung Putih, Trump akan berada di Inggris selama tiga hari ke depan. Kedatangan Trump dan Ibu Negara Melania sendiri disambut oleh Ratu Elizabeth.

Kunjungan Trump ke Inggris ini sangat menarik perhatian. Bukan hanya karena komentarnya tentang Brexit, tapi juga cuitannya soal Wali Kota London Sadiq Khan. Hanya beberapa jam sebelum mendarat, ia mengirimkan cuitan yang berisi cemoohan. Menurut Trump, Khan adalah seorang "pengecut yang sangat dingin".

1. Ratu Elizabeth menerima Trump di Buckingham Palace

Usai mendarat menggunakan helikopter di taman Buckingham Palace, Trump ditemui oleh Pangeran Charles dan istrinya. Mereka pun berjalan melewati taman dan menuju teras bagian barat dari istana tersebut. Di sana, Ratu Elizabeth sudah menanti untuk menyambut.

BBC melaporkan bahwa Trump akan berbincang dengan anggota kerajaan. Ia juga akan membicarakan tentang perubahan iklim dan masalah yang menimpa perusahaan teknologi asal Cina, Huawei, dengan Perdana Menteri Theresa May.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Jatuh di Tengah Ancaman Tarif Trump

2. Trump mencemooh Khan setelah Wali Kota London itu berkomentar soal kunjungannya

Trump memang dikenal jarang sekali mengadopsi etiket kepala negara dalam hubungan internasional. Meski berdekatan dengan waktunya mendarat di Inggris, ia masih sempat untuk menyerang Khan melalui Twitter dan menyamakannya dengan Wali Kota New York, Bill de Blasio, yang ia anggap musuh.

Ia menulis: "@SadiqKhan, yang dari segala aspek telah melakukan pekerjaan yang sangat buruk sebagai Wali Kota London, sudah bersikap "menjijikkan" secara bodoh terhadap Presiden Amerika Serikat yang akan berkunjung, yang sejauh ini merupakan aliansi paling penting bagi Kerajaan Inggris."

Trump melanjutkan: "Dia adalah seorang pengecut yang sangat dingin yang seharusnya fokus pada kejahatan di London, bukan saya...Khan begitu mengingatkan saya pada Wali Kota NYC yang sangat bodoh dan tidak kompeten, de Blasio, yang bekerja sangat buruk--hanya separuh tingginya."

"Di segala acara, saya menantikan saat menjadi seorang teman luar biasa bagi Kerajaan Inggris, dan saya sangat menantikan kunjungan ini. Mendarat sekarang!" tambahnya.

3. Serangan itu datang setelah Khan berkomentar tentang kunjungan Trump

Donald Trump Tiba di Inggris Setelah Cemooh Wali Kota Londontwitter.com/SadiqKhan

Sang Wali Kota melakukan wawancara eksklusif dengan SkyNews dan ditayangkan di hari yang sama dengan kedatangan Trump. Khan mengingatkan pemerintah Inggris bahwa meski Amerika Serikat adalah rekan strategis, tapi tidak seharusnya ada perlakuan istimewa bagi Trump.

"Saya kira penting bagi kami untuk memiliki hubungan yang baik dengan rekan terdekat, dan penting bagi rekan kami untuk berada di sini untuk peringatan D-Day yang ke-75 tahun; kami harus punya hubungan baik dengan Amerika Serikat - tapi saya pikir kami tak seharusnya menggelar karpet merah untuknya," kata Khan.

Bagi Khan, kebijakan-kebijakan Trump sejak menjabat "penuh dengan kebencian dan sangat buruk". Ia mengatakan,"Banyak sekali hal tentang kebijakan-kebijakan Presiden Donald Trump yang merupakan antitesis dari nilai-nilai kami di London, juga nilai-nilai kami sebagai sebuah negara".

4. Trump secara terbuka mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa

Donald Trump Tiba di Inggris Setelah Cemooh Wali Kota Londontwitter.com/RoyalFamily

Sebelumnya, Trump turut mengomentari drama Brexit yang membuat May harus mundur dari posisinya. Menurut Trump, Inggris memang harus keluar dari Uni Eropa dan pemimpin Partai Brexit, Nigel Farage, wajib diikutkan dalam proses negosiasi. Ia juga mendukung mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, sebagai pengganti May.

Dukungan Trump itu bagai gayung bersambut. Ini karena Partai Brexit mendapatkan suara mayoritas di Inggris pada Pemilu Parlemen Uni Eropa pada akhir Mei lalu. Johnson juga merupakan sosok yang sangat keras mengkritik May meski keduanya adalah anggota Partai Konservatif.

Baca Juga: Partai Sayap Kanan Berjaya di Pemilu Uni Eropa

Topik:

Berita Terkini Lainnya