Jadi Kasus Coronavirus Pertama di Korsel, 1 Warga Tiongkok Diisolasi

Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Seoul, IDN Times - Otoritas Korea Selatan mengonfirmasi kasus coronavirus jenis baru yang pertama di negara tersebut. Lembaga Pencegah dan Pengendali Penyakit setempat (KCDC) melaporkan ditemukannya seseorang yang terjangkit virus itu pada Senin (20/1).

Coronavirus jenis baru tersebut pertama kali muncul di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir 2019 lalu. Pemerintah Wuhan baru saja mengumumkan adanya korban tewas ketiga yang menderita pneumonia akibat terinfeksi virus yang mirip dengan penyebab Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) itu.

1. Warga yang terjangkit virus tersebut berasal dari Tiongkok

Jadi Kasus Coronavirus Pertama di Korsel, 1 Warga Tiongkok Diisolasi

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in memberikan pidato Tahun Baru di Istana Kepresidenan Blue House di Seoul, Korea Selatan, pada 7 Januari 2020. ANTARA FOTO/Yonhap via REUTERS

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis KCDC dan dikutip Reuters, pasien yang terkena virus adalah seorang perempuan berusia 35 tahun. Ia berkewarganegaraan Tiongkok dan terbang dari Wuhan lalu mendarat di Bandara Internasional Incheon, Seoul, pada Minggu (19/1).

Begitu mendarat, ia langsung diisolasi karena menunjukkan tanda-tanda demam tinggi, sulit bernapas, serta gejala-gejala lain. Seperti dilaporkan kantor berita Yonhap, saat ini pasien itu sedang dirawat di sebuah rumah sakit setempat.

WHO sendiri mengungkap di situs resmi lembaga itu bahwa belum ada bukti virus bisa bertransmisi antar manusia. Selama penyelidikan, masih ada dugaan bahwa coronavirus berkaitan dengan salah satu pasar di Wuhan yang ditutup pada 1 Januari 2020 lalu.

2. Sebelumnya, muncul kasus yang sama di Jepang dan Thailand

Ilustrasi di dalam sebuah bandara. unsplash.com/Artur Tumasjan

Korea Selatan menjadi negara ketiga di luar Tiongkok yang melaporkan adanya kasus coronavirus jenis baru. Sebelumnya, pada 15 Januari, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang mengungkap adanya satu kasus yang sama yang diimpor dari Wuhan.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Pasien adalah seorang laki-laki berusia antara 30 sampai 39 tahun dan tinggal di Jepang. Ia sempat pergi ke Wuhan pada akhir Desember dan mulai menderita demam pada 3 Januari 2020 saat masih berada di sana. Namun, ia tak mengunjungi pasar hasil laut atau yang menjual binatang apa pun di Wuhan.

Thailand juga melaporkan dua kasus coronavirus. Salah satu pasien adalah perempuan 70-an tahun yang terbang dari Wuhan ke Bangkok pada minggu lalu. Tes medis menunjukkan bahwa ia terinfeksi. Menteri Kesehatan Thailand, Sukhum Karnchanapimai, mengatakan ia sudah diisolasi begitu tiba di Bangkok.

3. Muncul dugaan jumlah kasus sebenarnya lebih banyak

Penumpang berjalan di stasiun kereta kota penghasil batubara Hegang, provinsi Heilongjiang, timur laut Tiongkok, pada 3 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Ryan Woo

Di Wuhan sendiri dilaporkan ada lebih dari 190 kasus coronavirus jenis baru tersebut. Dalam perkembangan terakhir, kota-kota lain seperti Beijing dan Guangdong juga menemukan indikasi warga terinfeksi virus yang sama.

Namun pakar penyakit sampar dari Imperial College di Inggris, Profesor Neil Ferguson, menduga kasus sebenarnya lebih besar. Ia mengestimasi kurang lebih ada 1.700 kasus di seluruh Wuhan. Dugaannya didasarkan pada begitu cepatnya virus tersebut menyebar, termasuk sampai ke Thailand dan Jepang.

"Mungkin sekali bahwa munculnya coronavirus baru telah menyebabkan lebih banyak kasus penyakit pernapasan sedang dan akut secara substantial dibanding yang saat ini dilaporkan," kata Ferguson dalam sebuah laporan yang dipublikasikan di situs resmi Imperial.

"Wuhan bisa mengekspor tiga kasus ke negara-negara lain mengimplikasikan bisa saja ada lebih banyak kasus dibandingkan yang sudah diungkap," tambahnya. Bandara Internasional Wuhan sendiri melayani 19 juta penumpang, tapi hanya 3.400 orang yang bepergian ke negara lain.